Modus Penipuan Uang Gaib/Uang Soekarno
Pola pikir mayoritas masyarakat Indonesia bisa disebut masih doyan dengan hal-hal yang berbau instan. Dari mulai mie instan hingga kaya secara instan. Poin terakhir inilah yang justru memicu munculnya modus-modus penipuan. Modus penipuan ini terutama menyasar masyarakat yang tipis iman dan ingin kaya atau lebih kaya tapi tak mau kerja keras. Dengan imbuhan hal-hal berbau mistis, penipuan seperti ini pun termasuk sulit diberantas.
Soal uang gaib ini berawal dari sebuah mitos yang kemudian menyebar dari mulut ke mulut. Mitos ini menyebut jika Presiden RI pertama Ir Soekarno punya harta karun yang jumlahnya sangat besar. Konon, menurut mitos, saat Republik Indonesi baru berdiri Soekarno meminta bantuan dari raja-raja di nusantara untuk membiayai pembangunan.
Harta yang dikumpulkan Soekarno ini sangat banyak. Bahkan saking banyaknya sebagian ada di simpan di sejumlah bank di luar negeri. Terutama di bank yang berada di Swiss. Saat Soekarno dilengserkan, dia pun menitipkan harta yang sebagian belum sempat digunakan tersebut kepada 7 orang pilihan.
Harta karun ini baru bisa cair dengan melalui jalur yayasan. Untuk bisa menjadi anggota yayasan ini, jelas tidak gratis. Ada biaya tertentu yang harus dibayarkan dengan iming-iming bisa ikut mencicipi uang Soekarno ini. Dari sini sudah terlihat adanya sebuah modus penipuan yang mengincar masyarakat yang ingin bisa mendapat uang secara cepat.
Untuk mengelabui para korbannya, para penipu ini membuat semacam sertifikat palsu. Sehingga korban akan terpedaya karena menganggap para penipu ini adalah pewaris asli dari harta karun Soekarno. Sehingga mereka rela membayar sejumlah uang demi bisa ikut kecipratan dari simpanan Soekarno.
Modus penipuan ini sudah memakan banyak korban. Seperti yang terjadi di Blitar, Jawa Timur. Seorang perempuan mengaku bisa mencairkan harta Soekarno. Dia bermodalkan ratusan lembar uang dolar pecahan 100 ribu. Sudah tentu ini adalah uang palsu.
Penipu ini mengiming-imingi para calon korbannya uang hingga miliaran rupiah. Uang tersebut berasal dari harta karun milik Presiden pertama RI yang disimpan di luar negeri. Tapi, untuk bisa mencairkan uang tersebut, dia butuh bantuan berupa uang yang ditarik dari para korban.
Tak kurang dari 30 orang yang menjadi korban perempuan penipu ini. Setidaknya dia bisa mengumpulkan dana hampir 2 miliar rupiah. Bermodalkan uang dolar palsu dan puluhan lembar sertifikat aspal, dia bisa meraup uang miliaran dari masyarakat yang masih mau dibodohi dengan cara-cara seperti ini.
Modus lain yang mirip dengan harta karun Presiden Soekarno adalah keberadaan harta gaib. Tidak ada yang bisa menginformasikan siapa pemilik harta gaib ini. Tapi, jumlahnya diklaim sangat besar. Bahkan menurut cerita yang beredar, angkanya tidak bisa dihitung dengan pikiran manusia. Sangat tidak terbatas.
Para pelaku penipuan yang mengaku bisa mengangkat uang gaib ini biasanya bekerja secara berkelompok. Mereka punya tugas dan peran yang berbeda. Ada yang tugasnya mencari korban, ada juga yang bertugas menjalakan ritual, dan ada yang bekerja mencetak uang palsu.
Tapi umumnya, para pelaku penipuan ini punya kemampuan berbicara yang mumpuni. Sehingga mampu membuat para korban percaya untuk memberikan uang yang diminta. Uang ini nantinya akan digunakan untuk melakukan ritual.
Karena uang yang dijanjikan bisa ditarik jumlahnya bisa miliaran rupiah, maka biaya ritual yang dibutuhkan pun bisa jutaaan rupiah. Bahkan dalam beberapa kasus ada yang memberikan dana hingga ratusan juta rupiah, setelah diiming-imingi bisa mendapat hingga puluhan miliar rupiah.
Seperti kasus penipuan dengan modus penarikan uang gaib yang terjadi di Kabupaten Pekalongan awal tahun lalu. Empat korban yang tertarik bisa mendapatkan uang miliaran rupiah secara cepat terkena bujuk rayu pelaku. Mereka rela memberikan uang untuk biaya ritual yang jumlahnya tidak sedikit.
Seorang korban setidaknya memberikan lebih dari 60 juta rupiah. Bahkan salah satu korban telah menyetorkan dana 615 juta rupiah. Semuanya dijanjikan akan mendapat 11 miliar rupiah. Pelaku kemudian membeli sejumlah peralatan ritual. Seperti wewangian, ikat pinggang, kain putih, kardus, dan kotak yang akan menjadi tempat uang gaib.
Para korban dan pelaku kemudian bersama-sama melakukan ritual tersebut. Selesai ritual, pelaku menyebutkan jika uang gaib baru akan bisa diambil setelah Idul Fitri 2016. Saat itu para korban percaya dengan ucapan korban.
Untuk lebih meyakinkan aksi penipuannya, pelaku sengaja menyimpan beberapa uang seratus ribuan di dalam kotak yang memang sudah disiapkan sebelumnya. Dia berkata kotak baru bisa dibuka setelah Idul Fitri.
Namun, hingga hari-H dan kotak sudah dibuka yang ada hanya lembaran seratus ribuan rupiah uang palsu. Tak ada uang miliaran rupiah seperti yang dijanjikan. Uang gaib dan uang asli yang sudah disetorkan pun sama-sama raib.
Modus penipuan menarik uang gaib atau harta karun Soekarno ini menjadi cerminan bahwa sebagian masyarakat Indonesia selalu tertarik untuk mendapatkan harta melalui jalan pintas. Sehingga ketika ada yang mengiming-imingi bisa memberikan uang miliaran rupiah dengan “modal” beberapa juta rupiah saja langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang.
Padahal, sebuah kesuksesan tidak ada yang bisa diraih secara instan. Jalan pintas bukan solusi. Anda harus bekerja keras untuk bisa meraih kesuksesan dan impian.
Artikel Terkait
- Apa itu Rush Money dan Mengapa Berbahaya bagi Dunia Perbankan?
- Kejahatan Berupa Pencurian Identitas (Identity Theft)
- Modus Penipuan KTA dan Tips Menghadapinya
- Gadai Abal-abal di Pinggir Jalan
Demikianlah artikel tentang modus penipuan uang gaib/uang Soekarno, semoga bermanfaat bagi Anda semua.