Cara Membuat Anggaran Keuangan Untuk Keluarga
Financial planning atau perencanaan keuangan adalah soft skill yang harus dikuasai oleh semua orang. Terlepas dari siapapun anda atau apapun profesi anda, ketrampilan ini wajib untuk anda kuasai. Sebab dengan menguasai skill ini anda akan terhindari dari musibah musibah yang bisa jadi tidak perlu seperti terjebak hutang kartu kredit atau terjebak hutang bank.
Namun artikel kali ini akan fokus kepada perencanaan keuangan atau perencanaan anggaran untuk keluarga. Karena keluarga adalah salah satu entitas yang paling membutuhkan financial literacy dan financial planning. Artikel ini akan membahas mengenai bagaimana seharusnya anda mengatur keuangan keluarga anda serta tips dan trik yang dapat anda lakukan untuk mengelola keuangan yang lebih baik.
Mengatur anggaran keuangan keluarga
Menurut Ligwina Hananto, terdapat lima pos pengeluaran yang harus diperhatikan yaitu cicilan hutang, pengeluaran rutin, menabung/investasi, sedekah dan lifestyle[1]. Financial planner dari qm financial tersebut menyebut seharusnya alokasi anggaran untuk cicilan tidak lebih dari 30% dari penghasilan sementara pengeluaran rutin seperti biaya beli makanan dan minuman berkisar 40%-60% dari anggaran. Sisa dari kedua alokasi tersebut dibagi menjadi tiga yaitu sedekah 2.5%, lifestyle maksimal 20% dan menabung atau investasi sekitar 10%.
Jadi, jika total pendapatan anda dan pasangan anda digabungkan sejumlah Rp. 5.000.000 perbulan, maka pastikan cicilan hutang anda baik itu kredit rumah atau kendaraan maksimal sejumlah Rp. 1.600.000.,00. Untuk biaya makan sehari hari jumlah yang harus anda keluarkan berkisar Rp. 2.000.000.,00 hingga Rp. 3.000.000.,00. Sedangkan sisa uang sebesar Rp. 400.000.,00 hingga Rp. 1.400.000.,00 bisa sebagian anda tabung, anda sedekahkan dan anda pakai untuk bersenang senang.
Apabila anda terlanjur terjebak hutang dengan cicilan melebihi alokasi tersebut, maka anda bisa mengurangi pengeluaran anda secara urut mulai dari alokasi untuk gaya hidup dan tabungan. Sehingga anda masih bisa membayar hutang anda tersebut.
Tips dan Trik Mengatur Keuangan Keluarga
1. Diskusikan dan rencanakan keuangan anda dengan pasangan anda
Jangan takut berdiskusi mengenai keuangan karena walau bagaimanapun mendiskusikan topik ini dengan pasangan anda adalah hal yang krusial. Hal ini penting karena baik anda maupun pasangan anda pasti memiliki skala prioritas dan keinginan masing masing dalam hal membelanjakan pendapatan. Bisa jadi setelah membayar uang sekolah anak anda dan keperluan lainnya anda ingin membeli baju sementara pasangan anda ingin membeli rokok padahal sisa uang anda cukup terbatas.
Dalam diskusi ini pastikan anda membahas skala prioritas anda dan pasangan anda. Anda harus dapat membedakan mana barang yang anda atau pasangan anda secara pribadi inginkan dan mana barang yang anda anda atau pasangan anda butuhkan. Kedua jenis barang tersebut mau tidak mau harus kalah dengan barang yang keluarga anda butuhkan contoh susu dan baju buat anak anda yang masih balita.
2. Buatlah target keuangan anda
Setiap anggota keluarga pasti memiliki keinginan sendiri sendiri. Oleh karena itu penting bagi anda untuk menerapkan tips nomor satu yaitu berdiskusi dengan pasangan anda. Salah satu aspek penting dalam keuangan yang harus dibahas dalam diskusi tersebut adalah target keuangan anda.
Target ini bisa target keuangan perbulan atau pertahun. Fungsi dari penetapan target ini adalah untuk menjaga pengeluaran anda agar tidak berlebihan untuk hal yang tidak perlu. Penetapan target keuangan ini penting terutama pada musim musim liburan terlebih liburan lebaran yang biasanya ‘perlu’ baju baru dan aneka jajanan.
3. Catat pengeluaran anda
Tidak selamanya mengoleksi struk supermarket itu buruk. Kebiasaan ini akan menjadi baik jika setelah berbelanja anda merekap ulang isi struk itu dan mencatat daftar belanjaan anda ke dalam sebuah catatan (bisa tulis maupun ketik). Tujuan pencatatan ini adalah agar anda tidak ‘keblabasan’ saat berbelanja sehingga anda mengeluarkan uang lebih dari yang seharusnya anda keluarkan.
Ada baiknya juga sebelum anda belanja anda menulis daftar belanjaan anda. Jadi ketika sudah berada di supermarket atau pasar tradisional anda tidak ‘khilaf’ dengan membeli barang barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
4. Lakukan evaluasi keuangan bulanan
Setelah berdiskusi, menetapkan target dan mencatat pengeluaran anda, ada baiknya anda melakukan evaluasi keuangan bulanan. Tahap ini perlu untuk mengerti permasalahan keuangan anda pada bulan tertentu dan memastikan permasalahan tersebut tidak terulang lagi d ibulan depan.
Contoh, pada bulan ini anda mendapati bahwa anda harus menambah hutang ke sanak keluarga anda karena suatu hal yang anda lupa. Setelah menelusuri catatan keuangan bulanan anda, anda menemukan bahwa anda sering membeli bahan makanan yang tidak dibutuhkan. Oleh sebab itu anda dan pasangan anda memutuskan untuk belanja bahan makanan seminggu sekali saja dan membuat daftar belanjaan sebelum berangkat ke pasar.
5. Prioritaskan pembayaran hutang
Seperti yang tertulis diatas, ketika hutang anda bertambah maka anda harus mengurangi alokasi pengeluaran untuk gaya hidup anda. Ini karena mau tidak mau anda harus menjadikan pembayaran hutang sebagai prioritas keuangan anda. Anda tentunya tidak ingin rumah anda disita bank gara gara gagal nunggak bayar KPR bukan?
Dengan demikian, penting juga bagi anda untuk mengelola hutang. Artinya usahakan anda tidak berhutang untuk membeli hal hal yang tidak anda butuhkan. Terlebih lagi jika hutang tersebut dalam jumlah yang besar.
Sehingga apabila anda adalah pengguna kartu kredit, pastikan anda juga mengontrol tagihan kartu kredit anda. Sebab membayar menggunakan kartu kredit atau dengan cara kredit sama dengan anda berhutang. Saran dari Ligwina Hananto dalam podcast tersebut diatas adalah anda tidak seharusnya membeli barang barang yang memiliki nilai depresiasi yang tinggi seperti gadget atau kendaraan dengan cara kredit kecuali gadget atau kendaraan tersebut memang benar benar anda butuhkan misalnya untuk usaha.
6. Alokasikan anggaran untuk dana darurat
Pos pengeluaran dana darurat berbeda dengan pos pengeluaran tabungan. Sebab pos pengeluaran tabungan ditujukan untuk menabung uang untuk mencapai target tertentu sementara pos dana darurat ditujukan untuk berjaga jaga atas kebutuhan mendesak (precautionary). Alangkah lebih baik jika anda menjadikan pos dana darurat ini setelah pos pengeluaran untuk tabungan dan sebelum pos pengeluaran untuk sedekah dan gaya hidup.
Menurut laman finansialku.com[2], anda harus menyiapkan darurat minimal sebesar 4 hingga 12 kali pengeluaran bulanan anda. Namun bisa jadi jumlah tersebut sulit untuk dicapai terutama untuk keluarga muda. Meskipun demikian ada baiknya anda menyiapkan dana darurat ini semampu keluarga anda untuk berjaga jaga saat ada kebutuhan mendesak yang tidak terduga.
Mengatur keuangan keluarga mungkin adalah sebuah tugas yang susah dan menantang. Akan tetapi yang jelas mengatur keuangan dan membicarakan keuangan dengan keluarga anda bukanlah hal yang menakutkan. Selamat Mencoba!
[1] Ligwina Hananto dalam podcast milik Raditya Dika. https://www.youtube.com/watch?v=Vq_isjFtn6k. Diakses pada tanggal 4 oktober 2020.
[2] https://www.finansialku.com/dana-darurat-harus-ada/. Diakses tanggal 4 Oktober 2020.
Artikel Terkait
- Tips Keuangan Ala Orang Tiongha
- Cara Menghindari Gali Lubang Tutup Lubang
- Apa itu Literasi Keuangan dan Seberapa Penting Dijalankan?
- Cara Mempersiapkan Dana Pendidikan Untuk Anak
Demikianlah artikel tentang cara membuat anggaran keuangan untuk keluarga, semoga bermanfaat bagi Anda semua.