Kenali Modus Penipuan Menggunakan E-Banking
Internet banking dan mobile banking sudah menjadi hal yang lazim bagi masyarakat perkotaan saat ini. Mobilitas masyarakat kota yang sangat tinggi memang membutuhkan sarana-sarana yang memudahkan mereka. Layanan internet banking dan mobile banking yang disediakan bank memang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi tanpa harus mengunjungi bank secara langsung.
E-banking yang disediakan memang memiliki banyak manfaat. Dari mulai mentransfer uang, melakukan pembayaran cicilan atau tagihan rutin, hingga membeli pulsa atau bahkan saham.
Namun demikian layakan e-banking tetap menyimpan celah yang bisa dimanfaatkan oleh para penjahat. Tentu saja penjahat yang beraksi di sini adalah yang paham dengan teknologi kekinian dan seluk beluk dunia teknologi informasi.
Dari sekian jenis kejahatan yang menggunakan internet sebagai medianya ini bisa dikategorikan ke dalam berbagai modus, antara lain:
1. Pharming
Ini merupakan trik penjahat dengan mengalihkan korban ke sebuah situs palsu yang mirip dengan situs asli. Hacker kemudian mengambil semua data pribadi nasabah yang sudah diinput korban tanpa disadari.
2. Spoofing
Butuh semacam perangkat lunak untuk melakukan cara ini. Perangkat lunak tersebut akan digunakan untuk menutupi identitas asli dan memunculkan data palsu. Tujuannya agar orang lain yang melihat tampilan dari data tersebut menjadi percaya.
3. Keylogger
Cara ini juga membutuhkan sebuah perangkat lunak. Nantinya, perangkat lunak tersebut akan menghapal tombol keyboard yang digunakan untuk memasukkan password yang sudah dilakukan oleh calon korban.
4. Sniffing
Trik kejahatan yang ini termasuk canggih. Pelakunya harus punya pengetahuan yang sangat dalam soal teknologi informasi. Karena cara kerjanya adalah dengan menyadap data yang lalu lalang di dalam sebuah sistem jaringan.
5. Phising
Ini adalah cara yang paling banyak dilakukan para penjahat dalam membobol rekening bank orang lain. Mereka akan mengirimkan email atau SMS pancingan agar korban mau mengirimkan informasi pribadi seperti User ID, PIN, dan nomer rekening. Bahkan ada juga yang meminta nomor kartu kredit lengkap dengan tiga digit nomor kode yang ada di belakang kartu.
Trik yang terakhir inilah yang akan dibahas. Karena memang banyak dilakukan para penjahat dan masih banyak pula orang yang telah menjadi korban. Ketika Anda terkena phising ini, semua dana yang ada di dalam rekening dipastikan ludes. Kalaupun ada yang disisakan hanya sebata nominal minimal yang memang sudah ditentukan oleh bank.
Jika Anda pengguna fasilitas e-banking, baik versi mobile maupun versi PC, harap berhati-hati ketika menerima email atau sms yang mengatasnamakan bank. Biasanya dimulai dengan mengirim notifikasi ada permintaan pergantian password. Padahal, Anda sama sekali belum pernah melakukannya.
Bisa juga tiba-tiba ada notifikasi permintaan OTP atau kode otentifikasi. Dan itu datang tanpa pernah Anda minta, atau karena Anda memang sedang melakukan transaksi. Ini menjadi tanda bahwa rekening Anda sudah menjadi incaran penjahat.
Biasanya, para penipu ini tidak hanya sekali atau dua kali saja mengirimkan notifikasi. Tapi berkali-kali. Bahkan dalam satu minggu bisa lebih dari satu kali ada notifikasi palsu ini.
Ketika Anda berpikir bahwa rekening Anda masih aman karena semua data pribadi e-banking hanya Anda yang tahu, Anda salah besar. Pasalnya, para hacker ini pasti punya beragam cara untuk bisa mendapatkan data-data pribadi tersebut.
Contoh kasus dialami seorang nasabah sebuah bank plat merah. Dia menerima notifikasi phising yang menyebut bahwa nasabah lupa dengan password di akun e-banking miliknya. Padahal, dia sama sekali belum melakukan transaksi apa pun melalui fasilitas e-banking tersebut. Dan pengiriman notifikasi palsu itu berlangsung nyaris setiap hari.
Khawatir terjadi hal buruk dengan rekeningnya, dia segera memindahkan dana ke rekening di bank lain. Dia pun sempat melaporkan hal tersebut ke pihak bank yang bersangkutan. Namun, pihak bank hanya menjawab selama tidak pernah membagikan kode otentifikasi e-banking, rekening nasabah akan tetap aman.
Faktanya, selang sebulan setelah dia menerima notifikasi phising tersebut, pendapatan bulanan yang memang masuk ke rekening tersebut ludes nyaris tanpa sisa. Padahal, dia tidak pernah menggubris semua notifikasi tersebut. Ini menjadi bukti bahwa hacker yang mengincar rekeningnya tak pernah berhenti berusaha hingga bisa mendapatkan data pribadi nasabah.
Modus phising pun tak melulu memakai email atau sms. Ada juga yang menelepon langsung nasabah dengan mengaku sebagai customer service bank tempat menyimpan uang. Biasanya modus ini menyasar nasabah yang keberatan adanya kenaikan biaya dari menggunakan fasilitas tambahan dari bank.
Saat itulah dia kemudian membujuk calon korbannya untuk menyebutkan user-ID dan PIN. Dia berdalih bahwa hal tersebut dibutuhkan untuk memproses pembaruan data nasabah. Ini jelas adalah sebuah upaya penipuan. Karena pihak bank selalu mengingatkan nasabahnya untuk tidak pernah memberi informasi pribadi tersebut kepada siapa pun.
Jika Anda teliti, para penipu ini pasti memakai nomor telepon seluler, bukan telepon tetap. Jika Anda mendapat telepon seperti ini abaikan saja. Ingat, bank tidak pernah meminta kode-kode pribadi yang terkait dengan data rekening nasabah. Kalau ada pihak yang mengaku dari bank dan memaksa Anda untuk menyebutkan data pribadi tersebut, dapat dipastikan mereka adalah kelompok penipu.
Artikel Terkait
- Jangan Mudah Tergiur, Pelajari Modus-modus Penipuan dalam Jual Beli Tokek
- Cara Kerja Modus Ganjal ATM, Waspadalah! Waspadalah!
- Ciri-ciri Investasi Money Games dan Cara Menghindarinya!
- Cara Menghindari Kartu Kredit Dibobol
Demikianlah artikel tentang modus penipuan menggunakan e-banking, semoga bermanfaat bagi Anda semua.