Mengapa & Apa Efek Lehman Brothers Bangkrut
Lehman Brothers merupakan salah satu firma keuangan fenomenal yang akhirnya tumbang hampir 11 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 September 2008. Sebelumnya, Lehman Brothers pernah merupakan korporasi dengan 25.000 karyawan dan sempat di gadang-gadang sebagai bank investasi terbesar di AS. Selain itu, firma keuangan besar ini juga pernah melantai di Wall Street, Manhattan, New York, memiliki kantor besar di London dan pekerja yang tersebar di seluruh dunia.
Lehman Brothers Holding Incorporation (LBHI) akhirnya tumbang setelah generasi ketiga ketika dipimpin oleh Dick Fuld yang menjadi CEO sejak 1994. Namun, lima tahun berikutnya korporasi ini pun diguncang Krisis Ekonomi Global yang menjadi titik akhir dari kerajaan Lehman. Hal ini terjadi setelah keputusan krusial untuk menyalurkan investasi KPR yang terlampau besar selama masa krisis. Disanalah awal mimpi buruk tersebut terjadi.
Tanda-Tanda Kebangkrutan Muncul
Krisis ekonomi global saat itu berimbas ke berbagai aspek. Termasuk pasar properti yang semakin lesu. Hal ini tentu mempengaruhi sejumlah investor di LBHI mulai meragukan perkembangan aset yang mereka miliki dan percayakan di Lehman Brothers semenjak perseroan ini terjun ke jurang investasi KPR dengan biaya anggunan yang rendah. Dalam kondisi tersebut, tentu aset yang dimiliki para investor LBHI menjadi semakin berat tingkat likuiditasnya.
Saat itu, tanda kebangkrutan mulai tercium ketika Bear Stearns, salah satu kompetitor terbesar LBHI menjual J.P. Morgan Chase, yang telah di support oleh Pemerintah Federal pada 16 Maret 2008. Seketika itulah Bear menjadi runtuh. Melihat fenomena tersebut, tak diragukan lagi LBHI adalah firma berikutnya yang akan menyusul.
Hal ini mudah diprediksikan karena, seperti halnya Bear dan bank-bank investasi lainnya, LBHI hanya bergantung pada pendanaan jangka pendek atau biasa disebut REPO (Repurchase Agreement) yang merupakan salah satu transaksi investasi saham. Pada prakteknya, transaksi penjualan saham ini terjadi karena adanya perjanjian di tanggal yang telah ditentukan oleh penjual dan pembeli saham untuk melakukan transaksi jual beli saham kembali dengan harga yang sama dan telah disepakati.
Untuk menghasilkan triliunan dana, suatu bisnis harus tetap beroperasi setiap hari namun sangat rentan terganjal krisis yang dipengaruhi oleh perubahan pasar maupun di sisi investor. Dan fenomena tersebut adalah tanda yang sangat tidak bagus di tengah-tengah krisis ekonomi global saat itu.
Ditengah kebimbangan para investornya yang memasuki krisis global dan aset yang semakin rendah likuiditasnya, Lehman berusaha meyakinkan para investornya dengan meningkatkan ekuitas di angka $6 miliar pada Juni 2008 silam. Namun, pada triwulan ketiga tahun 2008, tepatnya 10 September di tahun yang sama, firma tersebut mengumumkan bahwa diperkirakan melakukan penghapusan buku aset sebanyak USD 5,6 miliar dan mengalami kerugian sebanyak USD 3,93 miliar. Kegelisahan para investornya bagaikan mimpi buruk yang menjadi kenyataan.
KPR untuk warga berpenghasilan rendah: Subprime Mortgage
Lehman Brothers memutuskan untuk berinvestasi pada program KPR khusus yang diperuntukkan bagi warga AS yang berpenghasilan rendah maupun tidak tetap dan program tersebut dinamai Subprime Mortgage. Keputusan untuk menilik Subprime Mortgage inilah yang menjadi penyebab utama kebangkrutan firma raksasa ini.
Para pemilik kredit Subprime Mortgage dianggap memiliki kemungkinan lebih kecil untuk membayar kredit mereka, sehingga peminjam atau investor dijanjikan mendapatkan kompensasi bunga yang lebih tinggi. Namun karena di tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global, jenis pinjaman seperti ini, di AS, tingkat bunga yang diberikan tentu lebih rendah untuk tahun-tahun awal kredit yang dilakukan.
Sebetulnya, fenomena krisis ekonomi global adalah pemantik kecil dari kebangkrutan LBHI. Aspek lain yang mempengaruhi adalah semakin menurunnya tingkat kepercayaan para investor, dan perkembangan teknologi yang memungkinkan semakin banyak orang yang mengendus adanya Subprime Mortgage ini dan memutuskan untuk ikut mengambil kredit rumah mereka.
Di titik tersebut, awalnya bank-bank pun berpikir bahwa harga rumah nantinya akan menukik karena tingginya permintaan pasar. Namun kenyataan berkata lain, terutama setelah tahun pertama, satu hingga dua tahun pertama, suku bunga yang direndahkan, banyak para kreditur rumah tersebut yang gagal bayar.
Rumah-rumah dimiliki oleh pasar namun harga semakin anjlok. Problematika properti AS meledak seketika. Pada akhirna, tak hanya jumlah orang-orang yang gagal bayar tersebut menjadi homeless atau tidak memiliki tempat tinggal, namun bank-bank yang memfasilitasi juga kini memiliki problem yang tak kalah rumit.
Kredit menjadi macet, nilai properti perumahan tersebut anjlok, dan nilai produk investasi di pasar tersebut juga tentunya jatuh. Itulah hasil dari kegagalan program Subprime Mortgage. Saat itu, tak ada lagi bank yang mau menerima pinjaman kredit anggunan dan disitulah titik keuangan AS terancam runtuh total.
Titik Kebangkrutan Terbesar AS Sepanjang Sejarah
Tak diragukan lagi, kegagalan program Subprime Mortgage yang membawa keuangan AS hampir lumpuh membuat Moody dari Agency Lembaga Rating untuk menurunkan rating utang Lehman Brothers. Menyusul pada 12 September, Timothy Geithner, ketua Federal Reserve, Henry Paulson, Menteri Keuangan dan yang lainnya bertemu di The Fed, New York untuk membahas nasib perusahaan.
Meskipun kebangkrutan LBHI mulai terlihat di depan mata, Pemerintah Federal serta perwakilan dari Presiden George W. Bush memutuskan menolak memberikan jaminan untuk menyelamatkan bank investasi lainnya.
Harapan terakhir untuk melakukan penjualan ke bank lain pun sudah tidak memungkinkan, Bank of America, yang merupakan salah satu calon pembeli akhirnya memutuskan untuk membeli Merril Lynch. Sementara itu, pihak regulasi Inggris memutuskan sepihak kesepakatan untuk menjual Lehman Brothers yang beroperasi di London ke Barclays of London.
Sudah kehabisan opsi dan harapan, Lehman Brothers akhirnya memutuskan untuk mengumumkan kebangkrutannya pada 15 September 2018. Firma tersebut menyatakan memiliki aset USD 639 miliar dan memiliki hutang USD 613 miliar. Lehman Brothers yang dulunya dikenal sebagai salah satu firma keuangan paling bersinar dalam tiga generasi, kini dinobatkan sebagai titik kebangkrutan terbesar sepanjang sejarah AS.
Efek Lehman Brothers Bangkrut
Siapa yang tidak mengenal atau minimal mendengar tentang legenda bank investasi terbesar selama tiga generasi, Lehman Brothers. Robohnya raksasa ini berimbas pada berbagai aspek-aspek lainnya yang bersinggungan dengan finansial.
12 tahun lalu, dunia menyaksikan krisis finansial AS terparah sepanjang sejarah ketika Lehman Brothers, bank investasi raksasa, mengumumkan kebangkrutannya pada September 2008 dan melumpuhkan hampir semua sektor perekonomian. Namun nahasnya, krisis finansial AS merambat menjadi emergency krisis finansial internasional.
Satu dekade lebih dua tahun lalu, Lehman Brothers percaya diri bahwa mereka dapat meningkatkan suku bunga properti untuk program KPR khusus warga AS berpenghasilan rendah serta mengurangi jumlah penduduk yang tidak memiliki rumah.
Namun, baru saja dua tahun program KPR tersebut berjalan, tak sedikit jumlah warga yang menjadi kreditur gagal bayar. Akhirnya Bank kekurangan cash karna tak ada yang mampu membayar rumah-rumah para kreditur dan harga properti yang awalnya diprediksi akan menukik tajam lantaran tingginya permintaan pasar pun akhirnya melorot tajam.
Pada waktu itu, semakin banyak rumah-rumah baru yang tak lagi ditempati, jumlah masyarakat yang tak memiliki rumah semakin meningkat, dan bank serta perekonomian Negara secara keseluruhan pun tumbang. G. W. Bush yang waktu itu menjabat sebagai presiden menolak menyelamatkan Lehman Brothers, bahkan kantor besarnya yang berlokasi di London pun terpaksa gulung tikar.
- Memperburuk Krisis Ekonomi Global
Krisis ekonomi global yang terjadi tahun 2008 lalu merupakan krisis terbesar sepanjang sejarah setelah krisis di masa The Great Depression yang terjadi pada tahun 1929. Dimana dunia seakan terasa seperti tempat tinggal yang membuat kita terasa tidak aman. Di Inggris sendiri, upah minimum pun dirubah dan standardnya masih berada di bawah upah minimum sebelum krisis ini terjadi.
Krisis finansial global yang parah waktu itu jelas tak dapat dihindari lagi dan terasa seperti mimpi buruk bagi warga AS, nampaknya Wall Street mengartikannya dengan perspektif yang berbeda. Krisis finansial yang terjadi saat itu telah merubah persepsi di dunia keuangan.
Beberapa ahli startegi invetasi berpendapat bahwa penurunan tajam di angka indeks 500 dari tingkat pre-Lehman yang berada di angka 1250 menjadi 676.53 dianggap terlalu berlebihan. Yang pada akhirnya S&P menutup di angkat 1044. Karena para investor salah menilai harga saham di masa krisis seperti itu.
- Pengaruh Terhadap Bank dan Institusi-Institusi Finansial lainnya
Bank dan institusi finansial lain yang berperan penting dan terjun di program KPR untuk masyarakat kurang mampu ini tentu juga terparar krisis ekonomi yang terjadi. Bank-bank dan institusi-institusi finansial kesulitan mendapatkan uang dari para kreditur yang tidak bisa bayar cicilan ketika suku bunga dinaikkan.
Tak hanya itu, program KPR yang dicanangkan tersebut juga membuat bank-bank merusak ketentuan standard KPR yang selama ini dipatuhi. Akibat sangat kekurangan uang tunai, dan tak mampu saling meminjamkan dana untuk bank-bank lain yang juga terkena imbas dan kekurangan cash.
- Bertambahnya Pengangguran
Semenjak Lehman Brothers mengumumkan tutup usaha di tahun 2008, tercatat 26,000 karyawan firma tersebut yang tersebar di seluruh dunia langsung kehilangan pekerjaannya. Para investornya pun kehilangan banyak aset akibat insiden KPR tersebut.
Selain besarnya jumlah pekerja Lehman Brothers yang di PHK, jumlah pengangguran di Amerika secara keseluruhan pun berkurang. Tercatat bahwa satu decade lalu, angka pengangguran naik hingga 10%. Sebanyak 6juta warga kehilangan pekerjaannya. Masa kelam tersebut dapat dikatakan sebagai masa-masa depresi versi modern.
- Semakin Banyak Warga yang Tak Memiliki Rumah
Kegagalan Lehman Brothers untuk terus eksis sebagai kerajaan bank investasi membuat banyak orang mengidam-idamkan rumah. Namun kemudian mengempaskan mereka keluar dari rumah mereka dalam waktu yang singkat.
Pada tahun-tahun awal kredit berjalan, warga yang menjadi kreditor masih sanggup membayarkan biaya untuk KPR mereka. Namun, memasuki tahun ketiga dan berikutnya, satu persatu dari mereka mundur karena suku Bunga yang diberikan kini naik tajam.
Persediaan properti pun tidak berbanding lurus dengan tingkat penjualannya. Banyak pembangunan yang tak dapat dilanjutkan atau akhirnya tak ada yang mampu beli meskipun harga properti anjok.
Meningkatnya jumlah warga yang tak memiliki rumah sangat berhubungan dunia politik dan juga menjadi bukti kegagalan fungsi dari penjualan rumah, kebijakan sistem migrasi yang gagal serta menurunnya sistem kesehatan publik dan masih banyak lagi.
- Berimbas Hingga Kondisi Keuangan Negara
Pemerintah federal AS yang berperan untuk mempertahankan sistem finansial Negara pun terkena cipratan krisis tentunya. Pemerintah harus keluar dari himpitan tersebut dan harus kembali memulai dan menstabilkan perokonomian Amerika.
Resiko yang ditanggung adalah transisi yang kemungkinan besar kacau, misalnya kemungkinan besar adanya kenaikan tajam suku bunga dan juga inflasi. Bahkan untuk mengembalikan perekonomian AS seperti sedia kala, tak cukup hanya pada masa kepresidenan George Buss, namun hingga kepemimpinan Barrack Obama bahkan hingga Donald Trump masih terus mengembalikan kejayaan finansial Amerika yang sempat tenggelam beberapa saat.
Melihat dari berbagai hal yang terjadi setelah firma Lehman Brothers ambruk, perkembangan ekonomi AS seakan berjalan sangat lambat dibandingkan masa-masa sebelumnya. Sejarah bangkrutnya firma Lehman Brothers akan terus dibahas dan dikenang sebagai refleksi dan pengingat untuk selalu berkaca dan bijaksana sebelum memutuskan berbagai keputusan yang berhubungan dengan finansial di masa yang akan datang.
Artikel Terkait
- Bagaimana Cara Klaim BPJS Ketenagakerjaan
- Bagaimana Menyiapkan Keuangan Pribadi Saat Menghadapi Resesi?
- Memahami Istilah Slang & Idiom dalam Bitcoin dan Cryptocurrency
- Situs-Situs untuk Belajar Online dari Rumah
Demikianlah artikel tentang efek Lehman Brothers bangkrut, semoga bermanfaat bagi Anda semua.