Tips dan Trik Menjual Rumah di Tengah Pandemi Corona
Wabah coronavirus yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, memang banyak membawa perubahan pada kehidupan sehari-hari. Tidak ada yang tidak terdampak oleh pandemi ini. Banyak bisnis yang terpaksa tutup, karyawan yang dirumahkan, dan paksaan untuk menjauhi kerumunan serta berkumpul dengan orang banyk.
Anjuran tetap di dalam rumah diserukan di mana-mana demi menghindari penyebaran penyakit menular ini agar tidak semakin meluas saja. Ketika kini orang-orang tetap bertahan di dalam rumah dan tidak keluar tanpa ada kepentingan mendesak, biasakah menjual rumah di tengah pandemi corona?
Jawabannya, tentu bisa.
Meskipun demikian, menjual rumah dalam situasi seperti ini tidak semudah dan semulus transaksi di hari-hari biasa. Ada banyak penyesuaian yang harus dilakukan namun jual beli rumah tetap bisa berhasil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik itu pembeli maupun penjual.
Pengaruh Social Distancing dan Penjualan Rumah
Jual beli rumah memerlukan proses yang panjang dengan beberapa kali tatap muka. Namun saat social distancing, tatap muka menjadi sesuatu yang tidak disarankan dan setiap orang harus menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain.
Social distancing yang menjadi salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus corona tentu menjadi tantangan tersendiri dalam transaksi jual beli rumah. Tidak boleh ada tatap muka berarti tidak ada open house dan kunjungan untuk melihat-lihat rumah yang dibeli. Sama seperti kegiatan lain dalam dunia kerja, interaksi langsung mau tidak mau harus dilakukan melalui pertemuan virtual antara pembeli, penjual, dan agen. Dengan demikian, setaip pihak harus lebih berhati-hati agar tidak mengalami kerugian.
Jika Anda ingin menjual rumah, tantangan terbesar adalah meyakinkan pembeli karena mereka tidak bisa mengunjungi rumah yang ingin mereka beli secara langsung. Anda sendiri sebagai penjual tentu ingin memastikan rumah Anda jatuh ke tangan yang tepat, sementara pembeli juga bisa merasa tidak nyaman menempati rumah yang tidak pernah mereka datangi sebelumnya.
Dengan banyaknya permasalahan yang harus diatasi, masih ada jalan untuk menyelesaikan transaksi jual beli rumah di tengah pandemi virus corona.
Tips Menjual Rumah Saat Corona
Menjual rumah saat pandemi corona memang tidak mudah, berikut beberapa tips yang sangat bermanfaat.
- Temukan agen yang tepat
Jelas sulit bagi Anda untuk menemukan pembeli sendiri. Bahkan di situasi normal sekalipun, melakukan transaksi jual beli rumah sendiri tanpa bantuan dari agen bisa sangat sulit. Itulah mengapa menemukan agen yang tepat sangat penting agar transaksi jual beli rumah Anda bisa berjalan lancar di tengah situasi yang serba sulit ini.
Kalau Anda sudah punya agen sendiri yang Anda percaya dan bisa membantu Anda semaksimal mungkin, maka itu lebih baik. Terbukalah pada agen Anda, apa yang Anda inginkan dari penjualan ini agar agen juga bisa melakukan yang terbaik untuk Anda.
- Pindahkan semua penghuni sementara waktu
Agar jual beli rumah bisa berjalan lebih cepat dan lancar, sebaiknya pindahkan dulu semua penghuni untuk sementara waktu atau seterusnya. Calon pembeli akan lebih yakin untuk membeli rumah jika kondisi rumah dalam keadaan kosong dan tidak berpenghuni.
Namun jika rumah masih ditempati seperti biasa dan ingin dijual, calon pembeli pasti akan merasa ragu. Mereka akan berpikir ulang untuk membeli rumah yang masih ditempati, terutama untuk alasan kebersihan karena virus corona sangat mudah menular.
Jika rumah Anda dihuni oleh banyak orang – misalnya ada orang tua, saudara, dan lain sebagainya – pindahkan mereka secara perlahan. Namun jika rumah Anda hanya dihuni oleh Anda, pasangan, dan anak-anak, pindahkan sementara ke rumah orang tua Anda sampai rumah terjual dan Anda bisa membeli rumah lagi.
Pembeli bisa lebih leluasa melihat kondisi rumah yang akan mereka beli jika rumah tidak ditempati.
- Membatalkan semua open house
Open house adalah cara yang paling efisien untuk memikat calon pembeli agar segera menyelesaikan transaksi untuk memiliki rumah Anda. Namun saat ini open house yang berarti ada tatap muka dengan banyak orang sangat tidak disarankan. Orang-orang yang berkunjung ke rumah Anda bisa dikatakan sebagai kerumunan dan hal tersebut melanggar ketentuan selama pandemi corona.
Dalam open house, Anda tidak bisa menentukan atau membatas berapa orang yang akan datang ke rumah Anda. Akan lebih aman jika Anda membatalkan saja semua open house apabila sudah dijadwalkan dan tidak mengadakan open house jika belum terjadwal.
Jangan mengambil resiko dengan mengumpulkan banyak orang, menimbulkan kontak antara satu orang dengan yang lain, dan penularan virus menjadi semakin mudah. Gunakan cara lain untuk memasarkan rumah Anda.
- Meminta agen penjualan untuk membuatkan video tour
Karena Anda tidak bisa mengadakan open house, Anda masih bisa membuat video tour atau virtual tour kepada para calon pembeli sebagai bagian dari pemasaran rumah yang akan dijual. Ini mengapa Anda harus mendapatkan agen yang tepat. Mintalah bantuan agen untuk membuat video tour lalu mengunggahnya ke internet agar bisa dilihat oleh semua calon pembeli.
Ambil foto semua sudut rumah, buatlah video berjalan mulai dari pintu depan hingga masuk ke setiap ruangan. Bila perlu, sertakan juga denah rumah agar calon pembeli bisa mendapatkan gambaran yang lebih nyata tentang rumah yang akan mereka beli.
Ini bisa menjadi pengganti open house yang sangat efektif dan mencegah banyaknya orang yang datang ke rumah Anda. Calon pembeli yang benar-benar berniat membeli rumah Anda akan menghubungi Anda setelah ia melihat video tersebut.
- Tentukan jadwal kunjungan rumah
Pada akhirnya, kunjungan rumah secara langsung tidak bisa dihindari. Apalagi jika calon pembeli benar-benar menunjukkan keseriusannya, ia pasti ingin melihat rumahnya secara langsung.
Untuk mengurangi resiko banyaknya orang yang mungkin datang ke rumah, tentukan jadwal kapan mereka bisa mengunjungi rumah tersebut. Berikan batasan bahwa calon pembeli hanya bisa membawa 1 orang teman (baik itu keluarga atau pasangan) untuk bersama-sama mengunjungi rumah Anda.
Usahakan Anda juga datang sendiri bersama dengan seorang agen penjualan. Jika Anda punya lebih dari satu orang calon pembeli, jangan jadwalkan kunjungan di hari yang sama. Berikan jarak minimal 2 minggu antara satu pembeli dengan pembeli lainnya untuk menurunkan resiko paparan virus.
- Buat peraturan yang harus ditaati oleh calon pembeli
Apabila rumah yang akan Anda jual masih dipenuhi dengan barang-barang Anda dan keluarga, Anda harus membuat peraturan tertulis yang harus ditaati oleh calon pembeli yang akan datang berkunjung. Minta mereka untuk tidak menyentuh barang-barang tertentu seperti laci, meja, dan tidak duduk di atas kursi.
Meskipun mungkin calon pembeli sendiri sudah mengerti dan tidak akan melakukan semua hal itu, mereka akan lebih berhati-hati jika Anda sudah memberikan peringatan. Jangan lupa juga untuk meminta calon pembeli memakai masker dan mencuci tangan mereka sebelum masuk ke dalam rumah dan sesudah keluar rumah.
- Membersihkan rumah sebelum dan sesudah kunjungan
Membersihkan rumah sebelum menunjukkannya pada calon pembeli memang sebuah keharusan, namun kondisi pandemi saat ini membuat pembersihan ini menjadi sesuatu yang sangat penting. Pastikan Anda sudah membersihkan rumah secar menyeluruh sebelum calon pembeli datang.
Semprotkan cairan disinfektan ke seluruh sudur rumah, bungkus furnitur dengan plastic untuk mencegah kontak langsung dengan orang lain. Ciptakan lingkungan yang seaman mungkin bagi semua orang agar tidak ada yang beresiko terpapar oleh virus.
Sediakan hand sanitizer di beberapa titik penting di dalam rumah yang bisa digunakan oleh calon pembeli setiap saat. Hal yang sama harus dilakukan setelah kunjungan selesai.
Bersihkan semua sudut rumah, semprotkan disinfektan secara merata agar semua kuman, virus, dan bakteri hilang. Apalagi jika rumah masih belum kosong dan akan kembali ditempati. Beri jarak minimal 14 hari sebelum anggota keluarga kembali menempati rumah tersebut.
- Buat bilik sanitasi di pintu masuk rumah
Anda pasti juga ingin memastikan calon pembeli masuk ke rumah dalam keadaan bersih bukan? Buatlah bilik sanitasi sederhana di depan pintu masuk rumah, sehingga semua orang yang akan masuk – termasuk pembeli, agen, dan Anda sendiri – berada dalam keadaan bersih.
Bilik sanitasi dapat menurunkan resiko paparan virus. Selain itu, pembeli akan semakin yakin untuk membeli rumah Anda karena mereka dapat melihat bahwa Anda memiliki kesadaran tinggi terhadap kebersihan dan pencegahan virus corona. Dengan demikian mereka juga akan merasa aman untuk masuk dan melihat-lihat rumah Anda.
Ingat, bukan hanya Anda sebagai penjual yang merasa takut dan khawatir akan kondisi calon pembeli. Mereka juga khawatir akan terpapar oleh virus ketika berjalan di dalam rumah Anda.
- Negosiasi kontrak dan tanda tangan secara online
Setelah kunjungan langsung, jika pembeli memang benar-benar berminat, transaksi jual beli pasti akan berlanjut. Tahap selanjutnya adalah negosiasi kontrak jual beli, termasuk harga, pembayaran pajak, dan masih banyak lagi.
Anda harus banyak berdiskusi dengan agen Anda pada tahap ini, begitu pula agen Anda yang harus semakin intens berkomunikasi dengan calon pembeli untuk menutup kesepakatan ini. Lakukan semua proses tersebut secara online, jangan pernah ada tatap muka lagi. Jika Anda sudah sampai pada tahap tanda tangan, gunakan aplikasi khusus sehingga semua pihak tidak perlu bertemu.
- Tahu kapan saat berhenti memasarkan rumah
Menjual rumah bisa menjadi proses yang panjang dan melelahkan. Anda mungkin bisa segera menjualnya dalam waktu singkat, namun bisa saja jual beli berlangsung selama berbulan-bulan. Apapun itu, Anda harus tahu kapan saat yang tepat untuk berhenti memasarkan rumah Anda.
Misalnya saat salah satu anggota keluarga jatuh sakit – meski penyakit tersebut bukan disebabkan oleh virus corona – Anda harus berhenti sejenak menawarkan rumah Anda kepada para calon pembeli. Jika mereka sampai tahu ada keluarga Anda yang sakit, mereka mungkin akan langsung berpikiran negatif dan urung membeli rumah Anda.
Keuntungan dan Kerugian Menjual Rumah Saat Pandemi Corona
Rumah Anda mungkin akan lebih cepat terjual di tengah situasi ini. Itu adalah hal yang menguntungkan, namun sekaligus merugikan. Mengapa? Harga properti jelas turun drastis di tengah situasi ini.
Properti merupakan alat investasi, sehingga harganya pun ikut tidak menentu. Ini akan menguntungkan calon pembeli dan merugikan Anda. Oleh sebab itu, jika Anda tidak benar-benar dalam kondisi terdesak, sebaiknya urungkan niat Anda menjual rumah. Setidaknya tunda sampai wabah ini mereda sehingga Anda bisa melakukan transaksi dengan lebih aman dan nyaman, serta tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
Pertimbangkan matang-matang, apakah memang perlu Anda menjual rumah Anda saat ini juga. Jika Anda menundanya beberapa waktu, mungkin Anda bisa mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan rumah tersebut.
Artikel Terkait
- 9 Sektor Industri yang Tersungkur Akibat Hantaman Virus Corona
- Harga Minyak Minus, Apa Faktor dan Bagaimana Sejarahnya Terjadinya?
- Siapa yang Bakal Terdampak Akibat Adanya Lock Down?
- Apa yang Akan Berbeda Setelah Adanya Corona Virus
Demikianlah artikel tentang tips dan trik menjual rumah di tengah pandemi corona, semoga bermanfaat bagi Anda semua.