Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Inilah Alasan Keanggotaan Gym Merupakan Pemborosan

Memiliki postur tubuh ideal, perut six-pack bebas lemak dengan aura yang selalu terlihat segar dan bugar tak hanya menjadi dambaan para perempuan saja, tetapi juga kaum laki-laki. Tubuh yang bugar identik dengan kesehatan, sehingga penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Seseorang yang memiliki tubuh ideal, bugar, dan sehat cenderung lebih gesit dan cekatan. Selain itu, juga lebih mudah fokus dalam bekerja.

Bagaimana menjadi bugar dan sehat? Tentu selain harus menjaga pola makan yang baik, juga harus olahraga secara teratur. Bicara tentang olahraga, banyak orang yang memilih berolahraga di pusat kebugaran atau yang lebih dikenal dengan istilah gym. Banyak alasan yang mendasari, di antaranya adalah:

  • Ketersediaan berbagai peralatan olahraga mulai dari alat fitnes, treadmill, rowing machine, smith machine, cable machine, squat rack, mesin eliptis, lat pulldown machine, pek deck machine, dan lain sebagainya.
  • Adanya instruktur yang siap mendampingi selama berolahraga.
  • Tersedia banyak pilihan kelas latihan yang bisa diikuti seperti dari zumba, yoga, kardio, aerobik, pilates, dan lain sebagainya.

Dengan berbagai layanan dan fasilitas yang ditawarkan gym, tak heran jika banyak orang berbondong-bondong ikut dalam keanggotaan gym. Tujuan mereka adalah untuk berolahraga secara rutin, bahkan jika memungkinkan setiap hari.

Namun menjadi anggota gym tidaklah gratis. Setiap anggota harus sepakat dengan ketentuan keanggotaan dan membayar biaya pendaftaran dan administrasi yang hanya dibayarkan sekali karena umumnya gym menerapkan sistem one price for lifetime. Tentu biaya yang dibebankan tak hanya itu, tetapi ada iuran bulanan atau tahunan yang wajib dibayarkan oleh setiap anggota.

Banyak orang beranggapan bahwa memiliki keanggotaan di gym merupakan investasi kesehatan. Benarkah demikian? Entah disadari atau tidak, keanggotaan gym justru merupakan pemborosan. Sebab para anggota terus membayar iuran setiap bulan atau tahun tanpa memanfaatkan fasilitas dan layanan gym secara maksimal. Berikut alasan yang mampu menunjukkan bahwa keanggotaan gym merupakan pemborosan.

  • Kurangnya komitmen dalam berolahraga rutin

Ketika menjadi anggota baru sebuah gym, di awal Anda pasti memiliki semangat menggebu untuk melakukan olahraga rutin. Bahkan Anda menentukan skedul olahraga di gym, tiga kali seminggu atau bahkan setiap hari dengan durasi waktu tertentu. Saat sedang semangat-semangatnya, bisa jadi Anda langsung mambayar iuran setahun penuh agar bisa berolahraga teratur di bawah pengawasan instruktur atau personal trainer.

Awalnya mungkin terasa begitu menyenangkan untuk mencoba semua kelas dan mesin latihan yang berbeda. Zumba atau latihan kardio tampak mengasyikkan. Tak hanya untuk mencapai tubuh yang bugar tetapi juga postur tubuh ideal.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, Anda mulai malas dan tidak disiplin dengan skedul yang telah ditetapkan sebelumnya. Anda mulai sibuk dengan hal lain dan bermunculan beragam alasan yang menggelayut sehingga skedul olahraga di gym pun menjadi terabaikan. Pekerjaan yang semakin banyak, lelah setelah seharian bekerja, dan jarak rumah dengan gym yang cukup jauh menjadi alasan klasik sebagai tameng ‘rasa malas’ yang mulai muncul dalam diri Anda.

Perubahan mood dalam diri seseorang biasa terjadi dan hal tersebut sangatlah manusiawi. Faktor kelelahan setelah beraktivitas seharian baik di kampus, kantor, bahkan melakukan pekerjaan rumah sekalipun sering kali menurunkan semangat untuk berolahraga di gym. Rebahan atau bahkan meringkuk di sofa tampak lebih nyaman untuk dilakukan daripada berkeringat di gym.

Satu-satunya motivasi Anda untuk melangkahkan kaki ke gym adalah uang iuran yang telah dibayarkan. Di awal mendaftar mungkin Anda memiliki komitmen yang kuat sehingga rela merogoh kocek untuk membayar iuran bulanan bahkan setahun sekaligus. Anda menganggap dengan membayar iuran tersebut secara rutin atau sekaligus, Anda akan terikat dan termotivasi untuk rajin datang ke ­gym.

Namun setelah kontrak ditandatangani dan waktu berjalan beberapa hari dan minggu, semangat Anda pun memudar. Uang iuran yang telah dibayarkan pun tak lagi begitu berharga untuk membangkitkan semangat Anda pergi ke ­gym. Bahkan Anda mungkin merelakan uang tersebut, meski diiringi dengan penyesalan.

Kurangnya komitmen untuk pergi ke gym ini didukung dengan hasil survei Statistic Brain yang dilakukan kepada 5.313 anggota gym di Amerika Serikat. Hasil survei tersebut memperlihatkan bahwa lebih dari 60% anggota gym tidak memanfaatkan keanggotaannya sama sekali. Hanya sebagian kecil saja yang pergi ke gym, itu pun kurang dari seminggu sekali. Artinya, dalam satu bulan anggota hanya pergi dan memanfaatkan keanggotaan gym dua atau tiga kali saja.

  • Belum tentu mendapatkan postur tubuh ideal

Tak bisa dipungkiri bahwa kasus obesitas atau kegemukan menjadi permasalahan kesehatan di banyak negara. Bahkan di Indonesia sendiri, jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan obesitas ini menjadi salah satu alasan orang bergabung dalam keanggotaan gym. Dengan menjadi anggota gym, mereka berharap bisa mengikuti kelas-kelas kebugaran dan memanfaatkan mesin latihan yang berbeda secara lebih leluasa untuk mendapatkan postur tubuh ideal. Apalagi di gym ada instruktur yang siap mendampingi dan memberikan arahan berkenaan dengan fungsi dan manfaat dari setiap gerakan dan latihan yang dilakukan.

Namun mendaftar sebagai anggota gym dengan tujuan untuk menurunkan berat badan apalagi mendapatkan postur tubuh ideal sering kali dianggap naif alias tidak masuk akal. Bahkan jika Anda rajin pergi ke gym tiga kali dalam seminggu sekalipun, belum tentu dapat menurunkan berat badan. Selain harus memiliki jenis latihan yang tepat, penurunan berat badan dan pembentukan postur tubuh ideal harus diiringi dengan pola makan yang sehat.

Hanya mengandalkan latihan kardio tentu tidak akan membawa banyak perubahan pada postur tubuh Anda. Apalagi jika setelah berolahraga di gym, Anda tidak menjaga pola dan menu makanan Anda. Makan makanan yang berlemak, porsi banyak, dan menu makanan yang tidak seimbang tentu akan mengakibatkan timbunan lemak dalam tubuh Anda.

Menu makanan yang bernutrisi penting untuk diperhatikan. Makan makanan yang bervariasi dalam lauk, sayur, dan buah akan dapat berpengaruh pada tubuh. Intinya, pastikan makanan yang Anda konsumsi sehari-hari memiliki gizi seimbang, sehingga mudah dicerna dan menunjang proses metabolisme. Konsumsi makanan bernutrisi seimbang didukung dengan olahraga teratur akan membantu membakar kalori lebih banyak.

Sayangnya, pada kebanyakan orang, olahraga justru mendorong untuk makan lebih banyak. Olahraga hanya kisaran menit tetapi porsi makanan yang dikonsumsi lebih banyak. Alih-alih berat badan turun dan postur tubuh ideal didapatkan, tetapi justru timbunan lemak semakin banyak sehingga menambah berat badan.

  • Salah dalam memilih dan melakukan latihan

Setiap gym pastinya menawarkan berbagai fasilitas dan layanan latihan. Sebut saja yoga, zumba, kardio, angkat berat, aerobik, pilates, dan lainnya. Dari masing-masing latihan tentu memiliki fungsi dan manfaat yang berbeda bagi tubuh. Nah, keanggotaan Anda di gym tidak akan bermanfaat apabila Anda salah dalam memilih dan melakukan latihan.

Kelas-kelas latihan yang ditawarkan oleh gym sebagai program kebugaran memiliki manfaat masing-masing. Anda hanya perlu memilih kelas sesuai dengan kebutuhan. Misalnya Anda ingin menurunkan berat badan, Anda bisa memilih kelas tarian zumba. Zumba merupakan salah satu olahraga yang memadukan gerakan aerobik dengan tarian. Jenis olahraga ini bermanfaat untuk membakar kalori, kesehatan jantung, membentuk tubuh lebih ideal, mengencangkan otot-otot tubuh, dan menurunkan tekanan darah.

Meski memiliki multi-manfaat, namun zumba tentu tidak akan cocok untuk Anda yang ingin melenturkan tubuh dan mengecilkan lingkar pinggang. Untuk tujuan tersebut, Anda harus mengikuti kelas pilates. Demikian pula sebaliknya, apabila Anda ingin menurunkan berat badan, maka zumba lebih efektif dibandingkan dengan pilates. Hal yang sama juga terjadi pada penggunaan mesin-mesin latihan.

Kesalahan dalam memilih kelas dan mesin olahraga, maka tidak akan membawa dampak atau perubahan yang diinginkan. Berlatih dengan mesin olahraga yang sama dari hari ke hari, minggu ke minggu, bahkan bulan ke bulan secara teratur, tidak akan mewujudkan apa yang Anda inginkan, apabila Anda salah dalam memilih kelas atau mesin latihan.

Risiko lain dari kesalahan melakukan latihan adalah cedera. Ada kemungkinan Anda salah dalam mengoperasikan mesin latihan, bisa menyebabkan Anda terluka. Misalnya ketika Anda mengangkat beban yang terlalu berat, padahal sebagai pemula harus melakukannya secara bertahap, maka risiko cedera otot bisa saja terjadi. Apalagi jika di saat Anda latihan tidak didampingi oleh seorang instruktur.

Lantas, untuk apa Anda membayar iuran setiap bulan apabila Anda tidak bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan menjadi anggota di sebuah gym. Bukankah uang Anda hanya akan terbuang sia-sia?

  • Besar iuran tidak sesuai dengan jumlah kunjungan

Memiliki anggota sebanyak-banyaknya merupakan tujuan dari pelaku bisnis gym. Semakin banyak anggota, maka semakin banyak pula pundi-pundi uang yang bisa diperolehnya. Secara biaya keanggotaan gym tak bisa dibilang murah. Untuk biaya pendaftaran dan administrasi yang berlaku sistem one price for lifetime saja kurang lebih berkisar antara Rp 200.000,- hingga Rp 650.000,-. Sementara untuk iuran per bulan kurang lebih antara Rp 300.000,- hingga Rp 625.000,- tergantung kelas yang dipilih.

Iuran keanggotaan gym yang mahal memang sebanding dengan fasilitas dan layanan yang diberikan kepada segenap anggotanya. Biaya operasional gym pun mahal. Mulai dari biaya perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin latihan hingga gaji para instruktur serta karyawan lainnya.

Namun, pernahkah Anda memperhatikan bahwa besar iuran yang dibayarkan setiap bulan sudah sesuai dengan jumlah kedatangan Anda ke gym? Selain itu, apakah Anda pernah mencari tahu iuran per bulan dengan biaya per kunjungan, lebih hemat yang mana?

Bicara tentang uang, Anda harus jeli. Jangan sampai uang Anda terbuang sia-sia tanpa memberikan manfaat apapun. Terlebih keanggotaan gym yang mahal, tetapi sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal.

Olahraga di gym untuk anggota dan bukan anggota mungkin berbeda biayanya. Bisa jadi tanpa membership biayanya lebih mahal dibandingkan dengan yang memiliki membership. Sebenarnya hal tersebut tidaklah menjadi masalah. Intinya, berapa kali Anda sanggup nge-gym dalam satu bulan? Sekali, dua kali, tiga kali, atau lebih?

Jika Anda rutin dan memiliki komitmen tinggi untuk nge-gym secara teratur, maka menjadi anggota gym tentu pilihan yang lebih efektif. Namun apabila sebaliknya, maka membayar untuk setiap kunjungan ke gym akan lebih hemat dibandingkan Anda mendaftar sebagai anggota.

  • Kontrak keanggotaan yang tidak ramah konsumen

Kontrak keanggotaan gym sering kali menjadi area yang tidak pasti dan dinilai tidak ramah konsumen. Artinya, ada ketidakseimbangan hak dan kewajiban antara perusahaan gym dengan konsumen. Misalnya dalam hal pembekuan dan penghapusan keanggotaan gym, di mana perusahaan gym berhak untuk membekukan atau bahkan menghapus keanggotaan seseorang tanpa peringatan atau pemberitahuan sebelumnya. Dengan kata lain, keputusan yang diambil secara sepihak.

Anggota yang keanggotaannya diberhentikan secara sepihak oleh manajemen gym tentu akan kehilangan semua hak istimewanya sebagai anggota. Namun, anggota yang diberhentikan tidak berhak untuk mengklaim pengembalian uang dari biaya-biaya yang telah dibayarkan di muka.

Jika anggota ingin mengakhiri keanggotaannya, maka mereka harus mengajukan permohonan pemutusan keanggotaan minimal sebulan sebelumnya dengan mengisi formulir pembatalan. Dan lagi-lagi, iuran di muka yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan.

Meski dinilai tidak ramah konsumen, namun banyak anggota yang abai dengan isi kontrak dan tetap menandatanganinya tanpa membaca ketentuannya secara detail. Padahal isi kontrak keanggotaan tersebut bisa saja terjadi pada mereka sewaktu-waktu.

Tak heran jika perusahaan gym berusaha menjaring anggota sebanyak-banyaknya. Sebab, dengan semakin banyak anggota, maka akan semakin menambah keuntungan perusahaan. Sayangnya, seiring dengan bertambahnya anggota terkadang tak dibarengi dengan peningkatan layanan yang memadai. Muncul antrian untuk menggunakan alat atau mesin latihan tertentu, peralatan yang rusak, bahkan kamar ganti yang kotor menjadi imbas dari jumlah anggota gym yang semakin banyak.

Mendaftar sebagai anggota gym memang baik. Hanya saja perlu adanya pertimbangan lebih lanjut berkenaan dengan untung yang akan diperoleh atau rugi yang akan ditanggung. Ketika keanggotaan gym tidak dimanfaatkan secara maksimal, jelas akan merugikan secara finansial. Sebab, anggota telah membayar biaya pendaftaran dan administrasi di muka dan dibebani dengan iuran bulanan. Menjadi sehat dan bugar sebenarnya tidak harus nge-gym. Anda bisa memilih olahraga yang murah meriah tapi tetap menyehatkan, seperti joging, berenang, jalan kaki, push-up, sit-up, senam, bersepeda, dan lain sebagainya. Prinsipnya, menjadi sehat dan bugar tidak tergantung dari kemampuan membayar iuran nge-gym, tetapi memanfaatkan waktu untuk berolahraga secara teratur dan menjaga pola hidup sehat.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang alasan keanggotaan gym merupakan pemborosan, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Tips Keuangan untuk Anak Muda
Cara Berhenti Menjadi Orang Biasa Saja Dan Berubah Menjadi Kaya
Tip Finansial untuk Kelas Menengah
Apa Itu Financial Planning?
Pengertian Zakat Tabungan dan Perhitungannya
Cara Mempersiapkan Dana Darurat dengan Baik dan Benar
Apa Itu Pay Yourself First?
Apa itu Tabungan Jenius? Review Tabungan Jenius
Aturan 50/20/30 dalam Anggaran Pengeluaran dan Tabungan
Tips Mengatur Keuangan untuk Generasi Milenial


Bagikan Ke Teman Anda