Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa Itu Kohlberg Theory? Kajian Lengkap dari Latar Belakang, Tahapan Hingga Kriteria Perkembangan Moral

Ketika bicara soal moral dalam kajian teori, nama Kohlberg tidak bisa dilepaskan. Dirinya adalah orang yang berhasil mengembangkan teori perkembangan moral yang masih digunakan sampai sekarang. Moral atau sikap maupun perilaku individu berdasarkan nilai hukum sesuai lingkungan sekitar. Artinya, individu bisa dikatakan memiliki suatu teori moral ketika hidup dengan mentaati aturan sesuai hukum di wilayah tempat tinggalnya.

Lawrence Kohlberg berpendapat jika tahapan dari perkembangan moral bisa dilihat dari tinggi atau rendahnya teori moral suatu individu sesuai perkembangan penalarannya. Teori yang kemudian dikenal sebagai Kohlberg theory ini menunjukkan bahwa setiap tindakan moral bukanlah hasil dari sosialisasi. Bukan juga suatu pelajaran yang didapatkan dari kebiasaan yang berkaitan dengan norma budaya.

Latar Belakang Kohlberg Theory

Kohlberg yang juga dikenal sebagai psikolog ternama ini turut menyelidiki berbagai struktur dari proses berpikir yang jadi dasar perilaku moral. Menurut Kohlberg, ada begitu banyak tingkatan yang berlangsung secara bersamaan di setiap kebudayaan masyarakat tersebut.

Berdasarkan simpulan yang dimaksud bisa dikatakan bahwa tingkat dari Kohlberg theory ini adalah ukuran tinggi rendahnya moral suatu individu berdasarkan proses penalaran bukan perbuatan moral.

Secara garis besar, Kohlberg theory memiliki pandangan, penalaran moral adalah dasar perilaku etis. Nah, setiap dasar perilaku yang dimaksud memiliki stadium perkembangan sesuai tingkatan yang telah teridentifikasi seperti berikut ini.

1. Tahapan moral pra konvensional

Di tahapan pertama ini, seseorang yang terlihat begitu tanggap terhadap segala aturan budaya sekitar. Misalnya seperti, aturan salah dan benar atau baik dan buruk. Individu tersebut juga akan mengaitkan segala aturan yang ada sesuai akibat yang bakal dihadapi atas tindakan yang dilakukan nanti.

Individu yang dimaksud juga turut menilai aturan yang ada sesuai kekuatan fisik yang memberlakukan aturan tersebut. Nah, di dalam tahapan pra konvensional ini terbagi lagi jadi dua masa yang berbeda, di antaranya:

    • Punishment & obedience orientation

Di dalam masa satu ini, individu akan menganggap seluruh konsekuensi yang timbul akibat perbuatan tertentu tidak melihat sisi dari individu manapun. Artinya, setiap perbuatan yang tidak memiliki konsekuensi apapun, tidak akan dianggap sebagai sesuatu yang buruk.

    • Hedonistic orientation

Berbeda dengan hedonistic orientation yang juga dikenal sebagai masa instrumental relativist orientation ini, suatu tindakan bakal dikatakan benar jika mampu memenuhi kebutuhan diri sendiri ataupun individu lain. Bisa juga saat tindakan yang dilakukan tidak merugikan pihak manapun. Pada masa seperti ini, hubungan setiap individu akan digambarkan sebagai hubungan yang saling terkait atau timbal balik yang dianggap sangat penting.

2. Tahapan konvensional

Tahapan berikutnya menurut Kohlberg theory adalah perkembangan dalam tahapan moral konvensional. Di dalam tahapan ini, setiap pemenuhan akan harapan suatu kelompok ataupun masyarakat dianggap sebagai bentuk perbuatan terpuji.

Setiap perbuatan yang dilakukan tidak akan dikaitkan dengan konsekuensi apapun yang muncul nantinya. Namun, di tahapan ini sangat dibutuhkan loyalitas dan tindakan yang tepat sesuai harapan pribadi maupun sosial.

Bukan itu saja, usaha dari setiap individu dalam mendapatkan, mendukung, ataupun menjalin hubungan yang baik dengan diri sendiri dan individu lain sangat ditekankan. Namun perlu diketahui, masa konvensional seperti ini juga terbagi lagi seperti berikut:

    • Interpersonal concordance

Masa yang juga disebut sebagai good boy or good girl orientation ini memiliki suatu pandangan tertentu. Salah satunya, perbuatan yang dianggap bermoral merupakan suatu perbuatan menyenangkan, diakui, ataupun diterima individu lain. Dengan demikian, setiap individu bakal berusaha sekeras mungkin demi membahagiakan individu lain supaya dianggap bermoral.

    • Law & order orientation

Pada masa law and order orientation ini pandangan setiap individu selalu terarah pada pemenuhan aturan, otoritas, dan berbagai upaya guna menjaga ketertiban sosial. Setiap tindakan bermoral bakal dianggap sebagai tindakan yang arahnya tertuju pada penghormatan suatu otoritas, pemenuhan kewajiban, ataupun pemeliharaan ketertiban sosial.

3. Tahapan post konvensional

Di masa satu ini, ada usaha yang muncul pada diri suatu individu demi menentukan norma dan juga prinsip moral. Tentu saja, norma dan prinsip tersebut dilengkapi validitas tanpa mengaitkannya dengan otoritas individu atau kelompok tertentu. Di dalam tahapan ketiga dari Kohlberg theory ini terdapat dua masa lain, yaitu:

    • Legalistic, sosial contract orientation

Kohlberg menyatakan, di masa ini terdapat kematangan moral cukup tinggi. Sebab, setiap perbuatan yang akhirnya dianggap bermoral adalah perbuatan yang bisa merefleksikan berbagai hak individu. Selain itu, perbuatan yang bermoral selalu dianggap memenuhi ukuran yang telah diuji kritis dan dijadikan kesepakatan bersama oleh kelompok atau masyarakat secara luas.

    • Orientation of universal ethical principles

Pada masa tertinggi satu ini, moral yang dianggap benar tak harus dibatasi hukum dan aturan suatu kelompok ataupun masyarakat. Melainkan hal tersebut dibatasi kesadaran tiap individu sesuai prinsip etis. Pasalnya, prinsip semacam itu dianggap lebih baik, luas, dan juga abstrak sehingga mampu mencakup prinsip umum seperti persamaan HAM, keadilan, dan sebagainya.

Kohlberg Theory Tak Mengenal Karakter Tradisional

Kohlberg secara terang-terangan menolak konsep karakter tradisional atau pendidikan normal berdasarkan pemikiran bahwa terdapat seperangkat kebajikan. Baik itu kesabaran, kejujuran, ataupun lain sebagainya yang jadi landasan perilaku bermoral. Sebab, konsep yang dimaksud tidak akan mampu membimbing suatu individu untuk mengerti dan memahami kebajikan mana yang memang benar-benar baik untuk diikuti.

Itulah alasan mengapa Kohlberg theory mengajukan pendekatan klasifikasi pada pendidikan normal yang bertentangan dari asumsi. Artinya, tak ada satupun jawaban benar terhadap persoalan moral. Akan tetapi, dalam praktiknya terdapat norma yang memang penting untuk dijadikan dasar berpikir dan juga bertindak.

Kohlberg Theory Memiliki Kriteria Moral Tersendiri

Lawrence Kohlberg juga sempat mengklaim, teori yang dilontarkannya mengenai perkembangan moral bukan hanya jadi ilmu psikologi secara umum tetapi juga tentang filsafat moral. Kohlberg theory ini menyatakan, tak sekadar bertindak sesuai fakta yang ada tetapi juga berpikir secara objektif dibandingkan masa sebelumnya yang menggunakan kriteria moral tertentu.

Itulah ulasan singkat mengenai apa itu Kohlberg theory yang masih sangat berpengaruh dalam dunia psikologi. Semoga bermanfaat.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu Kohlberg Theory, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Contoh Surat Balasan Kunjungan
Surat Balasan Izin Observasi / Surat Keterangan Izin Observasi
Contoh Surat Izin Observasi
Contoh Surat Permohonan Izin Peminjaman Tempat
Contoh Surat Balasan Peminjaman Tempat
Contoh Surat Balasan Penawaran Barang
Contoh Surat Balasan Penawaran Jasa
Contoh Surat Balasan Penawaran Kerjasama
Contoh Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian
Contoh Surat Balasan Izin Penelitian


Bagikan Ke Teman Anda