Efek Pertumbuhan Ekonomi Cina Melambat
Di zaman yang sekarang ini memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil pun susah untuk dilakukan, China dan Amerika Serikat menjadi pengecualian. Terbukti, dalam data dari Bank Dunia menyatakan jika CIna memiliki pertumbuhan ekonomi paling cepat dengan rata-rata pertumbuhan 10% selama lebih dari 30 tahun. Sayangnya, di akhir tahun 2017, pertumbuhan ekonomi yang ada di Cina menjadi melambat.
Pertumbuhan Ekonomi Cina sebelum 2017
Sebagai Negara dengan jumlah penduduk paling besar di Dunia, Cina menjadi Negara terbesar dengan kondisi ekonomi yang stabil dibandingkan dengan Negara lainnya yang ada di Asia-Pasific. Pertumbuhan ekonomi yang konstan dan stabil di 10 tahun terakhir ini merupakan hasil dari GDP (Gross Domestic Product) yang merupakan total nilai dari apapun yang sudah diproduksi di Negara tersebut.
Dari GGP, ekonomi China di tahun 2005 hingga 2015 tumbuh sebesar 10% dari 5% ke 15%. Dengan pertumbuhan yang signifikan tersebut menyebabkan pasar eksport di banyak Negara yang ada di Asia-Pasifik juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Bahkan Negara yang ada di ASEAN juga mengalami pertumbuhan ekonomi hingga 24% per tahunnya selama 10 tahun terakhir.
Laju pertumbuhan ekonomi moderat di CIna sendiri di tahun 2015 turun dari 10,6% (2010) ke 6,9%. Dengan angka pertumbuhan tersebut, cina memiliki prospek untuk jangka menengah di pertumbuhan ekonomi yang stabil. Laju pertumbuhan tersebut menyebabkan Cina menjadi mesin atau Negara dengan pertumbuhan ekonomi global yang stabil.
Goncangan Karena Ekonomi yang Melambat
Stabilnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Cina tidak selalu berjalan dengan mulus. Masih banyak sektor yang memiliki ketidakseimbangan seperti melambatnya pembangunan hunian yang terjadi sejak 2013. Selain itu terdapat juga banyak pinjaman yang terjadi di tahun 2010-2014 yang tidak diatur dengan baik. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan di sektor ekonomi di Cina.
Selain itu jika GDP mengalami pertumbuhan di bawah 5% maka tidak hanya akan berdampak pada negeri Cina sendiri namun juga Negara yang ada di Asia-Pasific terutama di Negara yang sedang berkembang seperti di Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, SIngapura, Thailand dan Malaysia. Kejadian ini membuat Cina dan Negara yang terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi di Tiongkok harus menentukan kebijakan moneter yang tepat jika tidak ingin kondisi ekonominya terganggu.
Salah satu dari kebijakan tersebut adalah tetap menjaga nilai GDP di angka 6,5%. Selain itu, pemerintahan dari Negara yang ada di Asia juga harus membangun suatu arsitektur politik regional dengan dialog politik yang terstruktur sehingga tidak hanya akan meningkatkan, atau setidaknya menjaga pertumbuhan laju ekonomi namun juga bisa meningkatkan kerjasama regional tanpa adanya ketegangan geopolitik regional serta konflik lainnya.
Efek Pertumbuhan Ekonomi Cina yang Melambat untuk Inggris
Ternyata, pertumbuhan ekonomi yang melambat tersebut tidak hanya berpengaruh pada Negara yang ada di Asia namun juga di Inggris (UK). Beberapa akibat dari melambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut yaitu:
1. Merusak laba perusahaan
Hal ini tidak hanya untuk Inggris namun juga perusahaan di negara maju dan zona Euro. Dari pertumbuhan ekonomi CIna yang melambat tersebut, maka akan membuat nilai di pasar saham global mengalami penurunan yang signifikan yang akan merugikan investor. Jika hal ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama maka investor akan menjadi tidak semangat sehingga tidak akan ada investasi.
2. Terjadinya pelunakan atau penurunan harga dari komoditas dunia
Hal ini disebabkan karena Cina merupakan pembeli dominan di banyak komoditas sehingga jika Cina tidak melakukan permintaan untuk sektor tertentu maka akan terjadi perurunan harga yang bahkan lebih rendah dari sebelumnya. Misalnya di Inggris, penurunan harga komoditas tersebut akan berpengaruh pada gaji yang diterima oleh karyawan yang bekerja di Inggris. Bahkan suku bunga yang ditetapkan oleh bank, mau tidak mau harus bertahan di angka 0,75% jika ingin memiliki perekonomian yang stabil.
3. Menurunkan nilai sektor ekspor milik Inggris
Walaupun ketika dibandingkan dengan ekspor ke UE, namun tetap saja secara menyeluruh, CIna sudah menyumbang sebesar 3,6% dari ekspor INggris dan di sektor import menyumbang sekitar 7,0%. Sehingga jika ekonomi Cina melemah, maka secara langsung akan berpengaruh pada nilai ekspor impornya.
4. Pengurangan aliran deviden dan laba yang diterima oleh perusahaan Inggris yang mempunyai kaitan dengan Cina.
Misalnya perusahaan tersebut mendapatkan dana investasi dari Cina sehingga kala perekonomian CIna melemah, membuat laba yang diterima oleh perusahaan tersebut juga menurun.
5. Menurunnya sektor wisata di Inggris
Hal ini disebabkan karena salah sebelumnya banyak turis asal China dan jika terjadi penurunan ekonomi di China, baik secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada penurunan turis yang berkunjung di Negara luar negeri termasuk di Ingris.
Efek Pertumbuhan Ekonomi Cina yang Melambat untuk Dunia
Tidak bisa dipungkiri, jika perlambatan ekonomi yang terjadi di CIna tidak hanya berpengaruh pada Inggris namun juga dunia. Terlebih Cina memiliki kondisi ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat. Ada akibat atau efek yang disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang melambat dan diantaranya yaitu:
- Memperlambat pemulihan ekonomi secara keseluruhan.
- Terjadinya penurunan eksport dan import yang akan berpengaruh pada perdagangan secara global.
- Kondisi perekonomian secara global menjadi tidak stabil terutama yang berkaitan langsung dengan Cina.
Karena hal tersebut, untuk menahan agar tidak ada perlambatan lagi di bidang perekonomian, CIna kini melakukan cara seperti mengurangi penumpukan hutang yang akan sangat berpengaruh dengan kondisi perekonomian untuk jangka panjang.
Artikel Terkait
- Pro dan Kontra Bekerja di Singapura
- 10 Produk Xiaomi yang Jarang Ditemui di Pasaran
- Negara-Negara dengan Biaya Hidup Termurah
- Jenis-jenis Kebijakan Moneter yang Berpengaruh Besar
Demikianlah artikel tentang efek pertumbuhan ekonomi Cina melambat, semoga bermanfaat bagi Anda semua.