Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Jenis-Jenis Kartel dan Dampak Negatifnya

Dunia bisnis didominasi oleh perusahaan-perusahaan raksasa multinasional yang jangkauan pasarnya sudah bukan lagi domestik atau regional, tetapi internasional. Di satu sisi, keberadaan perusahaan-perusahaan raksasa ini penting, karena mereka memproduksi produk-produk yang dibutuhkan dengan jangkauan distribusi yang luas, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat di berbagai negara. Namun di sisi lain, perusahaan-perusahaan raksasa yang menguasai pangsa pasar dunia tak jarang melakukan ‘permainan’ yang disebut dengan kartel. Parahnya, kartel ini hanya memberikan keuntungan kepada segelintir orang, tetapi menimbulkan kerugian pada banyak pihak.

Apa itu kartel?

Istilah kartel sering kali digunakan untuk menyebut ‘mafia’ bisnis yang menguasai dan memonopoli pasar suatu barang atau jasa. Kartel merupakan organisasi yang dibentuk berdasarkan kesepakatan formal antara sekelompok produsen barang atau jasa untuk mengatur pasokan yang bertujuan untuk memanipulasi harga. Secara sederhana, kartel bisa dilakukan oleh organisasi atau perusahaan, bahkan juga negara yang bertindak bersama, di mana seolah-olah mereka adalah satu produsen, sehingga dapat menetapkan harga suatu barang yang diproduksi dan layanan yang diberikan, tanpa adanya persaingan.

Pada prinsipnya, kartel bukanlah organisasi ilegal, bahkan legal. Organisasi ini sengaja dibentuk untuk mempengaruhi harga barang dan jasa yang diperdagangkan secara legal. Namun, karena lebih banyak menimbulkan kerugian, banyak negara yang melarang kartel. Bahkan di Amerika Serikat, hampir semua kartel ilegal, apa pun jenis bisnisnya.

Kartel menyiratkan aliansi pesaing dalam industri bisnis yang sama. Setiap perusahaan anggota kartel sepakat dan bersedia meminimalisir persaingan melalui pengaturan harga. Artinya, barang yang diproduksi oleh perusahaan anggota kartel dipasarkan dengan harga yang sama, meski dengan merek yang berbeda-beda. Hal ini tentu merugikan konsumen, sebab tidak adanya persaingan harga mengakibatkan pilihan barang dengan harga yang bervariasi sangat terbatas, bahkan tidak ada.

Dalam melakukan pengaturan, kartel berfokus pada produksi sesuai dengan batas output yang ditetapkan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi pasar. Tak hanya itu, kartel juga melibatkan pengendalian harga, pembatasan persaingan non-harga, dan alokasi pasar antar-anggota, baik secara geografis maupun jenis produk atau persyaratan yang disepakati. Sebab inilah, kartel membatasi produsen pendatang baru untuk masuk, sehingga terciptalah monopoli. Bahkan lebih parahnya, kartel tak segan untuk melakukan persekongkolan tender (kolusif) guna meraup keuntungan dan pastinya tetap menguasai pasar.

Jenis-jenis kartel

Dalam lingkup perkembangan dunia bisnis dan ekonomi, menurut perjanjiannya, terdapat dua jenis kartel, yaitu:

  • Perjanjian kartel horizontal

Sesuai dengan namanya, jenis kartel ini merupakan kartel dengan perjanjian yang dibuat diantara perusahaan pesaing, artinya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha atau industri yang sama. Pada jenis kartel ini, perusahaan-perusahaan anggota kartel berada pada level yang sama dalam rantai produksi. Tak hanya itu, mereka juga beroperasi pada lini bisnis yang sama. Perjanjian kartel horizontal ini juga disebut sebagai anti-persaingan, karena melibatkan beberapa hal sebagai berikut.

    • Kesepakatan tentang harga
    • Kesepakatan tentang kuantitas
    • Kesepakatan tentang tawaran
    • Kesepakatan tentang pangsa pasar
  • Perjanjian kartel vertikal

Perjanjian kartel vertikal merupakan jenis kartel yang dibentuk dengan perjanjian atau kesepakatan tentang hubungan perdagangan aktual dan potensial diantara penjual. Pada jenis perjanjian kartel ini, perusahaan anggota berada pada tingkat produksi atau rantai pasokan yang berbeda di pasar yang berbeda. Jenis perjanjian kartel ini melibatkan antara produsen dengan distributor.

Dampak negatif kartel

Meski dianggap legal, namun kartel dinilai memiliki pengaruh atau dampak yang kurang baik terhadap perekonomian. Tidak adanya persaingan sehat diantara perusahaan yang memproduksi barang-barang atau layanan sejenis, sehingga menghambat pembentukan harga oleh mekanisme pasar.

Harga barang dan jasa secara dominan dikuasai dan ditentukan sendiri oleh kartel tersebut. Hal ini jelas merugikan konsumen, karena harga untuk barang dan jasa sejenis tidak variatif, sehingga pilihan konsumen sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Keberadaan kartel ini sering kali mempermainkan harga suatu barang atau jasa lebih tinggi di atas harga pasar.

Tak hanya harga, kartel juga menghambat industri berkembang, karena mencegah pendatang baru untuk memasuki pasar. Kurangnya persaingan menyebabkan kurangnya inovasi. Dalam kartel, tidak ada keunggulan kompetitif, karena masing-masing perusahaan anggota berada pada level yang sama, sehingga anti-persaingan.

Adanya dampak negatif yang ditimbulkan oleh kartel ini, mendorong banyak negara untuk melarang pembentukannya. Pembentukan kartel dianggap melanggar hukum karena bertentangan dengan kepentingan konsumen. Selain yang telah disinggung sebelumnya, berikut dampak negatif lain dari kartel.

  • Harga cenderung lebih tinggi

Di saat kartel terbentuk, perusahaan-perusahaan anggota membuat kesepakatan untuk menaikkan harga dalam kesatuan, yang mengakibatkan penurunan elastisitas permintaan untuk satu produsen.

  • Kurangnya transparansi

Setiap perusahaan anggota mengelola produksinya masing-masing, sehingga tidak awa kewajiban untuk mengungkap atau melaporkan harga, kecuali jika diminta dan disetujui. Hal ini mengakibatkan transparansi pengelolaan produksi menjadi rendah.

  • Praktik anti-persaingan

Idealnya suatu pasar akan membentuk persaingan yang sehat, di mana masing-masing produsen berusaha meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada kartel. Kartel sebagai aliansi pesaing, sehingga mekanisme pasar menjadi tidak kompetitif. Tak hanya itu, kartel sekaligus merepresentasikan praktik anti-persaingan.

  • Pasokan yang dibatasi

Sebab kartel menguasai pasar, maka mereka akan dengan mudah mempermainkan harga dan juga pasokan barang. Untuk waktu-waktu tertentu, kartel membatasi pasokan sehingga menyebabkan terjadinya kelangkaan. Ketika barang langka di pasaran, maka mereka akan memasarkan kembali dengan harga yang lebih tinggi. Konsumen tentu tak bisa protes, mereka hanya bisa mengikuti permainan dari kartel.

Kartel terbesar di dunia

Siapa yang tidak kenal OPEC (The Organization of Petroleum Exporting Countries)? OPEC merupakan organsiasi negara pengekspor minyak yang terdiri dari 114 negara. Misi dari organsaisi ini adalah untuk mengkoordinasikan dan menyatukan kebijakan perminyakan negara-negara anggota dan memastikan stabilisasi pasar minyak. Kegiatan OPEC legal bahkan dilindungi oleh hukum perdagangan luar negeri Amerika Serikat. Padahal, OPEC merupakan kartel terbesar di dunia.

Berkenaan dengan status OPEC, hingga saat ini masih menjadi kontroversi. Sebagian kalangan menganggap bahwa OPEC merupakan kartel yang mengatur harga dan pasokan minyak di seluruh dunia. Namun, dari pihak anggota OPEC sendiri menyatakan bahwa organisasi tersebut bukanlah kartel, melainkan hanya sebuah organisasi internasional dengan misi mulia dan kegiatan yang legal. Faktanya, harga minyak dunia ditentukan oleh kesepakatan negara-negara anggota OPEC.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang jenis-jenis kartel dan dampak negatifnya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Dampak Positif Dari Globalisasi
Keuntungan / Dampak Positif dari Resesi
Cara Menghadapi Orang yang Negatif
Jenis DanTipe-Tipe Investor
Memahami tentang Biaya Produksi dan Jenis-jenisnya
Dampak Resesi Ekonomi
Memahami Jenis-jenis Pengeluaran yang Termasuk dalam Capital Expenditure
Jenis-jenis Cek yang Berlaku di Indonesia
Jenis-Jenis Negoisasi
9 Sektor Industri yang Tersungkur Akibat Hantaman Virus Corona


Bagikan Ke Teman Anda