Siasat Penerbangan Berbiaya Rendah (Low Cost Carrier) agar Tetap Meraup Untung
Dunia penerbangan mengenal dua jenis pesawat berdasarkan layanan, yaitu Low Cost Carrier (LCC) dan Full Service Carrier (FSC). Di Indonesia, FSC didominasi oleh Garuda Indonesia dan Batik Air, yang dapat dikenali dengan maskapai penerbangan dengan pelayanan premium dan harga yang tinggi. Sedangkan LCC didominasi oleh Lion Air Group, Citilink Garuda, dan Air Asia.
Spare harga yang cukup jauh antara maskapai FSC dan LCC membuat masyarakat menggandrungi LCC, meski masih banyak juga yang lebih puas dengan pelayanan FSC. Namun pernahkah terfikir bagaimana cara LCC tetap mendapatkan keuntungan dengan tarif yang sangat rendah? Berikut beberapa siasat mereka :
1. Mengambil Tarif Batas Bawah
Kelebihan dari pesawat LCC adalah tarif mereka yang rendah. Bukan berarti mereka mengakali harga yang ditentukan pemerintah, karena tarif mereka tetap berada dalam batas yang diizinkan oleh pemerintah, hanya mereka membidik tarif batas bawah.
Namun penetapan tarif batas bawah berakibat pada banyaknya pelayanan yang sangat jauh berbeda dengan pesawat Full Service Carrier. Misalnya saja kenyamanan yang didapatkan, makanan dan minuman, fasilitas bagasi dan berbagai pelayanan lain yang justru menjadi kelebihan dalam penerbangan Full Service Carrier.
2. Hanya Satu Model kelas di Kabin
Jika anda perhatikan perbedaan yang pertama akan anda temui ketika memasuki pesawat FSC dan LCC dari depan adalah, pesawat LCC tidak memiliki ruang khusus serupa kelas bisnis di FSC. Dengan kabin yang seragam pihak maskapai dapat menghemat banyak hal mulai dari interior hingga pelayanan.
Meski demikian, beberapa maskapai mensiasati dengan memberikan pilihan untuk treatment khusus kepada penumpang, contohnya Citilink dengan Green Seatnya. Namun tentu saja perlakuan khusus ini bisa didapatkan dengan menambah sejumlah uang tertentu.
3. Membawa Bahan Bakar Secukupnya
Pernahkah anda naik LCC dan menyadari bahwa waktu terbang anda lebih singkat dibandingkan jika anda naik maskapai yang full service? Hal ini karena LCC cenderung membuat pesawatnya seringan mungkin. Karenanya, mereka tidak membawa bahan bakar berlebih, agar bahan bakar tidak membebani pesawat ketika terbang sehingga mereka bisa bergerak dengan lebih cepat dari satu kota ke kota lainnya.
4. Memperpendek Jarak Antar Seat
Semakin pendek jarak antar seat, makin banyak penumpang yang dapat mereka angkut. Semakin banyak penumpang yang mereka angkut, semakin banyak pemasukan yang dapat digunakan untuk menutupi biaya operasional.
LCC juga memangkas beberapa space ruangan seperti dapur dan toilet yang lebih sempit sehingga seluruh ruangan dalam pesawat dapat dimaksimalkan untuk menampung penumpang lebih banyak.
5. Menekan Fasilitas
Jika anda naik LCC, maka anda sudah siap untuk tidak mendapatkan in flight entertainment, makanan dan minuman gratis sama sekali. Jika anda mau, anda diperkenankan untuk membeli. Jumlah makanan dan minuman tersebut juga terbatas, sehingga jika anda tidak membeli lebih dulu, anda bisa jadi kehabisan.
6. Mengenakan Biaya Tambahan
LCC sebenarnya bisa memberikan pelayanan tambahan, namun dengan sejumlah ketentuan. Misalnya saja anda harus membayar lebih untuk bagasi yang lebih banyak, harus membayar untuk pilihan seat, harus membayar untuk mendapatkan makanan dan minuman di pesawat dan harus membayar untuk berbagai macam fasilitas tambahan lainnya.
7. Mengambil Jadwal Red Eye Flights
Red Eye Flights adalah penerbangan yang dilakukan pada jam yang sangat pagi dan jam yang sangat malam. LCC banyak mengambil celah pada jadwal Red Eye karena ingin mengambil kue Red Eye yang selama ini cenderung didominasi oleh maskapai Full Service.
8. Memperpendek Turn Around Time
Semakin lama sebuah pesawat terparkir di bandara maka biaya parkir juga akan makin mahal. LCC mengakalinya dengan cara memperpendek Turn Around Time, sehingga secara rata-rata jam terbang mereka lebih tinggi dari Full Service Carrier, karena mereka lebih banyak terbang daripada berdiam di bandara.
9. Sering Melakukan Penyesuaian
Terkadang beberapa maskapai LCC memutuskan tidak jadi terbang karena jumlah penumpang yang sedikit dan tidak memenuhi kuota. Karena jika penerbangan tetap dilakukan mereka akan mengalami kerugian, mereka lalu mengakalinya dengan cara mengalihkan penumpang ke penerbangan selanjutnya. Akibatnya sering terjadi penumpukan penumpang di Bandara dan delay berkepanjangan yang merugikan konsumen.
Namun tidak semua LCC menerapkan hal semacam ini, karena beberapa LCC pun memiliki komitmen yang tinggi terhadap konsumen dengan berangkat tepat waktu dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya delay yang berkepanjangan.
10. Terminal yang Berbeda dengan FSC
Jika anda perhatikan antara LCC dan FSC mendapatkan terminal yang berbeda. Di Bandara Soekarno Hatta misalnya, LCC mendapatkan terminal 1 sedangkan Garuda Indonesia berada di terminal 3. Demikian halnya dengan bandara-bandara lainnya di dunia. Alasan mengapa terminal mereka berbeda adalah karena faktor kenyamanan juga berbeda. Terminal yang ditempati pesawat FSC jauh lebih nyaman dibandingkan terminal yang diperuntukkan untuk LCC.
Artikel Terkait
- 10 Hal yang Harus Dilakukan Setiap Hari agar Menjadi Lebih Pintar
- Cara Mudah Berpikir Lebih Positif
- Apa Beda Monopoli dan Oligopoli?
- Apa Perbedaan Akuisisi dan Merger?
Demikianlah artikel tentang siasat penerbangan berbiaya rendah (Low Cost Carrier) agar tetap meraup untung, semoga bermanfaat bagi Anda semua.