Sebaiknya Anda Hindari 10 Saran Finansial yang Buruk ini
Di luar sana ada banyak sekali saran yang terlihat begitu luar biasa dalam bidang ekonomi dan finansial. Seolah-olah semuanya memiliki tingkat kebenaran yang luar biasa hebatnya. Anda bisa dibuat terbius dengan kekuatan saran yang diberikan, tetapi benarkah semuanya memiliki tingkat kebenaran yang sama?
Ternyata tidak, ada banyak saran finansial yang buruk di luar sana dan sudah sepatutnya tidak anda ikuti. Sebaiknya anda tinggalkan saja. Apa saja saran finalsial yang buruk tersebut? Berikut 10 diantaranya:
1. Hindari penggunaan kartu kredit
Pernah mendengar saran untuk meninggalkan penggunaan kartu kredit? Ya, menggunakan kartu kredit memang seperti menggunakan pisau bermata dua. Jika anda memakainya dengan baik, pisau akan sangat berguna untuk membantu setiap pekerjaan anda. Tapi kalau anda menggunakanya dengan cara yang tidak sesuai aturan, maka pisau itu akan melukai anda.
Begitupun dengan kartu kredit, jika digunakan sesuai dengan aturan maka ia akan memudahkan anda dalam banyak hal. Tapi jika anda menggunakanya dengan cara yang sembrono alias tidak begitu peduli pada pengeluaran anda melalui kartu kredit, maka keuangan anda bisa kacau hanya karena kartu kredit.
Ingat, kartu kredit itu bukanlah kartu hutang, ia bisa memabantu ataupun membunuh anda sesuai dengan penggunaan anda. Karena itu, saran yang menyatakan kalau kartu kredit sebaiknya anda tinggalkan adalah saran yang buruk. Anda tidak harus terus menerus menggunakan kartu kredit, sebab kartu kredit tetap memiliki banyak manfaat sekalipun tidak terus menerus anda gunakan.
Jika anda tidak menggunakan kartu kredit, ibarat anda mempunyai sebuah mobil yang diparkir rapih di garasi dan tidak digunakan. Punya barang bermanfaat dan berharga, tapi tidak digunakan.
Strategi yang baik dalam menggunakan kartu kredit adalah dengan memilih kartu kredit yang memiliki bonus keuntungan yang baik dan lunasi tagihan setiap bulan. Nah, jika anda telah melakukan hal tersebut, maka anda akan mendapatkan semua manfaat kartu kredit. Jadi tidak harus anda tinggalkan.
2. Pasar saham seperti perjudian
S&P 500, yang merupakan ukuran pasar saham terbesar di dunia dan kebanyakan berasal dari amerika serikat, telah mencatat kenaikan tahunan lebih dari 70 persen sejak 1929. Termasuk keuntungan, pengembalian rata-rata hampir 10 persen.
Bila ada yang mengatakan saham itu judi, seperti mengatakan pisau itu membunuh. Ya kalau dipakai oleh algojo atau psikopat, mungkin pisau akan berubah menjadi bahaya. Berbeda kalau pisau tersebut digunakan oleh chef, yang bisa menghasilkan banyak makanan lezat.
Saham pun seperti itu, jika mengetahui tujuan yang akan dituju, maka saham akan banyak menguntungkan. Jika saham ditujukan untuk memperoleh banyak kekayaan (hanya berdasar feeling atau spekulasi), maka benar saham itu seperti judi.
Tapi kalau saham ditujukan untuk mendapatkan passive income dari dividen, dan mengembangkan nilai uang agar tidak inflasi, dan mendapatkan capital gain untuk diinvestasikan kembali, serta melindungi masa pension anda, maka pastinya saham itu bukanlah seperti perjudian.
Ada faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan investasi, yakni usia, tujuan, dan toleransi risiko yang akan diterima. Anda dapat membangun portofolio aset (termasuk saham) sebagai bagian dari rencana untuk mencapai apa yang benar-benar anda inginkan dalam hidup. seperti pensiun atau kebebasan finansial.
3. Berhenti membeli kopi dan anda akan menjadi jutawan
Orang yang tidak suka bersenang-senang akan mengingatkan Anda bahwa membeli kopi atau hal-hal kecil lain secara rutin akan merusak keuangan anda. Tentu saja, menghabiskan 50 ribu ke sana sini dapat menguras rekening bank Anda lebih cepat tanpa disadari.
Dengan tidak ke kafe secara rutin tidak membuat anda kaya seperti beberapa orang yang mengatakan dan mencoba menakuti anda akan pemikiran bahwa anda tidak akan bisa menjadi kaya jika terus membeli kopi atau hal-hal kecil lainnya.
Yang bisa membuat anda kaya adalah usaha anda menuju kesana. Bahkan anda harus memiliki alasan yang membuat anda bisa kaya. Tentu saja itu bukan karena anda meninggalkan beli kopi di kafe.
4. Investasikan uang anda dalam emas/bitcoin/perak
Menurut sebagian orang, emas adalah barang dengan nilai yang kuat terhadap inflasi. Begitu pula dengan perak. Lalu bitcoin dan cryptocurrency lainnya adalah keuangan di masa depan, sehingga seharusnya anda menginvestasikan uang anda ke hal-hal tersebut.
Tapi mengapa menginvestasikan uang ke bitcoin/emas/perak merupakan saran yang buruk? Pertama, emas sangat volatile/tidak stabil bahkan lebih besar ketidaksetabilanya bila dibanding dengan pasar saham. Lalu bitcoin lebih volatile dari pada emas, perubahan nilai 5% setiap harinya adalah hal yang biasa. Dan pernah juga mengalami penurunan hingga 50% dalam setahun. Hal tersebut tidak ada hubungannya dengan inflasi atau yang lainnya.
Meski begitu, banyak orang yang meyakini bahwa bitcoin di masa depan akan menjadi mata uang digital. Jika anda ingin menginvestasikan uang anda untuk bitcoin, maka anda harus meningkatkan kewaspadaan lebih tinggi, pasalnya pada akhir 2017 lalu saja, kondisi menunjukkan nilai tukar bitcoin menurun drastis hingga 13 juta rupiah dalam waktu satu jam. Bila anda berencana investasi, maka pilihlah cara yang anda sukai dan aman.
5. Pinjaman mahasiswa (Student loan)
Memiliki investasi baik untuk masa depan tentu menjadi impian banyak orangtua, termasuk dengan masuk ke universitas. Sayangnya banyak yang mengira bahwa dengan masuk universitas mereka akan mendapat pendapatan yang lebih setelah lulus dari universitas.
Tapi pada kenyataannya, di Indonesia banyak lulusan sarjana yang masih nganggur dan belum mendapatkan pekerjaan, karena memang lowongan kerja yang masih sulit didapatkan apalagi kalau di daerah pedesaan.
Belakangan ini, Indonesia pun mengikuti jejak negara-negara maju dalam upaya mencerdaskan anak bangsa, seperti pernyataan Jokowi pada maret 2018 lalu, ia menyarankan agar bank-bank di Indonesia dapat mengalirkan kredit pada sektor pendidikan. Dan pada april 2018 lalu, telah tercatat tiga bank yang telah meluncurkan student loan tersebut, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank tabungan negara (BTN).
Meskipun instruksi kredit pendidikan dikeluarkan oleh presiden Indonesia Jokowi, namun menurut anda apakah student loan cocok untuk diterapkan di Indonesia?
Pada 1991, dilakukan penelitian oleh Albrecht and Ziderman dengan biaya dari World Bank. Ia melakukan review program student loan di 24 negara. Baik itu di negara maju ataupun berkembang.
Faktanya, Negara berkembang belum memiliki sistem pendukung yang baik untuk keberhasilan student loan. Misalnya administrasi pajak buruk, penegakan hukum buruk, dan hingga ketidaksamaan kedudukan antar orang yang menyebabkan tingkat gagal bayar atas utang pendidikan masih sangat tinggi. Selain itu, di negara berkembang, biaya modal mahal namun biaya manusia sangat murah.
Hal yang berbeda ditemukan pada negara maju, dimana biaya modal memiliki nilai yang rendah sementara biaya manusianya tinggi. Itulah mengapa di negara maju, pemerintahnya mendapatkan keuntungan dari selisih bunga pinjaman dengan beban bunga sebagai biaya operasional.
Tapi di negara berkembang, tidak hanya pemerintah tidak mendapatkan selisih bunga, namun mereka justru harus mensubsidi bunga karena gaji fresh graduate rata-rata tidak mampu digunakan untuk membayar bunga uang pasar. Keadaan tersebut membuat Albrecht dan Ziderman mengatakan bahwa sistem subsidi akan lebih sustainable ekonomis untuk negara berkembang.
Selain hasil penelitian tersebut, banyak juga beberapa penelitian yang membuktikan bahwa student loan belum memadai untuk diterapkan pada negara berkembang. Misalnya saja yang dilakukan oleh Chapman dan Lounkaew. Dari datanya diperoleh bahwa tingkat gagal bayar di Amerika Serikat mencapai 14,7%, lalu Kanada, Thailand, dan Malaysia, secara berurutan menunjukkan persentase 13%, 53% dan 49%.
Terlihat ada perbedaan yang tinggi pada gagal bayar antara negara maju dan berkembang Maka sebelum anda memutuskan untuk mengambil student loan, pastikan anda akan belajar pada program studi yang sesuai dan akan bisa berdampak pada pendapatan jangka panjang untuk anda.
6. Pensiun dini
Pensiun dini merupakan hak setiap orang, tapi apakah anda sudah memikirkan hal tersebut dengan baik?
Dalam waktu 10-15 tahun lagi beberapa orang mungkin ingin melakukan pensiun dini dan menarik diri ke hal-hal lain yang lebih positif dan tidak mengekang seperti menulis cerita, menjadi relawan atau mengabdi di lembaga-lembaga sosial.
Namun selain pensiun dini, ada juga orang yang membayangkan dirinya 10 tahun lagi, ia akan mendapat karirnya lebih meningkat dan lebih bermanfaat. Tentu saja setiap orang punya jalannya masing-masing dan memiliki tujuan serta motivasi yang berbeda-beda.
Alih-alih pensiun dini, mungkin solusi yang lebih baik yakni mencari tahu tujuan jangka panjang anda yang sebenarnya sesuai dengan motivasi anda dan hemat uang, bayarlah hutan serta habiskan waktu dan energi secara konsisten untuk mencapai tujuan tersebut.
7. Ada hutang baik dan hutang buruk
Sebenarnya semua hutang adalah hal yang buruk. Hutang baik yakni hutang yang dapat membantu anda menghasilkan pendapatan atau dapat menambah aset anda. Contohnya yakni berhutang untuk investasi ataupun berbisnis serta berwirausaha.
Sedangkan yang disebut dengan hutan buruk yakni apabila anda menggunakannya untuk hal-hal yang merugikan atau menurunkan pendapatan di masa mendatang. Seperti membeli barang atau mobil mewah, di masa mendaatng, nilai jual mobil tersebut akan terus menurun, belum lagi untuk perawatan atau modifikasi mobil tersebut.
Saran yang lebih baik mengenai hutang baik dan hutang buruk yakni, untuk meningkatkan penghasilan anda, tidak ada ruginya jika anda meminjam uang atau anda juga dapat mengurangi pengeluaran anda dalam jangka panjang. dan jika anda akan berhutang, pertimbangkanlah dengan baik kapan anda akan melakukan hutang piutang. Dan jika sudah terlanjur berhutang, maka fokuslah pada pelunasan hutang secepatnya.
8. Rumah sebagai investasi terbesar
Memiliki rumah adalah keputusan besar dan bukan sesuatu yang harus dianggap enteng.Tetapi melihat rumah Anda sebagai investasi terbesar dapat merusak.Misalnya, jika Anda menghabiskan sebagian besar hidup Anda dengan keyakinan bahwa rumah Anda adalah (atau seharusnya) investasi terbesar Anda, Anda cenderung mengeluarkan uang lebih banyak untuk sebuah rumah dan mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan serta renovasi rumah, dll.
Dalam jangka panjang, investasi lain dapat mengungguli investasi tempat tinggal Anda, jadi jika Anda memiliki terlalu banyak kekayaan bersih yang terikat di rumah, Anda bisa kehilangan kesempatan investasi yang lebih bervariasi.
Banyak komentator keuangan, termasuk penulis terkenal “Rich dad poor dad”, Robert Kiyosaki, bahkan mengatakan bahwa rumah Anda bukanlah aset sama sekali. Logika di balik ini terutama karena sebagian besar rumah yang ditempati pemilik tidak memasukkan uang ke dalam saku Anda seperti investasi, tetapi sebaliknya mengambil dana dari saku Anda dengan semua biaya terkait seperti harga, asuransi, pembayaran hipotek, dan perawatan.
9. Investasi hanya pada yang anda ketahui saja
Salah satu saran dari Warren Buffett yang dianggap oleh banyak orang sebagai investor terbaik sepanjang masa, yakni berinvestasilah anda pada hal yang anda ketahui. Tetapi nyatanya, hal tersebut bukan saran yang tepat untuk investor biasa.
Secara teori, itu masuk akal. Lagi pula, Anda tidak ingin memasukkan uang Anda dalam investasi yang rumit yang tidak Anda mengerti. Masalahnya adalah kebanyakan dari kita bukan pakar bisnis, dan hampir tidak mungkin memiliki pengetahuan mendalam tentang ratusan sekuritas.
10. Properti selalu naik nilainya
Survei Penjualan Properti Residensial Bank Indonesia mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan properti residensial di kuartal ke tiga tahun 2018 mengalami penurunan sebesar -14,14% qoq.
BI mengatakan, faktor utama yang menyebabkan penurunan penjualan rumah yakni melemahnya permintaan konsumen, terbatasnya penawaran perumahan dari responden, suku bunga KPR yang dianggap tinggi, dan harga rumah yang kurang terjangkau oleh konsumen.
Itulah beberapa saran ekonomi yang sebanrnya buruk bila anda ikuti. Jadi tinggalkan saja dan pilih yang tepat.
Artikel Terkait
- Mengenal Gaya Hidup Minimalis
- Inilah Alasan Keanggotaan Gym Merupakan Pemborosan
- Cara Mencuci Uang
- Memangkas Pengeluaran atau Meningkatkan Pendapatan?
Demikianlah artikel tentang sebaiknya Anda hindari 10 saran finansial yang buruk ini, semoga bermanfaat bagi Anda semua.