Lebih Baik Memilih Deposito atau Reksadana?
Bagi Anda yang masih muda dan sudah memiliki pikiran untuk berinvestasi, pastilah bentuk investasi seperti sukri (sukuk ritel), emas, deposito, dan reksadana merupakan beberapa di antaranya yang kerap Anda temukan sebagai referensi.
Nah, dari sekian banyak bentuk instrumen investasi yang ada, calon investor pasti mengalami kebingungan untuk menentukan pilihan. Biasanya pertimbangan calon investor adalah tentang mana bentuk investasi yang paling menguntungkan dan memiliki risiko yang paling rendah.
Di sini kami akan mencoba membahas dua di antaranya, yaitu deposito dan reksadana. Mengapa? Karena bentuk investasi tersebutlah yang paling familer dan banyak dijalankan oleh kebanyakan orang. Mari kita bandingkan bentuk deposito dan reksadana:
Perbandingan Deposito dan Reksadana
1. Jumlah minimum investasi
Pembukaan deposito perbankan biasanya dimulai dari angka jutaan. Ada bank yang memiliki nominal bukaan Rp1.000.000,00, ada pula yang lebih. Namun ada baiknya bila Anda memiliki dana lebih, semisal di atas Rp10.000.000,00, untuk membuka deposito. Hal ini memertimbangan bahwa keuntungan yang Anda dapat dengan suku bunga deposito masih lebih besar ketimbang potongan biaya administrasinya. Bandingkan bila Anda hanya menginvestasikan uang sebesar Rp1.000.000,00, bisa jadi bunganya akan habis hanya untuk membayar biaya administrasi perbankan.
Reksadana memiliki nominal bukaan yang lebih rendah, ada yang dimulai dari Rp100.000,00 meski tentu jenis reksadana pasar uang ini masih minim. Sehingga investor pemula sebenarnya tidak perlu memiliki modal yang terlalu besar bila ingin memulai investasi, hitung-hitung untuk mencelupkan sebelah kaki dalam kolam investasi.
2. Jangka waktu investasi
Jangka waktu investasi deposito disebut dengan tenor. Lamanya pun sesuai dengan kehendak investor, ada yang mulai 3 bulan hingga dua tahun. Lamanya tenor ini akan memengaruhi besarnya bunga yang didapat. Namun Anda harus memikirkan secara matang apakah dana yang akan digunakan untuk deposito tersebut murni untuk investasi dan tidak akan diperlukan/ditarik sewaktu-waktu nantinya.
Reksadana sendiri tidak memiliki jangka waktu investasi. Anda bisa mengambil dana yang Anda investasikan kapan saja. Sehingga bila sewaktu-waktu Anda memerlukan dana tersebut untuk kepentingan darurat, tidak perlu khawatir untuk menariknya karena Anda tidak akan dikenai denda.
3. Fleksibilitas
Dari jangka waktu investasi deposito yang kami sebutkan di atas, berpengaruh terhadap kapan saja dana Anda bisa diambil. Bila Anda berniat untuk mengambil dana sebelum jangka waktu deposito berakhir, tentu Anda akan dikenai denda. Berbeda dengan pokok deposito, hasil dari bunga deposito akan lebih mudah diakses karena Anda bisa mengatur pendapatan dari bunga tersebut untuk langsung masuk ke dalam rekening Anda atau ditarik tunai.
Berbeda dengan deposito, dana yang diinvestasikan pada reksadana lebih fleksibel karena tidak ada jangka waktu investasinya. Bahkan Anda bisal mencairkan dana Anda secara online.
4. Suku bunga
Bila dibandingkan dengan tabungan biasa, suku bunga yang ditawarkan oleh deposito tentu lebih tinggi. Meski hal ini bergantung pada besarnya uang yang didepositokan serta jangka waktu investasinya, namun angkanya dapat berkisar antara 4-7%. Sedangkan tabungan biasa hanya memberikan bunga rata-rata 2%.
Reksadana menawarkan keuntungan yang jauh lebih tinggi, yaitu berkisar antara 7-17%, bergantung pada jenisnya, apakah obligasi dan surat hutang, atau obligasi dan saham. Angka tersebut tentunya cukup fantastis, bukan, bila dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh deposito?
5. Risiko
Berhubungan dengan poin nomor empat, keuntungan atau suku bunga yang diberikan oleh deposito dijamin oleh LPS (Lembaga Penjaminan Simpanan), suku bunga tersebut bernilai tetap dari waktu ke waktu dan tidak terpengaruh oleh gejolak pasar. Hal inilah yang menjadikan risiko investasi melalui deposito rendah dan tergolong aman.
Sedangkan keuntungan tinggi yang dapat diperoleh dari reksadana tentu dibarengi dengan risiko yang tinggi pula karena uang investor diputar dalam pasar uang. Meskipun kecil kemungkinan bahwa modal investasi Anda akan habis atau hilang sama sekali, namun risiko kerugian tetap ada akibat fluktuasi harga saham. Fluktuasi itu pulalah yang menyebabkan imbal balik dari reksadana tidak pasti.
Mana yang lebih baik?
Pertanyaan ini tentu memiliki jawaban yang relatif. Namun pada intinya bila Anda merupakan investor pemula yang belum berani mengambil risiko dalam berinvestasi, maka deposito bisa menjadi pilihan terbaik di antara keduanya.
Namun bila Anda telah menjalankan beberapa jenis investasi, ingin beralih ke instrumen yang lebih menantang dan menggiurkan, serta siap untuk mengalami kerugian yang mungkin dialami, maka sah-sah saja untuk menggelontorkan uang pada reksadana.
Yang jelas, niatan untuk berinvestasi sejak dini sudah merupakan bentuk pola pikir yang maju. Anda tentu tidak ingin uang Anda hanya berdiam dalam tabungan dan tergerus oleh inflasi dari waktu ke waktu. Sehingga menginvestasikannya merupakan cara yang tepat agar nilai uang yang Anda miliki tidak habis.
Artikel Terkait
- Pengen Melek Finansial? Ini Caranya!
- Untung Rugi Investasi Bitcoin
- Laba Usaha, Laba Kotor, dan Laba Bersih
- Mana yang Lebih Untung, Investasi Emas atau Reksa Dana?
Demikianlah artikel tentang deposito dan reksadana, semoga bermanfaat bagi Anda semua.