Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Tip Keuangan bagi Keluarga Muda

Membina keluarga baru dengan pasangan yang dicintai pastilah membahagiakan. Meski sedang hangat-hangatnya memadu kasih dan penuh romantisme, namun ada hal penting yang harus dipikirkan dan disiapkan oleh para keluarga baru apalagi yang masih muda, yaitu keuangan keluarga. Tak bisa dipungkiri bahwa keuangan menjadi salah satu pondasi bagi kehidupan keluarga. Sebab itu, harus dipersiapkan secara matang agar mampu memenuhi segala kebutuhan dan mencapai kemandirian finansial di masa mendatang.

Kebutuhan keluarga pastilah berbeda dengan kebutuhan saat masih sendiri. Kepala keluarga berkewajiban untuk memenuhi segala kebutuhan seluruh anggota keluarganya, baik dirinya sendiri, istri, maupun anak-anaknya. Tentu akan lebih banyak pengeluaran. Maka dari itu, perlu adanya pengelolaan keuangan yang baik agar setiap kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik pula.

Bagaimana mengelola keuangan keluarga? Pada prinsipnya pengelolaan keuangan keluarga ataupun pribadi sama saja, yakni dengan membuat anggaran. Anggaran merupakan ‘kata kunci’ dari keberhasilan pengelolaan keuangan, asalkan disiplin dalam realisasinya.

1. Cara membuat anggaran

Membuat anggaran sebenarnya bukanlah pekerjaan sulit. Anda hanya perlu mengidentifikasi berbagai jenis biaya yang menjadi pengeluaran keluarga setiap bulannya, baik biaya tetap maupun variabel. Dalam membuat anggaran, sesuaikanlah dengan kebutuhan keluarga Anda. Pastikan Anda membuat pilihan keuangan yang sehat sehingga tidak mudah terjebak dengan utang, mampu mengurangi biaya, dan tentunya menghemat uang. Dengan demikian, Anda bisa menyisihkan sebagian dari gaji untuk ditabung bahkan berinvestasi.

Anggaran dapat dibuat secara manual maupun digital menggunakan spreadsheet atau aplikasi khusus yang tersedia di Google Play. Proses pembuatan atau penyusunan anggaran pada prinsipnya sama saja, yakni mengumpulkan penghasilan dan mengklasifikasi pengeluaran. Detailnya sebagai berikut.

  • Kumpulkan penghasilan

Pastikan Anda telah menyiapkan buku catatan atau aplikasi speadsheet dalam ponsel pintar Anda. Kumpulkan penghasilan yang dimiliki keluarga Anda, yakni dari gaji berdua apabila istri juga bekerja. Jika keluarga Anda memiliki passive income dari sumber lainnya bisa juga ditambahkan. Catatkan total penghasilan bulanan tersebut pada bagian atas lembar kerja atau catatan keuangan keluarga Anda.

  • Identifikasi pengeluaran

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi pengeluaran yang menjadi beban keuangan keluarga setiap bulan. Pengeluaran ini bisa diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan pengeluaran keluarga yang jumlahnya tetap setiap bulan, misalnya cicilan motor, mobil, rumah, atau yang lainnya, premi asuransi, dan sebagainya. Catat pengeluaran yang tetap sama setiap bulan pada bagian Biaya Tetap.

Pengeluaran keluarga tentu tak hanya biaya tetap saja, tetapi juga biaya variabel. Biaya variabel mencakup pengeluaran keluarga yang jumlahnya berubah-ubah setiap bulan. Misalnya saja biaya listrik, gas, belanja bahan makanan, pemeliharaan kendaraan, belanja baju, hiburan, laundry, bensin, paket data seluler, dan lainnya. Catatkan rincian ragam biaya variabel pada bagian Biaya Variabel di bawah Biaya Tetap.

  • Hitung sisa penghasilan

Pastikan Anda telah menjumlahkan total penghasilan, biaya tetap, dan juga biaya variabel. Untuk total biaya tetap dijumlahkan dengan total biaya variabel sehingga diketahui total anggaran untuk pengeluaran keluarga setiap bulan. Setelah itu, kurangi total penghasilan dengan total pengeluaran. Jika hasilnya positif, maka artinya terdapat sisa penghasilan yang bisa dialokasikan sebagai tabungan. Namun apabila yang terjadi sebaliknya, maka Anda harus menyesuaikan kembali angka-angka pada biaya variabel agar total pengeluaran tidak melebihi total penghasilan yang dimiliki keluarga Anda.

Bagian tersulit dalam pembuatan anggaran adalah realisasinya. Tak sedikit keluarga yang ‘kebobolan’ dalam merealisasikan anggaran, yang sering kali justru pengeluaran aktual lebih besar dari anggarannya. Sebab itu, pantau terus anggaran Anda dengan melakukan pengecekan terhadap pengeluaran aktual setiap minggu. Pastikan bahwa pengeluaran aktual tetap berada dalam parameter anggaran Anda.

2. Tip menyiapkan uang untuk bayi

Salah satu tujuan berkeluarga adalah berkembang biak. Artinya setiap keluarga baru apalagi pasangan muda yang masih produktif pasti menanti kehadiran sang buah hati. Kehadiran anak dalam keluarga tentu saja memberikan kebahagiaan tersendiri baik bagi pasangan muda maupun keluarga besarnya. Namun, harus pula disadari bahwa kehadiran anak akan berpengaruh pada keuangan keluarga. Artinya, pengeluaran keluarga akan bertambah sebab adanya kebutuhan baru yang harus dipenuhi, yakni kebutuhan sang buah hati.

Meski menambah kebutuhan, namun kehadiran bayi di tengah-tengah keluarga muda tentu saja bukan merupakan beban yang harus disingkirkan. Di sini, orang tua baru harus bijak dan pandai-pandai dalam mengatur keuangan keluarganya. Jangan sampai kebutuhan sang buah hati tidak terpenuhi apalagi terabaikan. Untuk itu, keluarga muda perlu menyiapkan dana yang cukup untuk menyambut kehadiran sang buah hati tercinta. Berikut ini tipnya.

  • Berikan ASI eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) merupakan gizi terbaik bagi bayi. Seluruh nutrisi yang dibutuhkan bayi ada dalam ASI. Tak hanya menutrisi bayi, menyusui juga mampu mempererat ikatan batin antara sang ibu dengan bayinya. Hal yang menggembirakan lagi, dengan memberikan ASI eksklusif yakni menyusui bayi selama 6 bulan pertama akan dapat menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang mahal. Dalam satu bulan, seorang bayi bisa menghabiskan kurang lebih 800 gram susu formula, tergantung dari pola konsumsi dan kebutuhannya. Bayi laki-laki cenderung menyusu lebih kuat dibandingkan bayi perempuan, sehingga kebutuhannya akan susu lebih banyak. Sekotak susu formula ukuran 400 gram saja harganya sudah cukup mahal. Bayangkan jika ternyata bayi Anda membutuhkan susu formula lebih dari 2 kotak setiap bulannya, tentu akan menguras kantong Anda. Sebab itu, menyusui menjadi salah satu cara untuk menghemat dan menekan pengeluaran.

  • Buat makanan bayi sendiri

Setelah usia bayi menginjak 7 bulan, maka kebutuhan akan nutrisi semakin banyak dan beragam. ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Oleh sebab itu, bayi mulai membutuhkan makanan pendamping ASI. Nah, Anda bisa menghemat pengeluaran dengan membuat makanan bayi sendiri. Tak perlu khawatir, karena banyak variasi makanan bayi yang resepnya bertebaran di internet.

  • Beli baju bayi secukupnya

Bayi butuh baju, itu tidak bisa dipungkiri. Namun, bukan berarti Anda harus membelikannya satu lemari untuk bayi Anda. Sebab, semua itu pemborosan dan tidak ada gunanya. Bayi Anda akan tumbuh dan berkembang. Artinya, ukuran tubuhnya akan semakin besar seiring dengan waktu dan pertumbuhannya. Belilah baju bayi secukupnya, sehingga Anda bisa menghemat uang atau setidaknya menyimpannya untuk membeli baju bayi lagi setelah ukuran tubuhnya semakin besar.

  • Tak perlu membeli sepatu bayi

Sebenarnya bayi tidak membutuhkan sepatu, toh dia belum bisa berjalan. Bahkan sepatu sering kali dianggap sebagai gangguan saat anak belajar berjalan. Biarkan bayi Anda bertelanjang kaki. Jika Anda ingin membawanya keluar, maka pakaikanlah kaos kaki. Jadi, Anda tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli sepatu bayi yang harganya cenderung mahal.

3. Tip menyiapkan dana untuk masa depan anak

Biaya pendidikan setiap tahun mengalami peningkatan. Bahkan peningkatannya tak sebanding dengan peningkatan gaji sebagai sumber penghasilan utama di banyak keluarga. Meskipun demikian, orang tua tidak memiliki banyak pilihan, sehingga mau tidak mau harus menerima tingginya biaya pendidikan tersebut, jika ingin memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Untuk itu, orang tua harus mulai merencanakan pendidikan anak sejak dini. Berikut tip menyiapkan dana untuk masa depan anak.

  • Investasi sejak dini

Investasi tidak harus menunggu tua apalagi menunggu anak beranjak dewasa. Justru saat usia muda dan baru membangun keluarga baru merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi. Mengapa? Di saat tersebut, kebutuhan keluarga belum terlalu banyak dan menyita gaji Anda, sehingga peluang untuk berinvestasi masih terbuka lebar. Sebaliknya, di usia tua atau anak sudah beranjak dewasa, peluang Anda untuk melakukan investasi justru semakin kecil karena banyak kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi.

Pilih jenis investasi yang tidak terlalu berisiko, seperti reksa dana, emas, sukuk, dan lainnya. Namun, jika Anda telah cukup berpengalaman dalam investasi, maka bisa mencoba ‘bermain’ saham. Intinya, investasi yang dilakukan, hasilnya dapat dimanfaatkan untuk membiayai kehidupan keluarga di masa mendatang, termasuk menyiapkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak Anda.

  • Membuka rekening tabungan pendidikan

Tabungan pendidikan dapat membantu Anda untuk menyiapkan dana pendidikan anak di masa mendatang. Sifat dari tabungan pendidikan ini tidak seperti tabungan pada umumnya, karena dana tidak bisa ditarik sewaktu-waktu, tetapi hanya bisa dilakukan saat jatuh tempo saja. Sebab itu, harus ada komitmen dan disiplin diri dari orang tua untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk disimpan ke dalam rekening tabungan pendidikan. Saat tiba masanya nanti, yakni ketika anak telah memasuki jenjang pendidikan tinggi, Anda sebagai orang tua tidak lagi dipusingkan dengan biayanya.

  • Hindari kebiasaan memanjakan anak

Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Namun hal tersebut bukan berarti harus memanjakan anak dengan membelikan segala sesuatu yang serba mahal dan menuruti semua yang menjadi keinginannya. Sikap tersebut tidaklah bijak dan tanpa disadari orang tua justru melemahkan anak dalam membentuk sikap mandiri. Anak akan terus-menerus bergantung pada orang tua. Bahkan dampak buruk lainnya yang bisa timbul adalah anak akan mudah membenci orang tua ketika tak mampu memenuhi keinginan mereka.

Didiklah anak menjadi pribadi yang sederhana, meskipun secara materi dan finansial keluarga Anda terbilang kaya. Sebab, anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan apa yang Anda tanamkan kepada mereka. Jika Anda memanjakan anak dengan kemewahan, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang materialistis. Sebaliknya, apabila Anda menanamkan kesederhanaan dan kemandirian pada anak sejak dini, maka mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan percaya diri.

Dari sisi finansial, mendidik anak secara sederhana tentu juga akan berpengaruh pada pengeluaran keluarga yang bisa ditekan. Artinya, Anda tidak perlu membelikan segala sesuatu yang mahal untuk memenuhi kebutuhan anak, karena yang dibeli bukanlah merek dagang suatu barang, melainkan fungsi atau manfaat dari barang tersebut.

 

4. Tip menghemat pengeluaran keluarga

Berapa pun uang yang Anda miliki akan cepat habis jika dibelanjakan seluruhnya bahkan ketika waktu gajian masih lama. Alhasil, Anda akan kekurangan dana saat pertengahan bulan, karena sudah dihabiskan di awal bulan. Maka dari itu, penting untuk mengatur keuangan keluarga agar bisa dilakukan penghematan.

Menghemat uang keluarga bukan hal yang mustahil. Selama Anda memiliki kemauan, hal tersebut bisa diwujudkan. Tak perlu bingung, karena Anda cukup menerapkan tip menghemat pengeluaran keluarga seperti berikut.

  • Sisihkan minimum 20% dari gaji

Sebelum dialokasikan untuk pos-pos pengeluaran, sisihkan setidaknya 20% gaji Anda untuk disimpan. Penghematan harus dilakukan di awal, karena jika dilakukan di akhir, maka akan sulit untuk mewujudkannya. Abaikan uang yang telah disisihkan tersebut, sehingga Anda tidak akan tergoda untuk menggunakannya selama realisasi anggaran yang telah ditetapkan masih berjalan. Pertahankan uang tersebut sampai waktu gajian berikutnya tiba, sehingga Anda tidak perlu lagi menggunakannya dan dapat disimpan sebagai tabungan.

  • Gunakan kartu debit, bukan kartu kredit

Kartu kredit memang sangat praktis dan senantiasa menggoda untuk digunakan. Abaikan godaannya karena itu akan menjerumuskan Anda dalam jeratan utang yang tak berkesudahan. Kebanyakan orang berpikir berbelanja dengan kartu kredit dapat meringankan beban pengeluaran bulanan. Jangan salah, justru beban pengeluaran Anda akan bertambah pada bulan berikutnya. Apalagi jika Anda tidak segera melunasi tagihannya, tetapi hanya melakukan pembayaran minimal saja. Penggunaan kartu kredit memang terasa ringan di awal tetapi akan sangat berat di akhir.

Pastikan Anda menggunakan kartu debit ketika berbelanja. Dengan kartu debit, Anda akan berpikir dua kali untuk membeli begitu banyak barang yang entah dibutuhkan atau tidak. Artinya, penggunaan kartu debit justru akan menjadi perisai bagi Anda dan keluarga untuk tidak berlaku boros.

  • Atur belanja bahan makanan

Pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi menjadi pos pengeluaran yang menyita penghasilan paling besar. Tak heran jika banyak keluarga yang boros dalam urusan makanan. Untuk menyiasatinya agar bisa dilakukan penghematan, bawalah daftar barang yang akan dibeli sehingga Anda tidak salah dalam membeli barang atau bahkan membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan. Dengan membuat daftar barang yang akan dibeli, aktivitas belanja akan lebih terorganisir.

Menjalani kehidupan keluarga meski masih terbilang baru tetap harus memperhatikan urusan finansial. Pastikan penghasilan lebih besar dari pengeluaran sehingga ada bagian yang disimpan untuk mempersiapkan kehidupan keluarga yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam memberikan yang terbaik bagi anak. Pengelolaan keuangan keluarga yang sehat akan melibatkan upaya penghematan, agar ‘operasional’ kehidupan keluarga tetap berjalan dengan baik

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang tip keuangan bagi keluarga muda, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Kalau Mau Jadi Milyader, Harus Mulai dari Mana?
Menghindari Jebakan Hutang
Strategi Menabung Sesuai dengan Kondisi Ekonomi
6 Cara Menjadi Kaya Ala Orang Yahudi
Cara Mengatur Keuangan Saat Dimensia Datang
Agar Bisa Menabung, Hindari Beli Barang Berikut
7 Akibat Penundaan pada Kondisi Keuangan Kita
Skill Keuangan yang Harus Diajarkan Ke Anak
Mencari Uang Tambahan bagi Penulis Freelance
Persiapan Menghadapi Krisis Keuangan Pribadi


Bagikan Ke Teman Anda