Apa Itu Big Mac Index?
Kebanyakan orang mengenal Big Mac sebagai salah satu menu hamburger dari McDonalds yang ukurannya besar. Tapi istilah Big Mac Index di dunia keuangan beda lagi artinya. Big Mac Index adalah indeks harga yang diterbitkan oleh koran bisnis internasional, The Economist. Tujuannya untuk mengukur paritas daya beli antar dua mata uang secara informal.
Big Mac Index juga memberikan gambaran akan sejauh mana nilai tukar pasar uang bisa mempengaruhi harga barang di negara yang berbeda. Big Mac Index dibuat sebagai usaha agar teori nilai tukar jadi lebih mudah dicerna.
Kenapa Dinamakan Big Mac?
Big Mac Index pertama kali diterbitkan di tahun 1986, tepatnya di bulan September. Pada saat itu memang menu Big Mac dari McDonalds lagi naik daun. Restoran cepat saji waralaba ini juga sudah membukan banyak cabang di berbagai negara di seluruh dunia. Meskipun McDonalds di tiap negara bisa punya menu yang berbeda-beda sesuai selera masing-masing, tapi menu Big Mac biasanya selalu ada.
Karena alasan inilah, The Economist memilih Big Mac sebagai perbandingan. Jadi memang ada kaitanya antara menu makanan di McDonalds dengan Big Max Index.
Big Mac Index dilakukan dengan cara membandingkan harga Big Mac di tiap negara. Tiap 2 kali dalam setahun The Economist akan mengonversi harga Big Mac di tiap negara ke dalam dolar Amerika Serikat. Nilainya menggunakan nilai tukar pada saat penilaian dilakukan.
Karena standar Big Mac seharusnya sama di tiap negara, jadi standar produk dan biaya produksinya seharusnya relatif sama. Perbedaan biaya pembuatan Big Mac dalam dolar Amerika merefleksikan kemampuan membeli dalam tiap mata uang.
Variasi Big Mac Index
Terkadang The Economist juga membuat indeks dengan tema yang bervariasi. Tapi pada dasarnya produk yang dipilih biasanya sangat populer dan bisa ditemukan di berbagai negara dengan mudah. Misalnya saja di bulan Januari 2004, The Economist menerbitkan Tall Latte Index yang terinspirasi dari salah satu varian minuman dari Starbucks Coffee.
Di tahun 2007, sebuah bank asal Australia juga mencoba menerbitkan indeks semacam ini dan menamainya sebagai iPod Index. iPod dipilih karena diproduksi oleh satu pabrikan, jadi seharusnya nilai iPod di seluruh dunia itu sama. Tapi teori ini kemudian mendapat kritik karena beberapa negara harganya dipengaruhi dengan biaya pengiriman.
Lalu di tahun 2017, sebuah platform bernama Versus juga mengeluarkan indeks serupa dan menamainya The Chai Latte Global Index. Seperti bisa diduga, nama ini menggunakan salah satu jenis minuman dari Starbucks Coffee. Karena makin mendunia, sekarang memang banyak yang menggunakan menu Starbucks Coffee.
Di tahun 2019, diterbitkan indeks lebih terkini yang juga menggunakan menu Starbucks Coffee. Finder.com merilis Tall Latte Index dengan membandingkan harga Tall Latte di 76 negara kala itu. Indeks ini mencoba mengungkapkan korelasi antara harga Tall Latte Starbucks Coffee dengan GDP sebuah negara.
Kenapa Big Mac Index Berguna?
Big Mac Index bisa digunakan sebagai cara yang mudah untuk mengukur nilai mata uang. Kita juga bisa tahu apakah sebuah mata uang itu nilainya sangat tinggi atau justru sebaliknya sangat rendah jika dibandingkan dengan mata uang lainnya. Dari indeks inilah mereka bisa mulai trading di pasar pertukaran mata uang asing.
Dari Big Mac Index juga investor bisa mendapat gambaran akan perubahan nilai mata uang dari waktu ke waktu. Investor bisa melihat inflasi yang terjadi di mata uang tertentu. Inflasi sendiri sangat berguna untuk mengetahui nilai instrumen finansial. Misalnya saja hasil bagi obligasi harus mempertimbangkan tingkat inflasi. Inilah yang membuat investasi ini menarik ke depannya.
Meski masih ada kekurangan di sana-sini, Big Mac Index pada dasarnya dinilai oleh banyak ahli ekonomi sebagai metode yang fair. Big Mac Index bisa dijadikan indikoator daya beli ekonomi lokal di seluruh dunia. Harga Big Mac di tiap negara pada dasarnya mempertimbangkan bahan baku, upah pekerja, pajak, dan premis bisnisnya.
Apakah Big Mac Index adalah Ukuran yang Baik?
Banyak ahli ekonomi yang menganggap bahwa Big Mac Index adalah cara pengukuran paritas daya beli yang bisa diterima. Alasannya karena Big Mac atau produk lain yang digunakan seharusnya standar nilainya sama meski dijual di negara dengan mata uang berbeda. Tapi nyatanya metode pengukuran ini juga memiliki beberapa keterbatasan.
Big Mac Index punya keterbatasan geografis, pasalnya tak semua negara sudah ada waralaba McDonalds. Misalnya saja di benua Afrika. Restoran cepat saji ini hanya bisa kita temukan di Maroko, Mesir dan Afrika Selatan. Karena itu, untuk menghitung benua Afrika, sempat digunakan KFC Index. Menu yang digunakan adalah 1 bucket ayam versi original isi 15 buah.
Alasan keterbatasan lainnya adalah di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya, harga McDonalds dianggap relatif murah. Sedangkan di banyak negara lainnya justru harganya dianggap relatif mahal, terutama jika dibandingkan dengan makan di rumah makan lokal. Belum lagi ada pajak lokal, biaya impor untuk beberapa jenis bahan makanan dan lain-lain. Faktor ini membuat harganya berbeda.
Belum lagi kalau menghitung biaya promosi. Tiap negara bisa menggunakan cara promosi yang berbeda-beda. Biaya pengantaran dan harga pasar lokal yang berbeda juga bisa mempengaruhi harga jual. Jadi cukup sulit membandingkan harga karena ada banyak faktor kecil yang harus dipertimbangkan. Terutama karena faktornya bisa berbeda-beda di tiap negara.
Artikel Terkait
- Apa Itu Rasio Keuangan?
- Memahami Lebih Jelas tentang Market Cap
- Apa itu Niche Market?
- Apa itu Komponen Biaya Produksi?
Demikianlah artikel tentang Big Mac Index, semoga bermanfaat bagi Anda semua.