Istilah Oversubcribed Dalam IPO Saham
Initial Public Offering (IPO) merupakan proses dimana perusahaan meningkatkan modal ekuitas dengan menawarkan saham kepada publik untuk pertama kalinya (go public). Sebelum IPO, perusahaan dianggap sebagai perusahaan swasta. Yang mana bisnisnya telah berkembang namun dengan jumlah pemegang saham yang sedikit. Dan IPO menjadi langkah besar sebuah perusahaan untuk semakin tumbuh dan berkembang.
Setelah menjadi IPO atau go public, perusahaan resmi terdaftar di bursa saham, dan sahamnya dapat diperdagangkan secara publik. Para investor dapat mengakses saham dalam IPO, baik secara langsung maupun melalui broker.
Setiap IPO yang terdaftar mengeluarkan sejumlah saham tertentu yang dialokasikan untuk kategori investor yang berbeda. Kategori ini termasuk investor ritel atau individu, investor institusional yang memenuhi kualifikasi, dan investor non institusional.
Jika Anda sering mengikuti berita seputar perusahaan yang go public, maka Anda mungkin pernah menemukan istilah “Oversubcription IPO”.
Oversubcription dalam IPO saham adalah hal yang umum terjadi selama peluncuran IPO. Oversubcribed IPO merupakan sebuah situasi dimana jumlah saham yang ingin dibeli investor lebih banyak dari jumlah saham yang tersedia di bursa. Sederhananya, oversubcription terjadi ketika jumlah saham yang dipasok oleh perusahaan tidak cukup untuk memenuhi permintaan investor.
Katakanlah sebuah perusahaan datang dengan IPO yang menawarkan 10 lakh saham kepada investor ritel. Dan 50.000 investor masing-masing mengajukan 100 saham. Total permintaan disini adalah 50 lakh saham, sedangkan perusahaan hanya dapat menyediakan 10 lakh saham. Dalam kasus ini, perusahaan tersebut telah mengalami oversubcribed IPO sebanyak 5 kali di segmen investor ritel.
Saat terjadi oversubcribed IPO, maka pengalokasian saham ditentukan dengan aturan yang di tetapkan oleh Securities and Exchange Board of India (SEBI). Berdasarkan dengan kategori investor yang telah ditentukan yaitu Investor Ritel atau Individu (RII), Investor Institusi yang memenuhi kualifikasi (QIB), dan Investor Non Institusi, maka pengalokasian saham berbeda-beda untuk setiap kategori. Yang mana 50% saham dialokasikan untuk investor institusi yang memenuhi kualifikasi, dan hampir 35% saham dialokasikan untuk investor ritel atau individu.
Proses pengalokasian saham saat terjadi oversubcribed dalam IPO
- Pengalokasian untuk Investor Ritel atau Individu (RII)
Menurut SEBI, jika IPO mengalami kelebihan permintaan (oversubcribed) dalam kategori RII, maka total saham yang tersedia dibagi dengan ukuran lot minimum, setidaknya satu lot minimum. Ini akan membantu dalam menentukan jumlah investor RII yang akan dialokasikan saham.
Saat jumlah aplikasi lebih dari jumlah lot yang tersedia, maka tidak akan ada aplikasi yang diberikan lebih dari satu lot. Hal ini untuk memastikan bahwa semua investor memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan jatah saham IPO, terlepas dari jumlah lot yang mereka tawarkan. Dengan kata lain, investor yang hanya menawar satu lot akan diperlakukan sama dengan investor lain yang menawar 10 lot. Dengan cara ini, keadilan dalam pengalokasian saham IPO akan terjamin.
Namun, selalu ada kemungkinan dimana jumlah investor saham melebihi jumlah maksimum saham yang disediakan. Dalam hal ini, jatah lot penawaran minimum ditentukan dengan undian lot. Proses undian dilakukan dengan otomatis dan terkomputerisasi.
- Pengalokasian untuk Investor Institusi yang memenuhi kualifikasi (QIB)
Dalam hal QIB, maka Merchant bank memegang wewenang untuk pembagian saham. Dalam hal apapun, saham akan dialokasikan secara proporsional kepada investor.
Misalnya, jika saham di sebuah perusahaan mengalami oversubcribe sebanyak 4 kali, maka aplikasi sebanyak 10.000.000 saham hanya akan menerima 2.50.000 saham.
- Pengalokasian untuk Investor Non Institusi
Investor non institusi juga dikategorikan sebagai High Net Wort Individuals (HNIs). Jenis investor ini biasanya menawarkan investasi yang besar dalam IPO. Bahkan, lembaga keuangan bersedia memberikan dana kepada HNI untuk berinvestasi dalam IPO.
Meskipun investor jenis ini melakukan investasi dengan jumlah uang yang besar dalam IPO, itu tidak selalu memberi mereka keuntungan dalam memanfaatkan jumlah saham yang tepat sesuai dengan yang mereka ajukan jika terjadi oversubcription.
Misalnya, klien HNI tertentu telah mengajukan 10 lakh saham dan kouta HNI kelebihan permintaan atau oversubcribed sebanyak 150 kali. Maka jumlah saham yang akan didapat klien tersebut hanyalah sebesar 6666. Jumlah ini ditentukan dengan membagi jumlah saham yang diajukan dengan jumlah oversubcribed.
Arti oversubcribed IPO bagi perusahaan
Saat IPO mengalami oversubcribed, perusahaan selanjutnya dapat menawarkan lebih banyak sekuritas, menaikkan harga sekuritas, atau mengkombinasikan keduanya untuk memenuhi permintaan dan meningkatkan lebih banyak modal dalam prosesnya. Ini berarti bahwa mereka dapat mengumpulkan lebih banyak modal dengan persyaratan yang lebih baik.
Artikel Terkait
- Memahami Apa Itu Kegiatan Konsumsi, Ciri dan Manfaatnya
- Apa itu BUMN?
- Apa Itu Pandora Papers?
- Pengertian Perjanjian Bilateral Dan Contohnya
Demikianlah artikel tentang istilah oversubcribed dalam IPO saham, semoga bermanfaat bagi Anda semua.