Pengertian Kegiatan Distribusi dan Contohnya
Dalam kehidupan sehari-hari setiap individu pasti tak lepas dari kebutuhan akan suatu produk, entah makanan, minuman, pakaian, dan lain sebagainya. Bagaimana produk-produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen? Tentu saja dengan distribusi.
Distribusi menjadi tahap akhir dalam pengembangan rencana pemasaran. Kegiatan distribusi ini turut andil dalam menentukan berhasil tidaknya suatu bisnis. Sebab, dari kegiatan distribusi inilah, perusahaan dapat memastikan bahwa produk-produknya telah sampai dan tersedia di pasar, sehingga memudahkan konsumen untuk membelinya. Intinya, distribusi dapat mempengaruhi tingkat penjualan produk.
Apa itu kegiatan distribusi?
Secara sederhana kegiatan distribusi dapat dipahami sebagai proses penyaluran produk dari gudang pabrik ke pasar. Pasar di sini merujuk pada tempat-tempat yang memungkinkan bagi konsumen untuk membeli produk, bisa pasar tradisional, supermarket, toko, dan lainnya. Sebagai suatu proses penyaluran barang dan jasa, kegiatan distribusi bertujuan untuk memperlancar dan mempermudah proses penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Kegiatan distribusi pada prinsipnya menjadi bagian dari kegiatan pemasaran. Oleh sebab itu, pelaku kegiatan distribusi ini harus bisa memastikan bahwa barang dan jasa tersebar luas dan mencapai target pasar yang telah ditentukan. Pelaku kegiatan distribusi disebut dengan distributor. Merekalah yang bertanggung jawab sebagai fasilitator agar barang atau jasa dari produsen bisa sampai ke tangan konsumen, atau konsumen bisa mendapatkan barang atau jasa dari produsen dengan mudah.
Saat ini, kegiatan distribusi sudah semakin mudah karena adanya dukungan teknologi digital, yang menjadikan rantai jalur distribusi semakin pendek. Teknologi digital memungkinkan distributor menyalurkan barang atau jasa dari produsen sesegera mungkin ke tangan konsumen. Lain halnya dengan dulu, di mana jalur distribusi harus melalui rantai yang cukup panjang, mulai dari produsen, distributor, pedagang besar atau grosir, pengecer, hingga akhirnya ke konsumen. Kini dengan teknologi digital, konsumen bisa langsung mendapatkan barang atau jasa langsung dari distributor atau toko yang diinginkan, tanpa perlu mengunjungi lokasi penjualan.
Tujuan kegiatan distribusi
Kegiatan distribusi guna menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen tentu tidak dilakukan begitu saja, tetapi memiliki tujuan sebagai berikut.
- Jaminan proses produksi
Apa jadinya jika produsen terus-menerus melakukan proses produksi barang atau jasa dan setelah menghasilkan output, tetapi tidak segera didistribusikan untuk dijual kepada konsumen? Tentu saja akan terjadi penumpukan di gudang. Dari sisi manajemen persediaan, penumpukan barang di gudang sendiri dinilai kurang baik, karena bisa mengindikasikan bahwa terjadi kemacetan dalam kegiatan distribusinya. Jika barang yang menumpuk di gudang tidak segera didistribusikan, maka kelangsungan proses produksi tentu akan terganggu. Secara finansial pun, penumpukan barang di gudang akibat arus distribusi yang kurang lancar jelas akan merugikan, karena produsen tidak mendapatkan penghasilan dari penjualan.
- Barang atau jasa lebih bermanfaat
Ketika barang hanya menumpuk di gudang jelas tidak bisa segera dimanfaatkan. Sebab itu kegiatan distribusi dilakukan untuk menyalurkan barang atau jasa dengan cepat dan tepat waktu, sehingga manfaat dari barang atau jasa tersebut bisa segera dinikmati oleh konsumen.
- Mempermudah konsumen mendapatkan barang atau jasa
Manajemen perusahaan selaku produsen telah mengiklankan dan mempromosikan produknya di berbagai media, baik televisi, surat kabar, bahkan media sosial. Respon publik terhadap iklan dan promosi tersebut sangatlah bagus, artinya publik tertarik untuk membelinya. Di saat publik sebagai calon konsumen potensial telah antusias terhadap produk yang ditawarkan, produsen harus meresponnya dengan memastikan bahwa produk-produk tersebut telah tersebar dan tersedia di pasaran. Di sinilah peran kegiatan distribusi dimainkan, di mana tujuannya adalah agar konsumen mudah mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan.
Saluran kegiatan distribusi
Kegiatan distribusi tidak hanya sekadar menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen saja, tetapi harus disertai dengan strategi agar dapat menjangkau pasar sasaran. Baik produsen maupun distributor harus memikirkan jangkauan distribusi agar penyaluran barang atau jasa dapat dilakukan secara merata di berbagai daerah.
Berkenaan dengan hal tersebut, penting adanya strategi saluran distribusi yang tepat agar mampu menjangkau pasar secara lebih luas. Bicara tentang strategi distribusi, berikut saluran yang ada dalam kegiatan distribusi.
- Produsen – konsumen
Saluran kegiatan distribusi dari produsen ke konsumen merupakan strategi yang paling singkat. Strategi ini memungkinkan produsen untuk menjual barang atau jasanya langsung kepada konsumen.
- Produsen – pengecer – konsumen
Pada prinsipnya produsen memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Artinya, konsumen di sini menjadi sasaran sekaligus tujuan dari produsen melakukan proses produksi. Namun, tak semua produsen bisa menjual produknya langsung kepada konsumen. Maka dari itu, kegiatan distribusi dilakukan dengan menerapkan strategi saluran produsen – pengecer – konsumen. Di sini, ada pengecer diantara produsen dengan konsumen, di mana produsen menyalurkan produknya ke pengecer terlebih dahulu sebelum akhirnya sampai ke konsumen. Strategi ini biasanya dilakukan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
- Produsen – pedagang besar – pengecer – konsumen
Strategi saluran kegiatan distribusi yang satu ini umumnya diterapkan oleh perusahaan bisnis berskala besar yang memproduksi barang atau jasa secara massal. Perusahaan besar memiliki produktivitas yang tinggi sehingga barang-barang hasil produksinya disalurkan ke pedagang besar atau grosir. Pedagang besar tidak langsung menjual barang-barang tersebut kepada konsumen, tetapi menyalurkannya lebih dulu ke tingkat pengecer. Setelah terdistribusi ke pengecer, barang-barang baru bisa sampai ke tangan konsumen. Tujuan dari strategi ini adalah untuk mengetahui tingkat antusiasme dan minat konsumen terhadap produk pada kesempatan pertama dihasilkan.
- Produsen – agen – pengecer – konsumen
Pada strategi ini, saluran distribusi barang dari produsen ke agen lebih dulu. Di sini, agen bertindak sebagai distributor yang bertanggung jawab menyalurkan barang ke berbagai unit penjualan level pengecer dan memastikan barang sampai ke tangan konsumen. Oleh sebab itu, agen berhak untuk menentukan dan memilih pengecer yang tepat sebagai penyalur.
Contoh kegiatan distribusi
Entah disadari atau tidak, sebenarnya kegiatan distribusi begitu mudah ditemukan bahkan telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh kegiatan distribusi.
- Produsen makanan ringan (snack) seperti keripik buah-buahan yang memasarkan produknya secara online di platform marketplace dan mengirimkannya langsung kepada konsumen melalui jasa kurir.
- Toko kelontong yang menjual beragam barang, di mana barang-barang yang dijual tersebut diperoleh dari banyak agen atau pedagang besar.
- Peternakan ayam potong yang menjual ayam potongnya setiap hari kepada pedagang pasar.
- Penjual sayur yang membeli stok beragam jenis sayuran di pasar induk kemudian menjualnya kembali ke konsumen di pasar tradisional atau kompleks perumahan.
- Penjual es krim keliling yang membeli es krim dari produsen atau agen, lalu menjualnya langsung ke konsumen.
- Penjual bakso keliling yang memproduksi baksonya sendiri kemudian menjajakannya langsung kepada konsumen.
Artikel Terkait
- Memahami Apa Itu Purchase Order
- Mengenal Spin Off serta Tahapan Pengurusannya
- Definisi Biaya Variabel dan Cara Menghitungnya
- Mengenal Sistem Ekonomi Pasar, Kelebihan dan Kekurangannya
Demikianlah artikel tentang pengertian kegiatan distribusi dan contohnya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.