Arti Harga Eceran Tertinggi (HET)
Dalam skenario perdagangan, sering ditemukan harga barang yang di perdagangkan di pasar di tentukan secara sewenang-wenang oleh produsen. Bahkan, mungkin Anda dapat menemukan dimana pasar di satu kota menjual produk yang sama dengan harga yang berbeda. Ini menjadi hal yang sulit bagi konsumen untuk memeriksa apakah pengecer telah benar-benar menjual produk dengan harga yang sesuai.
Kebingungan dalam hal harga barang menjadi hal yang wajar bagi konsumen. Saat produsen sewenang-wenang menetapkan harga dan konsumen terpaksa membeli barang dengan biaya lebih tinggi, maka pihak produsen akan mendapat banyak keuntungan karena biaya produksi yang sebenarnya sangat rendah.
Berdasarkan aturan berat dan ukuran, semua barang yang dikemas harus memuat informasi penting tertentu tentang isi paket, seperti berat atau volumenya, nama dan alamat produsen, tanggal pembuatan, dan dalam hal paket sembako dicantumkan tanggal kadaluwarsa serta Harga Eceran Tertinggi (HET).
Sebelumnya, apakah Anda semua sudah tahu arti dari Harga Eceran Tertinggi (HET)? Jika belum, mari simak penjelasan berikut.
Harga eceran merupakan harga produk yang dijual di toko eceran, dan menjadi harga akhir produk tersebut karena pelanggan membeli produk tersebut untuk digunakan sendiri bukan dijual. Ada perbedaan antara harga eceran, harga produsen, dan harga distributor. Semua harga berbeda dalam rantai pasokan. Dalam sistem pasar bebas, pengecer akhir akan memiliki pilihan untuk menetapkan harga mereka berdasarkan permintaan dan penawaran mereka.
Saat pengecer memutuskan harga, tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan keuntungan dengan memperhitungkan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen. Produsen dapat menyarankan harga eceran untuk menyelaraskan harga dengan strategi keseluruhan dalam memproduksi produk. Disinilah biasanya pihak produsen menetapkan Harga Eceran Maksimum (HET).
Lebih jelasnya, HET merupakan batas harga suatu produk yang ditetapkan oleh produsen atau distributor pada pengecer. Pengecer di perbolehkan untuk menjual produk dibawah harga HET, dan tidak dianjurkan menjual diatas harga HET.
Harga eceran tertinggi memang agak mirip dengan plafon harga, dalam arti menetapkan batas atas harga suatu produk. Namun, plafon harga biasanya mengacu pada plafon wajib yang diberlakukan oleh otoritas pemerintah atau regulator, sementara Harga Eceran Tertinggi (HET) ini mengacu pada batas atas harga yang disepakati antara produsen/distributor dengan berbagai pengecer.
Tujuan ditetapkannya HET ini adalah untuk memastikan pedagang ecer tidak dapat menjual produk diatas harga wajar. Bisa dibilang, HET dapat membantu meningkatkan kesadaran pelanggan sehingga mereka tidak tertipu oleh pemilik toko yang membebankan harga tidak wajar pada mereka.
Namun, jika HET ditetapkan tidak adil oleh produsen, maka secara langsung akan mempengaruhi daya beli konsumen. Terutama jika produk tersebut merupakan produk kebutuhan.
Karenanya, penting bagi konsumen untuk mengetahui perbedaan antara harga eceran tertinggi dan harga aktual barang. HET yang ditetapkan telah termasuk semua pajak serta biaya produksi, hingga pengecer dapat menjual produk tersebut dibawah harga HET. Bahkan, konsumen dianjurkan untuk selalu mencari pengecer yang menjual dibawah HET karena HET merupakan harga eceran maksimum yang diperbolehkan untuk produk tersebut dan bukan harga yang sebenarnya. Jadi, pengecer dapat mengurangi marginnya yang dibangun ke dalam HET.
Disisi lain, harga aktual suatu produk bisa sekitar 10-15 persen lebih rendah dari HET. Tak jarang, HET yang dicetak sangat tinggi sehingga selisih antara harga jual dan HET bisa mencapai 30-50 persen. Dan merupakan sebuah pelanggaran jika menjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang ditetapkan, karena faktanya harga aktual hanya sekitar 10-15 persen dari HET.
Di Indonesia, produk yang telah diatur HET nya banyak ditemukan pada produk pangan, seperti minyak goreng dengan HET Rp 11 ribu per liter, gula pasir dengan HET Rp 12.500 per kg, dan daging beku dengan HET Rp 80 ribu per kg. Penetapan HET ini memotong keuntungan pedagang sekitar Rp 10 triliun yang selama ini di bebankan kepada masyarakat sebagai konsumen. Selain itu, HET yang ditetapkan juga dianggap dapat mengurangi risiko kenaikan inflasi.
Artikel Terkait
- Apa Itu Bank Digital? Penjelasan Dan Contoh Bank Digital Di Indonesia
- Apa itu Right Issue?
- Apa itu BUMN?
- Apa Itu Pandora Papers?
Demikianlah artikel tentang Harga Eceran Tertinggi (HET), semoga bermanfaat bagi Anda semua.