Asal Usul Ikan Mujair Di Indonesia
Kita semua tentu sudah tidak asing lagi dengan ikan Mujair, yang merupakan salah satu jenis ikan yang banyak ditemukan di Indonesia. Menjadi ikan konsumsi yang cukup populer di Indonesia, ikan ini menjadi salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Namun, apakah kalian semua sudah tahu mengenai asal usul ikan Mujair? Dan mengapa ikan ini diberi nama Mujair?
Ikan Mujair memiliki nama latin Oreochromis mossambicus, yang juga biasa disebut Mozambique tilapia atau Java tilapia. Diketahui, Mujair merupakan ikan asli perairan Mozambik, Afrika. Mujair termasuk jenis ikan yang mudah beradaptasi dengan lingkungan, sehingga ia dapat hidup di perairan air tawar maupun air payau.
Lalu, bagaimana ikan ini bisa sampai ke Indonesia?
Sejarah Ikan Mujair di Indonesia
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana ikan ini bisa sampai ke Indonesia. Namun, di Indonesia ikan ini pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh Mbah Moedjair warga desa Papungan di muara Sungai Serang pantai selatan Blitar, Jawa Timur.
Mbah Moedjair yang bernama asli Iwan Dalauk, kala itu bepergian ke Teluk Serang yang berada di laut selatan Blitar, Jawa Timur, untuk melakukan Tirakat mandi di Pantai Serang setiap satu Suro. Disana ia menemukan jenis ikan asing yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Mbah Moedjair tertarik dengan ikan tersebut karena keunikannya yang menyimpan anak-anaknya didalam mulut ketika ada bahaya dan dikeluarkan lagi setelah keadaan sudah aman.
Kemudian Mbah Moedjair memutuskan membawa pulang beberapa ikan yang ia temukan, dengan maksud ingin mengembangbiakkannya di rumah. Awalnya, Mbah Moedjair mendapat kendala karena perbedaan jenis air, ikan yang ia bawa mati saat dimasukkan ke dalam air tawar.
Namun, Mbah Moedjair tidak putus asa, ia rela bolak balik ke Pantai Serang yang berjarak 35 Km dari desanya untuk mengambil ikan itu kembali, dengan ambisi agar spesies ikan tersebut dapat berkembangbiak di air tawar. Ia berjalan kaki melewati hutan belantara, naik turun bukit dengan akses jalan yang sulit dan memakan waktu dua hari.
Dalam percobaannya, Mbah Moedjair mencampurkan air laut dengan air tawar secara terus menerus dengan tingkat konsentrasi air tawar yang semakin lama semakin banyak dari air laut, sampai kedua jenis air yang berbeda ini dapat menyatu. Usaha Mbah Moedjair kemudian membuahkan hasil pada percobaannya yang ke 11, ia berhasil mempertahankan 4 ekor ikan tersebut hidup di air tawar.
Ikan yang di pelihara Mbah Moedjair berkembang dengan cepat. Ikan tersebut dapat menghasilkan banyak telur dengan cara menyimpannya di dalam mulut sampai telur-telur tersebut menetes menjadi anak ikan.
Seiring berjalannya waktu, ikan tersebut mulai mendapat perhatian dari warga desa. Hingga akhirnya kabar ini sampai ke telinga Schuster, seorang warga Belanda yang berprofesi sebagai Kepala Penyuluh Perikanan di Jawa Timur.
Mendengar kabar tersebut, Schuster kemudian berkunjung ke desa Mbah Moedjair, desa Papungan Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, untuk melihat ikan temuannya itu. Setelah dilakukan identifikasi, diketahui ikan tersebut bernama Tilapia mossambica yang berasal dari Afrika.
Karena cepat bertelur, memiliki pertumbuhan yang pesat serta dapat hidup di semua lingkungan air, maka ikan tersebut dengan cepat dibudidayakan dan diberi nama lokal “ikan Mujair”, mengambil dari nama sang penemu ikan tersebut.
Pada masa itu, Pemerintah Hindia Belanda mengapresiasi usaha Mbah Moedjair dalam membudidayakan ikan Mujair dengan memberinya santunan sebesar Rp 6 per bulan.
Ikan Mujair semakin populer di masa pendudukan Jepang. Kala itu pasukan Jepang membawanya ke seluruh daerah untuk dibudidayakan dalam tambak-tambak. Dan Mbah Moedjair kemudian diangkat menjadi pegawai negeri tanpa harus mendapatkan beban kerja.
Pada tahun 1951, tepat setelah 6 tahun kemerdekaan Indonesia, Kementerian Pertanian RI memberikan surat tanda jasa kepada Mbah Moedjair sebagai penemu sekaligus perintis perkembangbiakan ikan Mujair. Selain itu, pada tahun 1953 Mbah Moedjair juga mendapat penghargaan berskala internasional dari Konsul Komite Perikanan Indo Pasifik.
Dan sejak tahun 1982, pemerintah Indonesia mengadakan program pengembangan aneka ikan dengan menyebarkan bibit-bibit ikan Mujair dalam kolam pekarangan hingga waduk-waduk.
Artikel Terkait
- Inilah 10 Jenis Ikan Hias Air Tawar Yang Cukup Langka
- Eksotisme Ikan Hias Asli Indonesia
- 10 Daftar Ikan Hias Air Laut Termahal di Dunia
- Arti Dan Tugas Penyuluh Perikanan
Demikianlah artikel tentang asal usul ikan Mujair di Indonesia semoga bermanfaat bagi Anda semua.