Definisi Aset Likuid
Likuiditas aset adalah konsep yang banyak dibahas dalam dunia finansial. Karena berbagai alasan, aset likuid adalah bagian yang sangat penting dalam profil finansial seseorang. Aset likuid adalah aset yang bisa dikonversi menjadi tunai dengan mudah dan cepat. Bahkan aset likuid bisa disebut dengan aset tunai karena pencairannya yang tidak rumit.
Aset likuid biasanya dipandang setara dengan uang tunai, karena nilai mereka sama tingginya ketika dijual. Dalam artian Anda sebagai pemilik aset tidak rugi (atau bahkan mendapatkan untung) dari aset likuid yang dimiliki. Aset likuid adalah bentuk aset yang paling dasar, dan dimiliki secara personal maupun organisasi.
Apa yang Termasuk Aset Likuid?
Contoh aset yang termasuk likuid adalah:
- Uang tunai
- Tabungan
- Jenis investasi tertentu.
Aset likuid adalah aspek penting dalam total harta yang Anda miliki. Total harta adalah hasil penjumlahan semua aset yang dimiliki, baik itu likuid atau tidak likuid, kemudian dikurangi liabilitas (hutang). Setelah mengetahui total harta yang dimiliki berjumlah besar, penting bagi Anda untuk mengetahui berapa aset likuid yang dimiliki. Aset likuid menentukan berapa jumlah uang tunai yang bisa Anda miliki dan aset yang bisa dicairkan dengan cepat jika suatu saat nanti kondisi ekonomi Anda memburuk.
Selagi menghitung aset mana saja yang likuid, Anda juga harus tahu aset apa saja yang tidak likuid. Aset tidak likuid adalah semua harta benda yang membutuhkan waktu beberapa lama untuk dicairkan menjadi tunai. Aset tidak likuid antara lain adalah:
- Properti tanah dan bangunan
- Barang-barang berharga, misalnya perhiasan
- Kendaraan
Apa yang Termasuk Investasi Likuid?
Investasi ada banyak macam dan jenisnya, beberapa di antaranya likuid namun ada juga yang tidak. Jenis investasi yang tergolong likuid antara lain:
- Saham
- Reksa dana
- Reksa dana pasar uang
- Obligasi
Segala investasi yang berkaitan dengan properti, tanah, dan bangunan tidak termasuk ke dalam aset likuid. Hal ini disebabkan butuh waktu cukup lama untuk menjual properti sehingga Anda mungkin tidak bisa memperoleh nilai pasar yang setara saat menjualnya, terutama jika Anda membutuhkan dana cepat.
Sertifikat deposito (SD) mungkin mendekati likuid, namun tergantung pada syarat dan ketentuan yang ada. Umumnya sertifikat deposito memberlakukan denda atau pinalti jika nasabah melakukan penarikan sebelum jatuh tempo, meski nilai denda yang diberlakukan antara satu perusahaan dengan yang lain tidak sama.
Begitu juga dengan investasi dana pensiun yang juga dikategorikan sebagai mendekati likuid, tergantung pada seberapa mudah proses pencairan dana bisa dilakukan tanpa adanya denda atau pinalti.
Aset Likuid dalam Dunia Bisnis
Tidak hanya pada skala pribadi saja, aset likuid juga berlaku untuk perusahaan, organisasi, dan bisnis lainnya. Dalam bisnis, yang termasuk aset likuid antara lain adalah account receivable atau piutang (uang yang dihutang oleh nasabah atau klien) karena transaksi tersebut akan terbayarkan (likuid) dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, bahkan lebih cepat dari perkiraan.
Inventaris perusahaan yang dimiliki seperti furnitur kantor dan produk yang dijual juga termasuk ke dalam aset likuid, karena Anda bisa menjualnya setiap saat kapanpun Anda membutuhkan dana. Dalam neraca perusahaan, uang tunai ada di daftar teratas aset likuid, kemudian diikuti dengan aset-aset lain yang dianggap likuid, berdasarkan tingkat likuiditasnya (seberapa mudah proses dan berapa waktu likuiditas yang dibutuhkan).
Jika Anda menjalankan usaha dan ingin mengetahui seberapa likuid perusahaan Anda, gunakan penghitungan sederhana seperti ini: apabila semua hutang dan liabilitas (tanggungan) pada saat itu telah terbayar, maka sisanya dianggap likuid.
Selain beberapa hal di atas, aset setara kas (cash equivalent) juga termasuk aset likuid. Aset setara kas adalah investasi jangka pendek yaitu kurang dari 90 hari, dianggap sebagai aset likuid karena dapat ditunaikan dalam waktu singkat.
Pentingnya Likuiditas Aset
Mengapa memiliki aset likuid sangat penting? Aset likuid akan sangat membantu Anda ketika terjebak dalam situasi darurat. Ketika kondisi finansial sedang terpuruk dan membutuhkan dana cepat, Anda tidak mungkin menunggu hingga rumah atau tanah terjual karena akan memakan waktu lama. Yang Anda butuhkan adalah dana tunai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan membayar tagihan.
Dalam kondisi yang mendesak, berapa total harta yang Anda miliki menjadi tidak penting. Yang terpenting adalah berapa banyak uang tunai yang bisa Anda gunakan saat itu juga. Jumlah aset likuid juga mempengaruhi pengajuan kredit rumah dan properti lainnya. Pihak penyedia pinjaman akan memverifikasi aset likuid yang Anda miliki untuk menentukan apakah Anda tetap mampu membayar cicilan saat kondisi finansial Anda memburuk.
Memiliki aset likuid dalam jumlah besar dapat memberikan ketenangan bagi Anda, karena sewaktu-waktu musibah yang tidak terduga bisa terjadi. Bisa saja Anda kehilangan pekerjaan atau jatuh sakit dalam waktu lama. Memiliki uang tunai yang siap sedia akan sangat membantu Anda menghadapi krisis finansial dengan lebih tenang.
Membangun Aset Likuid Anda Sendiri
Mengingat pentingnya aset likuid, Anda harus mulai membangun aset likuid Anda. Sebagai permulaan, dana darurat bisa menjadi awal aset likuid yang baik. Fungsi dana darurat adalah menutup pengeluaran tidak terduga yang mungkin muncul.
Cara yang tepat untuk mulai membangun aset likuid adalah dengan menyisihkan uang setiap minggu, setiap bulan, atau setiap menerima gaji secara rutin. Anda bisa memanfaatkan fitur pemotongan otomatis dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jumlah yang diinginkan.
Artikel Terkait
- Hubungan Inflasi dan Jumlah Uang yang Beredar
- Hubungan Antara Inflasi dengan Pengangguran
- Apa Itu Digital Banking?
- Definisi Giro Mundur
Demikianlah artikel tentang definisi aset likuid, semoga bermanfaat bagi Anda semua.