Mengapa Gunung Kawi Terkenal?
Gunung Kawi merupakan gunung berapi non aktif dengan ketinggian 300-500 M di atas permukaan laut. Gunung ini berada di sebelah barat daya kabupaten Malang, Jawa Timur dan menjadi salah satu destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Selain menyuguhkan keindahan alam yang memukau, gunung Kawi juga terkenal karena kental akan hal-hal spritual. Disana terdapat banyak situs seperti keraton, klenteng, pesarean, hingga tempat pemujaan dan situs-situs lainnya.
Selain menyimpan berbagai situs peninggalan sejarah, gunung Kawi juga memiliki kawasan yang dianggap sakral dan dipercaya dapat membawa keberuntungan. Hingga banyak orang berbondong datang kesana untuk ngalap berkah, melakukan pesugihan, dan ritual-ritual lainnya. Bahkan, gunung Kawi menjadi tempat pesugihan paling terkenal di Indonesia maupun di Asia Tenggara.
Asal Usul Gunung Kawi
Penduduk sekitar meyakini bahwa gunung Kawi berawal dari datangnya Kanjeng Zakaria II (Eyang Soedjogo) yang merupakan seorang penasihat Pangeran Diponegoro ke daerah selatan Jawa Timur untuk membuka padepokan disana. Setelah cukup lama disana, beliau kemudian mengangkat dua murid bernama Ki Moeridun dan RM Jonet yang ditugaskan untuk membuka wilayah selatan hutan gunung Kawi.
Selanjutnya, mereka bekerja sama dengan Mbah Wonosari untuk membawa dua pusaka bernama “Kudi Caluk” dan “Kudi Pecok” yang akhirnya menjadi pemukiman baru di daerah gunung Kawi. Hingga kemudian tempat pemukiman baru tersebut menjadi tempat pengungsian orang-orang yang berkunjung ke wilayah gunung Kawi, baik dari suku Jawa, luar Jawa, etnis Tionghoa, maupun dari mancanegara.
Karena itulah, gunung Kawi memiliki kebudayaan yang unik dengan perpaduan budaya dan suku daerah setempat.
Terlepas dari segala bentuk kegiatan spritual disana, gunung Kawi memang menyimpan banyak pesona yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Seperti:
- Makam Eyang Djoego
Adanya makam Eyang Djoego menjadikan gunung ini sebagai tempat wisata religi yang biasa dikenal dengan Pasarean Gunung Kawi. Makam ini dipercaya dapat memberi keberkahan bagi setiap orang yang berziarah. Namun, sebelum memasuki makam dan mulai berdoa di area makam, pengunjung di wajibkan untuk mandi serta keramas terlebih dahulu.
Di sepanjang jalan Pasarean tersebut banyak terdapat bangunan dengan arsitektur khas Tiongkok. Juga terdapat kuil dan kelenteng yang biasa di jadikan tempat sembahyang dan ritual bagi orang-orang beragama Kong Hu Cu.
- Kraton Gunung Kawi
Lokasi lain di gunung Kawi yang tak kalah menarik adalah Kraton Gunung Kawi. Untuk sampai ke lokasi ini, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dari Pasarean. Meski bernama Kraton, bangunan ini tidaklah megah karena tujuan awal pembangunannya dahulu adalah untuk tempat bertapa. Konon katanya, Kraton Gunung Kawi ini dibangun oleh Mpu Sendon yang berasal dari kerajaan Mataram.
Di lokasi ini, terdapat sanggar pemujaan yang hingga kini masih berfungsi sebagai tempat untuk meditasi. Di bagian dalam terdapat beberapa arca dan lubang untuk bertapa, sedang pada bagian luar terdapat patung kuda terbang di sebelah kiri dan kanan bangunan.
- Pohon Dawandaru Pembawa Keberuntungan
Pohon dawandaru (pohon keberuntungan / pohon kesabaran) atau biasa disebut shian to (pohon dewa) oleh orang Tionghoa. Terletak di area pemakaman, pohon ini sangat kental dengan kepercayaan masyarakat setempat yang dianggap membawa keberkahan hingga menjadi kaya raya bagi siapapun yang kejatuhan bagian dari pohon tersebut.
Karena itu, banyak pengunjung yang datang kesana untuk menunggu buah, dahan, maupun daun pohon dawandaru yang jatuh.
- Menyuguhkan Pemandangan Yang Indah
Terlepas dari segala sisi spritualnya, gunung Kawi juga menyajikan pemandangan yang indah. Puncak gunung Kawi yang dikenal dengan nama puncak Butak menyuguhkan pemandangan alam yang menakjubkan. Sejumlah gunung dapat dilihat dari puncak Butak, seperti Gunung Arjuno Gunung Kelud, hingga Gunung Semeru.
Selain itu, gunung Kawi juga menyuguhkan suasana alam kota di tengah pegunungan. Terletak di sekitar pegunungan, lokasi ini justru jauh dari kata sepi. Disana juga terdapat penginapan dan losmen yang bisa dijadikan tempat menginap saat berlibur di sekitar gunung. Tak hanya itu, di sekitar gunung Kawi juga banyak di temui pedagang yang menjual pernak pernik khas Tionghoa, seperti lampion, baju-baju khas Tiongohoa, lilin besar, dan cinderamata lainnya.
Artikel Terkait
- Arti Swasembada Pangan Dan Pengaruh Covid-19 Terhadap Ketahanan Pangan Indonesia
- Arti Dan Tugas Penyuluh Perikanan
- Mengapa Harga Tinta Printer Mahal?
- Begini 9 Cara Menurunkan NPL yang Terbukti Efektif
Demikianlah artikel tentang gunung kawi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.