Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Mengapa Harga Obat Bermerek Lebih Mahal?

Dalam dunia Kesehatan, dikenal dua jenis obat yaitu obat bermerek dan obat generik. Kedua jenis obat tersebut, meski memiliki fungsi yang sama, dijual dengan harga berbeda. Sudah menjadi rahasia umum bahwa obat generik adalah obat yang dijual dengan harga murah, sementara obat bermerek dijual dengan harga yang sangat mahal.

Tentu menjadi pertanyaan tersendiri, mengapa dua obat yang memiliki komposisi sama, menggunakan bahan-bahan yang sama, dan memiliki fungsi yang sama justru bertolak belakang dalam masalah harga?

Kemunculan obat bermerek tidak serta merta ada begitu saja, namun telah melewati sejarah yang cukup panjang. Sebelum membahas tentang apa yang menyebabkan harga obat bermerek bisa menjadi sangat mahal, ada baiknya memahami latar belakang sejarah obat-obatan bermerek.

Sebelum tahun 1960-an, tidak ada regulasi yang mengatur industri farmasi internasional. Ini menyebabkan kualitas, keamanan, dan efektivitas obat-obatan yang dijual di negara berkembang tidak terjamin dan tidak pernah diperiksa sama sekali. Sebagian besar produksi obat-obatan berjalan di bawah pengawasan perusahaan yang membuatnya tanpa adanya kontribusi dari para ahli yang jauh lebih memahami obat-obatan itu sendiri.

Sehingga proses produksi pun berjalan tanpa pengawasan dan para produsen obat bebas menekan biaya produksi mereka dengan mengurangi kualitas obat yang dijual. Akibatnya, obat-obatan tidak dapat menyembuhkan penyakit namun justru menimbulkan masalah yang semakin besar lagi.

Kejadian seperti Bencana Eliksir Sulphanilamide pada tahun 1937 dan Tragedi Thalidomide pada tahun 1950-an hingga 1960-an membuat kebutuhan akan pengawasan produksi obat-obatan semakin meningkat.

Proses Produksi Obat-Obatan

Kini obat-obatan yang dijual di pasaran tidak bisa lagi diproduksi secara bebas tanpa mengikuti ketentuan yang berlaku. Trend evidence-based medicine (EBM) harus dijalankan oleh semua pembuat obat. Caranya adalah dengan melakukan uji klinik terhadap ribuan pasien untuk menunjukkan efisiensi obat yang digunakan dalam sebuah metode pengobatan. EBM juga memicu adanya kompetisi ilmiah antara satu produsen obat dengan yang lain untuk membuktikan bahwa produk mereka lebih unggul dari pesaingnya.

Agar obat yang diproduksi bisa diterima dan dilegalkan untuk diproduksi dan dijual secara masal, produsen obat harus melaporkan setiap tahapan yang terjadi pada uji klinis mereka dan melaporkannya kepada badan yang berwenang.

Proses berkepanjangan ini memakan banyak waktu, biaya, dan tenaga. Saat ini, memproduksi obat adalah sebuah kegiatan yang sangat mahal. Produsen obat bisa menghabiskan dana hingga USD 5 miliar hanya untuk memproduksi satu jenis obat saja tanpa mengetahui apakah produknya akan berhasil dan lolos uji klinis atau tidak.

Penyebab Mahalnya Obat Bermerek

Obat bermerek sudah terkenal akan harganya yang sangat mahal. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa harga yang mahal berarti kualitas yang lebih terjamin dan obat tersebut dianggap lebih manjur dari obat yang lebih murah meski harganya sama.

Padahal, tidak selalu demikian. Kandungan yang ada dalam obat generik maupun obat bermerek sebenarnya sama saja. Lalu, apa yang menyebabkan harga obat bermerek lebih mahal?

  • Proses dan biaya produksi

Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas, memproduksi obat adalah kegiatan yang sangat mahal saat ini. Produsen harus mengeluarkan biaya besar bahkan sebelum obat tersebut disetujui oleh pihak yang berwenang dan bisa dijual bebas ke masyarakat.

Semua biaya percobaan, uji klinis, dan gaji semua orang yang terlibat di dalamnya harus ditanggung oleh produsen. Singkatnya, harga obat yang sangat mahal ini adalah cara produsen untuk mengembalikan semua modal mereka yang telah habis untuk memproduksi obat-obatan tersebut.

Sehingga semakin tinggi biaya pengembangan, riset, dan uji coba sebuah obat, maka semakin pula harga pemasarannya. Ini juga berlaku apabila proses pembuatan obat berlangsung sangat lama. Semakin lama proses pengembangan, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Itulah mengapa harga sebuah obat bermerek bisa sangat mahal.

  • Durasi hak paten terbatas

Setelah merek obat disetujui, langkah selanjutnya yang harus diambil oleh produsen obat adalah mendaftarkan hak paten untuk obat mereka. Penemuan obat adalah sesuatu yang sangat krusial dalam dunia media, sehingga jika hak paten tidak segera didaftarkan bisa dicuri oleh produsen lainnya.

Sayangnya, hak paten ini tidak bisa berlangsung seumur hidup. Biasanya, hak paten atas merek obat hanya berlaku selama 15 sampai 20 tahun saja. Setelah masa tersebut lewat, hak paten tidak boleh diperpanjang lagi. Dengan demikian, produsen obat lainnya bebas membuat obat sejenis di bawah nama yang berbeda, namun kandungan, komposisi, dan fungsinya masih tetap sama.

Itulah mengapa produsen yang berhasil menjadi penemu dan pencipta obat-obatan tertentu berupaya meraup keuntungan sebanyak-banyaknya selama mereka masih memiliki hak paten tersebut. Karena ketika para pesaing bisa menjual obat yang sama dengan harga yang lebih murah, maka akan banyak konsumen yang akan berpaling.

  • Mencegah produk yang sama dibuat oleh perusahaan lain

Jika obat baru dijual tanpa adanya hak paten, maka produsen obat lainnya bisa menciptakan obat sejenis dengan bebas. Hak paten membuat perusahaan yang menemukan obat tertentu memiliki keistimewaan, yaitu menjadi penjual tunggal obat yang bersangkutan tanpa adanya pesaing.

Industri obat-obatan sebenarnya sama saja dengan industri lain, dimana produsen berlomba-lomba untuk mendapatkan konsumen dan menjual produk mereka sebanyak-banyaknya. Sampai saat ini, Kesehatan masih menjadi prioritas utama bagi manusia. Oleh sebab itu, industri obat menjadi salah satu bidang yang paling menjanjikan.

Jika sebuah perusahaan berhasil menciptakan obat, terlebih lagi untuk jenis-jenis penyakit yang sulit disembuhkan, sudah pasti produknya akan dicari oleh masyarakat. Selain itu, mereka juga akan menjadi penjual tunggal dan menguasai pasarnya.

  • Obat bermerek sangat mudah ditiru

Jika obat bermerek dianggap lebih manjur dibandingkan obat generik hanya karena harganya lebih mahal, agaknya pemikiran tersebut harus mulai ditinggalkan. Obat generik dan obat bermerek memiliki komposisi dan fungsi yang sama, sehingga bisa bekerja sama bagusnya.

Mahal atau tidaknya harga hanya membedakan perusahaan yang pertama kali menemukan obat tersebut. Obat memang sangat mudah ditiru. Produsen yang membuat obat generik hanya perlu melakukan tes bio-ekuivalen yang lebih murah, lebih mudah, dan lebih praktis.

Mereka tidak perlu melewati serangkaian riset, uji coba, dan uji klinis terhadap ribuan pasien seperti yang dilakukan oleh perusahaan penemu. Itulah mengapa harga obat generik lebih murah.

Obat generik sebenarnya adalah produk tiruan dari obat bermerek. Yang membuat harga obat bermerek sangat mahal adalah proses panjang yang harus dilewati mulai dari membuat obat tersebut hingga berhasil menjualnya dari pasaran.

Agar obat bermerek ini tidak mudah ditiru, produsen melakukan berbagai macam cara untuk bisa mempertahankan posisi dan produk mereka. Di saat yang bersamaan, produsen juga harus mengembalikan semua modal yang mereka keluarkan dalam proses penciptaan obat tersebut.

  • Biaya pengembangan obat yang mahal

Obat yang sampai ke tangan pasien dan penderita penyakit tidak muncul begitu saja secara tiba-tiba. Proses yang harus dilalui agar obat bisa tercipta, diakui oleh badan terkait, dan bisa dibeli oleh masyarakat sangatlah panjang.

Produsen obat harus mengeluarkan biaya bahkan sebelum obat tersebut diciptakan. Para ilmuwan di perusahaan harus melakukan serangkaian riset, uji coba di laboratorium, dan berbagai percobaan lainnya sebelum menemukan formula yang pas.

Semua kegiatan tersebut jelas menghabiskan dana yang tidak sedikit. Biaya pengembangan obat yang mahal turut menjadi salah satu faktor penentu mengapa harga obat bermerek sangat mahal. Imbasnya, harga jual obat harus dikatrol untuk mengembalikan dana perusahaan yang sudah dihabiskan selama proses pembuatan obat.

  • Permintaan pasar

Obat-obatan yang dibuat untuk perawatan berbagai macam penyakit serius seperti kanker dan tumor biasanya dihargai dengan harga yang sangat mahal. Alasannya sederhana: tidak peduli seberapa mahal harga sebuah obat, pasien akan tetap membelinya demi kesehatan mereka. Uang tentu tidak lagi berharga jika dibandingkan dengan nyawa seseorang.

Para produsen obat menyadari hal ini, didukung dengan sulitnya mereka dalam memproduksi obat yang bersangkutan, maka mereka memutuskan untuk menjual obat dengan harga mahal. Bahkan jika seseorang harus menguras semua harta yang dimiliki, ia tidak akan ragu melakukannya demi memulihkan kesehatan.

Kesimpulan

Obat bermerek dengan harga mahal memang bukan sesuatu yang bisa dihindari. Produsen obat dalam hal ini berada dalam posisi yang lebih tinggi, artinya mereka memiliki kendali yang lebih besar terhadap para konsumen mereka.

Kesehatan merupakan hal yang sangat vital bagi manusia, itulah mengapa industri obat-obatan tidak akan pernah mati sampai kapanpun. Produk obat akan terus dikonsumsi oleh manusia untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan penyakit mereka.

Obat yang manjur memerlukan waktu yang cukup lama sebelum bisa beredar dan dijual bebas di masyarakat. Penciptaan obat melibatkan banyak orang di dalamnya, mulai dari membuat konsep, melakukan riset, uji laboratorium, hingga uji terhadap pasien setelah obat awal berhasil diciptakan.

Perusahaan pembuat obat harus bisa mengembalikan semua modal yang dihabiskan selama proses tersebut, yang menjadi salah satu faktor mengapa harga obat bermerek bisa sangat mahal.

Selain itu, perusahaan juga harus mengurus hak paten untuk obat yang baru saja mereka jual. Hak paten biasanya berlangsung selama 15 sampai 20 tahun, memberikan eksklusivitas pasar pada produsen penemu obat. Selama rentang waktu tersebut, para pesaing tidak diijinkan untuk masuk ke pasar dan menciptakan obat yang sama sehingga mereka bisa dengan bebas menjual obat. Berapapun mahalnya harga obat yang dijual, mereka akan tetap dikejar oleh konsumen karena menjadi pemain tunggal.

Sebagai konsumen, semua tergantung pada pilihan Anda mau memilih obat generik atau obat bermerek. Satu hal yang pasti, kedua jenis obat tersebut memiliki kandungan dan khasiat yang sama. Satu-satunya hal yang membedakannya apakah obat tersebut dibuat oleh tangan pertama (penemu) atau diproduksi ulang oleh tangan kedua.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang mengapa harga obat bermerek lebih mahal, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Mengapa Insulin Mahal?
Manfaat BEP, dari Penentu Harga Hingga Pengendali Produksi
Mengapa Harga Minyak Sawit Mahal?
Definisi Contribution Margin Pricing/Strategi Penetapan Harga Kontribusi Margin
Mengapa Harga Tinta Printer Mahal?
Mengapa Menjadi Miskin itu Mahal
Penyebab Kenaikan Harga Batubara
4 Penyebab Harga Buku Teks Kuliah Lebih Mahal
Harga Operasi Plastik di Korea
Berbagai Macam Strategi Penetapan Harga


Bagikan Ke Teman Anda