Tips Mengelola Keuangan Selama Lockdown
Pandemi Covid-19 menimbulkan ‘kekacauan’ yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Wabah penyakit ini telah menyita perhatian internasional sejak awal tahun 2020 karena mengakibatkan situasi darurat kesehatan masyarakat. Penyebarannya yang begitu masif mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat di hampir seluruh negara di dunia.
Tak hanya menimbulkan kedaruratan di bidang kesehatan, dampak dari pandemi Covid-19 ini juga dirasakan di sektor ekonomi dan keuangan. Pertumbuhan ekonomi turun, transaksi dan perputaran keuangan melambat, dan ketidakpastian bisnis. Hal ini diperparah dengan kebijakan menutup wilayah yang dikenal dengan istilah lockdown yang dilakukan oleh sebagian besar otoritas setiap negara terdampak pandemi guna mencegah penyebarannya.
Lockdown berarti membatasi bahkan melarang mobilitas masyarakat. Akibatnya, ruang gerak masyarakat untuk bekerja dan mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pun terbatas. Hal ini tentu saja menjadikan beban keuangan masyarakat semakin berat. Tak sedikit bisnis tumbang, yang diikuti dengan pemotongan gaji bahkan pemutusan hubungan kerja.
Pandemi Covid-19 entah kapan akan berakhir. Di tengah-tengah ketidakpastian ini, hidup tetap harus terus berjalan. Artinya, Anda harus tetap memenuhi kebutuhan hidup meski sumber keuangan berkurang. Sebab itu, Anda harus pandai-pandai mengelola keuangan selama kebijakan lockdown diterapkan. Berikut tipsnya.
- Evaluasi likuiditas jangka pendek
Penerapan lockdown atau penguncian wilayah di sebagian negara berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Di Indonesia sendiri juga diterapkan penguncian wilayah dengan berganti-ganti istilah mulai dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), PSBB Mikro, hingga yang terbaru PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Jika penyebaran dan potensi risiko dinilai masih terlalu besar, penerapan penguncian wilayah bisa saja diperpanjang dan berlangsung selama berbulan-bulan.
Situasi seperti ini penuh dengan ketidakpastian. Oleh sebab itu, Anda perlu menjaga likuiditas keuangan agar cukup untuk membiayai kelangsungan hidup dalam jangka pendek. Pada situasi seperti sekarang ini, dana darurat sebesar pengeluaran enam bulan memiliki peranan penting dan bisa menjadi ‘penyelamat’ kehidupan Anda.
Dana darurat tersebut harus disimpan dalam wujud aset likuid seperti uang tunai, dompet digital, rekening tabungan, giro, atau utang jangka pendek. Untuk mengevaluasi likuiditas keuangan jangka pendek, Anda harus melihat dan mengkalkulasi pengeluaran bulanan yang berhubungan dengan bahan makanan, obat-obatan, sewa, tagihan listrik, dan pengeluaran rutin lainnya.
- Manfaatkan kartu kredit secara bijak dan disiplin
Kartu kredit dianggap sebagai ‘jebakan’ keuangan bagi sebagian orang. Sebab, fasilitas dan kemudahan yang diberikan sering kali menjebak pemegangnya untuk terus bertransaksi, tanpa mempertimbangkan besar tagihannya nanti. Namun, apabila kartu kredit dimanfaatkan secara bijak dan disiplin, bisa menjadi solusi sementara di kala keuangan sedang menurun.
Pastikan Anda memanfaatkan kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan, bukan keinginan. Anda bisa menggunakan fasilitas diskon kartu kredit untuk belanja online bahan makanan dan kebutuhan lain di platform e-commerce. Ada beberapa kartu kredit yang menyediakan fasilitas konversi ke cicilan untuk pembelanjaan dengan nominal tertentu. Jika kartu kredit Anda memiliki fasilitas tersebut, Anda bisa memanfaatkannya. Satu hal penting yang harus diperhatikan yakni hindari penggunaan kartu kredit untuk pembelian barang-barang yang tidak penting, yang tidak Anda butuhkan.
- Hindari pembelian panik dan menimbun barang
Di masa pandemi, hal yang paling penting untuk dilakukan adalah menjaga diri agar tetap aman dari Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengonsumsi makanan bergizi. Meski demikian, jangan mudah terpancing situasi dengan melakukan panic buying atau pembelian barang secara panik, karena takut terjadi kelanggaan barang yang Anda butuhkan.
Tetaplah tenang dan membeli barang sesuai dengan yang dibutuhkan. Anda juga tidak perlu menimbun barang untuk mengantisipasi kenaikan harga di kemudian hari. Sebab, hal ini justru akan membuat Anda mengeluarkan uang secara berlebihan, sehingga membebani keuangan Anda. Dengan menimbun barang, Anda juga menyulitkan orang lain yang bisa jadi lebih membutuhkan barang tersebut.
- Ciptakan sumber pendapatan alternatif
Kebanyakan orang hanya mengandalkan satu sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya dari pekerjaan atau bisnis. Ketika pekerjaan hilang atau bisnis tumbang, pendapatan tentu juga akan berkurang bahkan hilang. Untuk menghindari hal ini terjadi, Anda perlu menciptakan sumber pendapatan alternatif dengan memanfaatkan investasi, pengetahuan, kreativitas, jaringan, dan keterampilan dimiliki. Ketika sumber pendapatan alternatif melebihi pendapatan utama, Anda bebas secara finansial, dan inilah waktu yang tepat untuk berinvestasi.
- Digitalisasi keuangan Anda
Ketika lockdown, orang-orang terpaksa tinggal di rumah. Kegiatan dan mobilitas sangat dibatasi bahkan untuk berbelanja barang-barang kebutuhan pokok sekali pun. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melakukan transaksi keuangan lain seperti membayar tagihan listrik, sewa, pajak, dan sebagainya, harus dilakukan secara online.
Oleh sebab itu, mulailah digitalisasi keuangan Anda. Artinya, Anda perlu memiliki akses online ke rekening tabungan Anda di bank untuk membayar semua transaksi yang dilakukan. Anda bisa menginstal aplikasi mobile banking atau dompet digital seperti LinkAja, OVO, GoPay, iSaku, atau lainnya di smartphone Anda.
Dengan digitalisasi keuangan, Anda bisa tetap memenuhi kebutuhan bertransaksi meski hanya di rumah saja. Anda bisa membeli makanan dan barang-barang kebutuhan lain secara online. Demikian pula dengan pembayaran tagihan seperti sewa, cicilan pinjaman, kartu kredit, listrik, dan lainnya.
- Tinjau rencana dan target tabungan Anda
Ternyata menabung tidak hanya sekadar menyimpan uang saja, tetapi juga harus disertai dengan strategi, yang nantinya akan membantu menentukan cara terbaik untuk mengelola uang Anda. Anda harus tahu apa tujuan Anda menabung. Dengan begitu, Anda akan senantiasa termotivasi untuk menyisihkan sebagian pendapatan Anda agar bisa segera mencapai tujuan tersebut.
Di masa pandemi ini, Anda perlu meninjau rencana dan target tabungan Anda. Jika sebelumnya Anda menabung dengan tujuan untuk membeli smartphone baru, maka tujuan tersebut bisa disesuaikan dengan kondisi Anda saat ini. Apakah membeli smartphone baru penting dilakukan saat wabah penyakit masih merajalela, atau perlukah dialihkan untuk kebutuhan dan kepentingan lainnya yang lebih mendesak.
Jika Anda memiliki kemandirian dan kebebasan finansial, di mana sumber keuangan Anda tidak terdampak oleh adanya pandemi ini, maka Anda bisa saja menggunakan uang tabungan sesuai dengan tujuan awal. Namun, apabila keuangan Anda terdampak oleh pandemi Covid-19, maka tinjau ulang rencana keuangan Anda, dan alihkan ke hal-hal yang lebih mendesak atau darurat.
Pengelolaan keuangan secara benar dan tepat adalah penting, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Sebab, banyak orang yang terdampak sehingga beban keuangannya dirasa semakin berat, bahkan terpuruk karena harus mengalami pemotongan gaji, kehilangan pekerjaan, atau bisnis yang kolaps.
Maka dari itu, bijak dan disiplin dalam membelanjakan uang serta membatasi pengeluaran sangatlah penting. Tak hanya itu, dengan adanya pandemi ini, kita sama-sama menyadari bahwa kesehatan adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya. Jadi, pastikan Anda tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan, menjaga jarak aman, memakai masker, dan mengonsumsi makanan bergizi.
Artikel Terkait
- Kerugian Membeli Apartemen, Jangan Tergoda Prestis Semata
- Alasan Pinjam Uang yang Buruk, Lebih Baik Hindari!
- Perbedaan APR vs APY
- Apa Itu Harga Pokok Penjualan?
Demikianlah artikel tentang tips mengelola keuangan selama lockdown, semoga bermanfaat bagi Anda semua.