Apa itu Kebijakan Moneter? Definisi Kebijakan Moneter
Istilah kebijakan moneter pasti sangat akrab di telinga semua orang. Kebijakan moneter sering disebutkan dalam pembahasan ekonomi, politik, dan pemberitaan di media. Apa sebenarnya kebijakan moneter itu? Apa tujuan dibuatnya kebijakan moneter dan apa saja instrumen kebijakan moneter?
Definisi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter sendiri adalah kebijakan yang dibuat oleh bank sentral (yaitu Bank Indonesia) agar stabilitas mata uang dapat terjaga. Untuk menjaga stabilitas mata uang, biasanya yang dilakukan oleh sebuah negara adalah mengendalikan inflasi, membuka lowongan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Arti dari kebijakan moneter juga bisa ditemukan di dalam UU No.3 tahun 2004. Di dalam undang-undang disebutkan bawa kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah rupiah yang beredar (JJB) dan suku bunga (BI Rate? Repo Rate).
Sementara itu, ahli ekonomi M. Natsir mengatakan bahwa kebijakan moneter yang termasuk ke dalam ekonomi makro juga memiliki sasaran-sasaran yang sifatnya makro. Misalnya pertumbuhan ekonomi negara, persediaan lowongan kerja, keseimbangan neraca pembayaran, dan stabilitas harga.
Tujuan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang diambil oleh penguasa sebuah negara bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan negara tersebut. Tujuan besar dari diambilnya sebuah kebijakan moneter adalah tercapainya kestabilan dalam ekonomi makro.
Kebijakan moneter juga bukan sesuatu yang kaku dan statis, namun harus terus berubah dan bergerak sesuai dengan kondisi ekonomi negara yang bersangkutan. Berikut ini adalah tujuan dari kebijakan moneter yang dilakukan oleh pemerintah.
- Mengedarkan uang di masyarakat sebagai alat tukar, sekaligus mengendalikan jumlah uang yang beredar.
- Mempertahankan keseimbangan kebutuhan likuiditas perekonomian dengan stabilitas tingkat harga.
- Melakukan distribusi likuiditas optimal untuk mencapai tetumbuhan ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor.
- Membantu pemerintah dalam melaksanakan kewajiban yang tidak terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal.
- Menjaga kestabilan ekonomi dengan cara mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan barang dan jasa dengan ketersediaannya di masyarakat.
- Menjaga kestabilan harga yang dihasilkan dari interaksi antara jumlah uang yang beredar di masyarakat dengan jumlah barang yang tersedia.
- Mencegah terjadinya inflasi.
- Peningkatan kesempatan kerja yang dapat dicapai melalui kestabilan ekonomi. Dengan adanya kestabilan ekonomi, diharapkan pengusaha akan semakin terdorong untuk berinvestasi sehingga memperluas kesempatan kerja pada masyarakat.
- Meningkatkan ekspor dan mengurangi impor untuk memperbaiki neraca perdagangan negara.
Fungsi Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter berkaitan dengan negara, sehingga memiliki tujuan akhir yang makro yaitu meningkatkan kondisi perekonomian suatu negara. Fungsi dari kebijakan moneter bagi negara antara lain adalah:
- Membuka banyak lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.
- Mengontrol terjadinya inflasi.
- Menjaga kestabilan harga barang dan jasa.
- Meningkatkan neraca pembayaran.
- Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
- Menjaga kestabilan nilai tukar mata uang.
- Menjaga iklim investasi sebuah negara.
Instrumen Kebijakan Moneter
Jika melihat tujuan dari kebijakan moneter di atas, satu sama lain sebenarnya berkaitan. Namun bukan berarti semua tujuan tersebut mudah dicapai. Pada kenyataannya, mewujudkan semua tujuan dari kebijakan moneter adalah suatu hal yang sulit, oleh sebab itu wewenang dalam membuat kebijakan moneter di Indonesia diserahkan pada Bank Indonesia sebagai bank sentral, bersama dengan Menteri Keuangan.
Untuk mencapai kebijakan moneter di atas, diperlukan instrumen yang tepat. Ada 2 jenis instrumen yang bisa digunakan yaitu instrumen langsung dan instrumen tidak langsung.
1. Instrumen Langsung
Instrumen langsung bertujuan mengendalikan jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kebijakan bank. Ada 4 jenis instrumen langsung yang dapat digunakan, yaitu:
-
- Penetapan jumlah maksimum kredit bagi nasabah yang disalurkan melalui perbankan.
- Menetapkan suku bunga pinjaman atau simpanan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
- Menetapkan rasio likuiditas, yaitu kewajiban bank umum untuk memelihara mata uang dan menggalang dana untuk membiayai anggaran pemerintah.
- Mengutus bank umum untuk memberikan kredit pada sektor tertentu bagi masyarakat.
2. Instrumen Tidak Langsung
Jika instrumen langsung bersentuhan dengan kebijakan bank, maka instrumen tidak langsung bekerja dengan mempengaruhi sasaran operasional yang diinginkan oleh bank sentral. Terdapat 3 jenis instrumen tidak langsung dalam kebijakan moneter di Indonesia, yaitu:
-
- Kebijakan Operasi Pasar Terbuka. Yaitu kebijakan jual beli surat berharga yang dilakukan oleh bank sentral untuk mempengaruhi likuiditas rupiah di pasar uang. Kebijakan ini akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga, dan nilai tukar.
- Kebijakan Diskonto atau discount facility dilakukan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Caranya dengan menetapkan diskonto pada pinjaman bank sentral pada bank umum. Semakin tinggi angka diskonto yang ditetapkan, maka semakin rendah pula jumlah uang yang beredar di masyarakat.
- Kebijakan Cadangan Kas atau Reserve Requirements dilakukan melalui kebijakan bank umum untuk menurunkan atau meningkatkan cadangan kas. Cadangan kas ini bisa berupa giro, deposito, tabungan, sertifikat deposito, dan berbagai jenis tabungan lainnya.
- Dorongan Moral adalah kebijakan yang dilakukan bank sentral untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Bank sentral mengeluarkan pidato, pengumuman, dan himbauan yang ditujukan pada bank umum dan pelaku ekonomi lainnya. Isi dari pengumuman tersebut adalah larangan untuk menahan pinjaman atau melepaskan tabungan.
- Kredit Ketat merupakan kebijakan untuk mengawasi uang yang beredar di masyarakat. Melalui kebijakan ini, bank umum boleh meminjamkan dana pada masyarakat, namun harus didasarkan pada syarat yang ketat dari bank sentral. Biasanya kebijakan ini diambil saat terjadi inflasi.
Artikel Terkait
- Definisi Credit Baloon/Kredit Baloon/Kredit Balon/Ballon Payment
- Apa itu Beta Coeffecient? Definisi Beta Coefficient
- Apa itu Reverse Stock Split? Definisi Reverse Stock Split
- Apa itu Capital Expenditure? Definisi Capital Expenditure
Demikianlah artikel tentang apa itu kebijakan moneter dan definisi kebijakan moneter, semoga bermanfaat bagi Anda semua.