Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Persiapan Pribadi Menghadapi Resesi yang Akan Datang

Resesi keuangan adalah sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Dalam kondisi krisis, siapa saja rawan bangkrut dan dipecat sehingga mengalami kemerosotan ekonomi yang sangat drastis. Negara tentu telah mempersiapkan dan melakukan berbagai cara untuk lolos dari resesi keuangan. Bagaimana dengan keuangan pribadi?

Tidak ada seorangpun yang mengharapkan terjadinya resesi ekonomi. Namun kita tetap harus mempersiapkan segala kemungkinan terburuk. Meski keuangan terus tumbuh dan menunjukkan progres yang menjanjikan, bukan berarti dunia aman dari resesi keuangan. Untuk itulah Anda harus mempersiapkan keuangan Anda agar bisa terhindar dari dampak resesi seminimal mungkin.

1. Membangun Dana Darurat

Keberadaan dana darurat sangat penting, berapapun jumlah uang yang Anda miliki. Tentu Anda tidak berharap akan kehilangan pekerjaan atau mengalami kondisi darurat lainnya, namun Anda harus tetap mempersiapkannya.

Ketika situasi ekonomi sedang sulit, kemungkinan besar akan terjadi pemotongan jumlah karyawan di kantor. Begitu pula dengan Anda yang menjalankan bisnis sendiri. Anda bisa mengalami kebangkrutan atau kemerosotan pendapatan yang tajam.

Menemukan pekerjaan baru di tengah resesi akan sangat sulit, apalagi dengan nominal pendapatan yang sama. Di sinilah dana darurat akan sangat berguna bagi Anda. Pada rentang waktu dimana Anda mencoba mencari pekerjaan baru atau membangun bisnis kembali hingga kondisi keuangan kembali stabil, Anda dapat membiayai hidup dengan dana darurat yang dikumpulkan.

Idealnya, besarnya dana darurat harus bisa mencukupi kebutuhan selama 3 sampai 6 bulan. Jika jumlah itu terlalu besar dan membebani, mulailah dari yang kecil. Setorkan sejumlah uang sesuai kemampuan secara rutin, lalu lakukanh analisis budget pada keuangan Anda untuk memangkas pengeluaran yang tidak perlu.

2. Tinjau Kembali Investasi

Setiap investasi mengandung resikonya masing-masing. Ketika memutuskan untuk berinvestasi, tentu Anda memilih instrumen yang paling sesuai dengan kondisi keuangan, baik itu dari segi keuntungan maupun resiko.

Dalam persiapan menghadapi resesi keuangan, tinjau kembali seluruh investasi yang Anda lakukan. Bagaimana kondisi investasi Anda ketika resesi terjadi. Jika Anda tidak ingin investasi merugi dan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali stabil, maka Anda harus mulai memikirkan cara investasi yang lain. Apalagi untuk Anda yang sudah dekat dengan masa pensiun, tentu Anda tidak ingin mempertaruhkan semua uang pada investasi yang sangat beresiko.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam menganalisa sendiri, mintalah bantuan pihak professional untuk memperhitungkan semua aspeknya. Anda akan mengetahui secara pasti detail resiko, perpajakan, biaya pengeluaran, dan lain sebagainya. Buatlah skenario-skenario terburuk yang mungkin terjadi, dan bagaimana cara Anda untuk menghadapinya.

3. Rencanakan Pelunasan Hutang

Hal ini mungkin terdengar klise dan cukup sulit, namun benar adanya. Terlilit hutang ketika perekonomian sedang memburuk ibarat jatuh tertimpa tangga. Ketika Anda sedang memikirkan cara untuk menghadapi resesi keuangan, masukkan pula rencana untuk melunasi semua hutang.

Ada dua strategi yang bisa diterapkan untuk melunasi hutang secara perlahan. Pertama adalah debt ladder.  Dengan cara ini, Anda bisa memprioritaskan hutang berdasarkan suku bunganya. Jangan menabung atau melakukan pembayaran tagihan apapun pada akun yang digunakan untuk membayar hutang ini.

Berbeda dengan debt ladder, debt snowball adalah cara membayar hutang dengan melunasi yang paling kecil lebih dulu.

4. Kesampingkan Kebutuhan Jangka Pendek yang Tidak Perlu

Katakanlah Anda memiliki anggaran untuk berbagai kebutuhan yang sifatnya jangka pendek, seperti mengganti mobil dengan yang baru atau membeli rumah baru (yang sebenarnya tidak perlu). Sebaiknya, kesampingkan dulu semua kebutuhan yang sifatnya tidak mendesak, lalu pindahkan dana yang sudah disiapkan ke dalam rekening  Buang anggapan bahwa Anda sedang melakukan investasi dengan membeli properti – semua bisa terjadi di masa resesi.

5. Simak Berita Ekonomi Terbaru

Untuk bisa memahami peristiwa ekonomi yang sedang berlangsung, Anda tidak perlu menjadi seorang ahli. Asalkan Anda terus mengikuti perkembangan yang ada secara rutin, maka Anda akan paham tentang apa yang sedang terjadi di dunia ekonomi.

Ketika menyimak berita ekonomi, mungkin Anda akan mendengar banyak istilah perekonomian yang terasa asing. Cari pengertiannya melalui internet hingga Anda benar-benar memahami.

Salah satu tanda resesi keuangan adalah kurva imbal hasil terbalik (inverted yield curve). Penjelasan singkatnya, suku bunga normalnya lebih tinggi jika jangka hutang semakin panjang. Namun menjelang resesi, kedua hal ini bisa berbalik. Jika Anda memahami konsep kurva imbal balik terbalik ini, maka Anda akan memiliki seetidaknya 1 tahun untuk mempersiapkan diri sebelum resesi datang.

Namun Anda juga harus tahu bahwa tidak ada prediksi tepat yang benar-benar bisa meramalkan kapan resesi terjadi.

6. Manfaatkan Semua Peluang

Bagi Anda para pekerja, jangan merasa terlalu nyaman dengan jabatan yang sekarang hanya karena kondisi perusahaan relatif stabil dan jumlah gaji yang fantastis. Persiapkan kemungkinan jika Anda dipecat suatu hari nanti.

Selalu update resume Anda di lama LinkedIn atau situs pencari kerja lainnya. Jangan sungkan untuk meminta rekomendasi dari rekan kerja dan supervisor untuk semakin menguatkan profil Anda. Selain itu, bergabunglah di berbagai macam pelatihan dan sertifikasi yang berkaitan dengan bidang Anda atau hal lain yang menraik minat. Dengan segudang ketrampilan yang dimiliki, Anda akn terbantu menemukan pekerjaan baru.

Demikian pula jika Anda adalah pelaku usaha. Untuk mengatisipasi kebangkrutan, ada baiknya Anda mulai melakukan diversifikasi. Dengan demikian, jika satu jenis usaha gagal menghadapi resesi, maka Anda masih punya harapan di usaha Anda yang lainnya.

Sama seperti musim, perekonomian juga memiliki siklusnya sendiri. Meski perekonomian dunia telah mengalami pertumbuhan sejak resesi tahun 2009 lalu, bukan berarti resesi tidak akan datang lagi. Selamatkan keuangan Anda agar siap menghadapi krisis apapun yang akan terjadi di kemudian hari.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang persiapan pribadi menghadapi resesi yang akan datang, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa Itu Kakeibo, Seni Menyimpan Uang Ala Jepang?
7 Cara Mudah Memotong Pengeluaran
10 Tip Pengaturan Keuangan di Umur 40an
Cara Mempersiapkan Dana Pensiun
Jangan Sampai Ganggu Keuanganmu, Ini Dia Hal-Hal yang Paling Menghabiskan Uang
Faktor-faktor Penyebab Resesi
Skill Keuangan yang Harus Diajarkan Ke Anak
Panduan Menabung untuk Pendidikan Anak di Masa Depan
Apa yang Bisa Dipelajari dari Orang Kaya?
Redenominasi Rupiah, Bagaimana Seharusnya Masyarakat Menyikapinya?


Bagikan Ke Teman Anda