Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Pengaruh Inflasi Terhadap Uang

Inflasi mampu memengaruhi keuangan kita dalam banyak cara. Dari mulai biaya kebutuhan mingguan, hingga nilai tabungan jangka panjang . Lantas apa sesungguhnya yang dimaksud dengan inflasi dan pengaruhnya terhadap uang?

Penting untuk memahami seperti apa cara kerja inflasi, dan juga dampaknya di masa mendatang terhadap perencanaan keuangan Anda. Untuk lebih jelasnya simak ulasan berikut ini.

Inflasi, Apa itu?

Inflasi kerap disebut sebagai “ukuran kenaikan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu”.  Selain itu, inflasi juga bisa didefinisikan dengan “kenaikan harga secara umum serta penurunan nilai uang”. Secara sederhana, uang senilai Rp 10.000 hari ini tak akan mampu membeli barang atau jasa yang sama dalam kurun waktu dua tahun mendatang.

Inflasi tak hanya mampu memengaruhi biaya hidup saja, seperti ongkos transportasi, biaya listrik, hingga kebutuhan makanan sehari-hari.  Tetapi juga mampu memengaruhi suku bunga yang ada pada rekening tabungan, kinerja perusahaan hingga berimbas pada harga saham secara global.

Ketika terlihat tanda-tanda inflasi mulai merangkak naik, ini mencerminkan adanya pengurangan daya beli pada uang yang Anda miliki. Dengan kata lain, hal ini berdampak pada ‘daya beli’ konsumen terhadap barang dan jasa, karena Anda saat ini uang yang dimiliki nilainya berkurang sehingga hanya mampu membeli barang atau jasa jadi lebih sedikit.

Mengapa inflasi terjadi?

Inflasi muncul ketika permintaan barang dan jasa meningkat dalam suatu perekonomian. Ketika jumlah peredaran uang dalam sebuah perekonomian tumbuh, maka permintaan barang dan jasa dari konsumen akan turut mengalami peningkatan. Karena biasanya kebanyakan orang bersedia membayar lebih untuk sebuah barang atau jasa yang diinginkan, sehingga penjual barang atau penyedia jasa kemudian akan menaikkan harga sehingga terjadilah inflasi.

Inflasi atau kenaikan harga pada barang dan jasa yang terus menerus tentu bukan tanpa alasan. Secara umum ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi, berikut diantaranya.

  1. Jumlah permintaan pada barang atau jasa tertentu mulai meningkat. Ketika permintaan akan barang atau jasa tertentu mulai naik, tetapi terjadi keterbatasan stok, bisa dipastikan lonjakan harga akan terjadi.
  2. Terjadinya kenaikan pada biaya produksi barang ataupun jasa. Baik dari segi upah buruh maupun harga bahan baku yang meningkat. Sehingga produsen pun mengambil tindakan dengan menaikan harga jual sebuah barang ataupun jasa.
  3. Ketika peredaran uang dalam masyarakat mulai meningkat, hal ini juga mempengaruhi harga barang dengan peningkatan yang hampir sama. Hal ini terjadi karena meningkatnya daya beli masyarakat, namun stok barang maupun jasa tidak mengalami peningkatan yang sama dengan permintaan.

Mengukur tingkat inflasi

Inflasi di sebuah negara dihitung berdasarkan dengan IHK atau Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Produsen dan Indeks Biaya Hidup. Rumus untuk menghitung inflasi dengan berdasarkan nilai IHK adalah:

Pit merupakan harga barang dalam periode tertentu, dan Qit merupakan bobot barang di periode tertentu, lalu Pio merupakan harga barang di periode dasar, serta Qio merupakan bobot barang dalam periode dasar.

Setelah memperoleh nilai IHK, barulah kemudian nilai inflasi bisa diketahui dengan rumus perhitungan: nilai IHK pada periode ke1 di kurangi nilai IHK pada periode ke 2 lalu di bagi nilai IHK pada periode ke 2 kemudian dikalikan 100.

Dengan rumus perhitungan di atas, nilai inflasi di sebuah negara bisa diketahui secara tepat. Sehingga, ketika nilai inflasi berada di tingkat yang jauh melebihi target, maka pemerintah serta Bank Indonesia bisa mengambil langkah yang tepat supaya tidak inflasi yang terjadi tak semakin buruk.

Mereka melihat item yang berbeda dan dihitung menggunakan formula yang berbeda. IHK mencakup biaya berbagai macam barang yang kerap dibeli oleh rumah tangga, baik harian maupun mingguan. Seperti barang-barang kebutuhan utama sehari-hari, pakaian, tiket bioskop, dan lain sebagainya.

IHK tidak memperhitungkan biaya perumahan ataupun pembayaran bunga hipotek, karena hal ini termasuk dalam ukuran IHE (Indeks Harga Eceran). Ukuran IHE digunakan untuk mengindeks berbagai harga dan pendapatan, termasuk tunjangan pajak, tunjangan negara, pensiun, dan gilt yang terhubung dengan indeks. Beberapa tahun terakhir, IHE telah digantikan dengan IHK dan tidak lagi digunakan secara resmi dalam menentukan peringkat dalam statistik.

Dampak inflasi dan pengaruhnya pada nilai uang

Ketika berbicara mengenai biaya hidup, nilai inflasi yang meningkat membuat cukup sulit untuk mempertahankan gaya hidup jadi lebih mahal. Jika penghasilan Anda tak mengalami peningkatan selama periode yang diukur dengan setidaknya tingkat inflasi, maka daya beli Anda akan menurun. Sebab, biaya barang maupun jasa meningkat selama beberapa waktu tersebut.

Inflasi tak hanya bisa memengaruhi pengeluaran sehari-hari kita, tapi juga mampu memengaruhi nilai uang yang ada dalam tabungan, investasi, hingga pensiun.

  • Penghemat uang tunai

Penghemat uang tunai bisa sangat terpukul, karena daya beli uang yang turun. Misalnya saja, Anda menginvestasikan sejumlah uang untuk membeli mobil dalam rekening bank selama 5 tahun dengan suku bunga per tahun 1%. Sedangkan biaya mobil selama beberapa periode yang sama mengalami peningkatan 2% per tahun, maka di akhir periode Anda harus menambahkan uang tunai lebih banyak untuk bisa membeli mobil yang diinginkan.

Pikirkan juga soal bagaimana biaya hidup telah berubah sejak Anda masih kecil hingga saat ini. Tingkat inflasi yang tinggi dikombinasikan dengan tingkat bunga yang rendah. Hal ini menandakan uang yang Anda simpan dalam rekening tabungan berpotensi mengalami dampak buruk yang cukup serius.

Jika inflasi seperti biasanya, dengan nilai yang lebih tinggi dari suku bunga, maka secara riil pengembalian Anda akan menjadi negatif. Maknanya Anda mungkin ingin memikirkan apakah uang tunai berada dalam tempat terbaik untuk didimpan dalam jangka panjang.

Anda dapat mempertimbangkan metode alternatif lainnya untuk menabung uang tunai. Misalnya saja dengan berinvestasi dalam aset yang bisa meningkat secara tradisional dalam tingkat yang lebih tinggi dibanding saat inflasi. Opsi bisa mencakup pertimbangan soal investasi yang terkait dengan nilai inflasi, seperti beberapa rekening tabungan nasional atau pinjaman pemerintah, investasi di bidang properti, maupun saham.

  • Pensiunan

Bagi Anda yang menabung untuk masa pensiun, tingkat inflasi yang tinggi bisa mengikis daya beli dana pensiun yang Anda miliki ketika ingin membutuhkannya. Jika Anda memiliki skema pensiun manfaat pasti yang pembayarannya meningkat dalam IHK, tentu ini keuntungan yang besar.

Namun, para pensiunan yang bergantung pada pendapatan pensiun anuitas tetap akan melihat daya beli di masa depan dengan nilai dana pensiun tetap jadi berkurang, karena tagihan maupun harga-harga yang naik.

Jika Anda menabung untuk masa pensiun, sangat penting untuk mempertimbangkan dan memantau mengenai dana investasi secara teratur, termasuk soal biaya. Di mana dana investasi diukur dalam dengan beberapa faktor, seperti periode yang masuk akal, gagal mengalahkan laju inflasi. kemudian maka strategi alternatif yang harus dipertimbangkan ialah memastikan bahwa dana tumbuh secara nyata.

Penting untuk dipahami juga bahwa biaya pendapatan yang meningkat seiring inflasi dan karena itu dilindungi, secara signifikan lebih tinggi dibanding  tingkat pendapatan.

  • Investor

Sebagai seorang investor, Anda harus mencoba membeli produk investasi dengan nilai pengembalian yang sama dengan nilai inflasi atau lebih besar.

Anda dapat melindungi daya beli serta pengembalian investasi dalam jangka panjang dengan berinvestasi di sejumlah sekuritas yang dilindungi dari tingkat inflasi. Seperti obligasi yang diindeks inflasi misalnya. Investasi seperti ini bergerak dengan tingkat inflasi, yang berarti jenis investasi tidak terpengaruh pada risiko inflasi.

Karena semua jenis inflasi tidak semuanya buruk. Bagi mereka yang memiliki hutang dan hipotek, efek dari tekanan inflasi justru bisa mengurangi nilai hutang secara riil. Contoh yang baik untuk kasus ini ialah dengan bertanya kepada orang tua Anda tentang biaya rumah pertama mereka. Hipotek yang mereka ambil awalnya untuk membeli properti biasanya akan menjadi sebagian kecil dari biaya pembelian hari ini, dengan persyaratan pinjaman yang jauh lebih sedikit.

Mengapa menambah jumlah peredaran uang di masyarakat tidak selalu menyebabkan inflasi

Hal tersebut dimungkinkan untuk meningkatkan jumlah uang dalam peredaran tanpa harus menyebabkan inflasi. Berikut beberapa kemungkinan alasannya.

  1. Pertumbuhan output riil sama dengan peningkatan jumlah peredaran uang

Misalkan jumlah uang dalam peredaran meningkat sekitar 4%. Dalam model yang disederhanakan, ini akan menyebabkan peningkatan Agregat Demand (AD) sebesar 4%. Jika kapasitas produktif di Indonesia juga meningkat sebesar 4%, maka tingkat harga tidak akan terpengaruh. Dengan kata lain, pertumbuhan jumlah peredaran uang yang diserap dalam peningkatan output riil.

  1. Sulit Mengukur Jumlah Peredaran Uang

Terkadang jumlah uang yang beredar cukup sulit untuk dihitung dan terus saja berubah. Peningkatan besar dalam jumlah peredaran uang seringkali hanya dipengaruhi adanya perubahan cara orang dalam memegang uang. Misalnya, peningkatan penggunaan kartu kredit bisa menyebabkan peningkatan pasokan uang secara meluas.

  1. Tingkat Sirkulasi peredaran uang

MV = PY

Teori kuantitas persamaan uang mengasumsikan bahwa peningkatan M menyebabkan peningkatan P. Namun, ini mengasumsikan bahwa V (kecepatan sirkulasi) adalah konstan dan Y adalah konstan.

Namun, dalam praktiknya,hal  ini tidak sesederhana seperti yang diasumsikan dalam persamaan ini. Sering ada beberapa variasi dalam tingkat kecepatan sirkulasi.

  1. Pandangan Keynes dan Perangkap Likuiditas

Dalam resesi, ada kapasitas cadangan dalam perekonomian. Oleh karena itu, peningkatan jumlah uang yang beredar, hanya membantu mendapatkan sumber daya pengangguran yang digunakan dalam ekonomi secara umum. Oleh karena itu, dalam kasus resesi, peningkatan jumlah uang yang beredar tidak mungkin menyebabkan inflasi.

Dalam perangkap likuiditas, suku bunga turun ke nol tetapi hal ini tidak mencegah orang menabung. Dalam situasi ini, ada penurunan kecepatan sirkulasi dan ini dapat menyebabkan deflasi. Dalam situasi ini, meningkatkan jumlah uang beredar tidak akan mampu menyebabkan inflasi.

Pertimbangkan dampak inflasi saat memilih investasi pengembalian tetap

Inflasi mampu mengurangi daya beli Anda. Jika pihak bank menawarkan untuk memberikan bunga 5% untuk uang senilai Rp 100.000 yang anda tabung hari ini karena memasukkanya  ke dalam rekening deposito selama setahun. Dalam satu tahun Anda akan mendapatkan Rp 105.000,-.

Namun, bagaimana jika inflasi untuk tahun itu adalah 2%? Tingkat pengembalian riil Anda menjadi 3% (5% – 2%), jadi uang Rp105.000 yang Anda harapkan sebenarnya hanya bernilai Rp103.000,- dalam nilai “uang hari ini”.

Tingkat pengembalian riil penting karena memberikan pengembalian investasi setelah inflasi dikeluarkan. Tingkat pengembalian riil memberi Anda pandangan yang lebih baik tentang nilai investasi terutama soal daya beli Anda. Pengembalian 4% mungkin terlihat seperti pengembalian yang menguntungkan. Namun, jika nilai inflasinya adalah 5%, investasi yang Anda lakukan justru malah merugi.

Dengan contoh tersebut, investor harus mencoba melindungi daya belinya dengan memilih produk investasi dengan pengembalian yang sama atau lebih besar dari inflasi. Pengembalian investasi dapat lebih berfluktuasi dalam jangka pendek sedangkan pengembalian jangka panjang cenderung lebih stabil. Kecuali jika ada jaminan, Anda bisa kehilangan sebagian atau seluruh uang yang Anda investasikan. Namun, jika Anda bersedia mengorbankan akses ke uang Anda selama beberapa tahun dan berani menerima risiko tertentu, maka  Anda akan mendapatkan nilai investasi yang sepadan.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang pengaruh inflasi terhadap uang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



5 Tips Menggadaikan Motor untuk Mendapat Uang Secara Cepat
Cara Mengirim Uang dengan Western Union
Syarat dan Cara Menukar Uang Rusak di Bank Indonesia
Mengapa Kita Harus Membawa Uang Tunai?
Apa Hubungan Inflasi dan Resesi?
Masih Mau Cara-cara Membuang Uang Seperti Ini?
10 Modus Pegawai Bank Mengelapkan Uang
Memahami tentang Capital Flight dan Pengaruhnya terhadap Perekonomian
Apa Rasanya Tinggal di Negara dengan Hiperinflasi (HyperInflation)?
Kegiatan Menarik Ketika Tidak Punya Uang Lagi


Bagikan Ke Teman Anda