Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

7 Prinsip Investasi Jangka Panjang Bagi Calon Investor Sukses

Setiap orang pasti punya tujuan dalam hidup masing-masing. Bisa berupa karir yang sukses, hidup yang nyaman, atau masa pensiun yang tenang, dan lain-lain. Kebanyakan orang menginginkan punya kondisi finansial yang aman di masa depan. Kalau kamu termasuk salah satunya, sudah saatnya memikirkan investasi jangka panjang.

Masih banyak orang yang bingung bagaimana cara berinvestasi jangka panjang yang tepat. Yang pasti bukan dengan menyimpan uang di bawah kasur, ya. Bukan pula asal menempatkan uang pada perusahaan tertentu lalu bagi hasil keuntungan. Prinsip investasi jangka panjang beda dengan berbagi keuntungan ataupun menabung.

Sekilas Tentang Investasi

Banyak sejarawan yang berpendapat bahwa investasi berawal secara resmi di Eropa saat masa Renaissance. Tapi ada juga bukti yang menyatakan bahwa Raja Babilonia, Hammurabi, sudah pernah menuliskan tentang prinsip-prinsip investasi dalam Kode Hammurabi. Sebagai tambahan, Raja Hammurabi memerintah pada tahun 1792 hingga 1750 sebelum masehi.

Yang pasti, ide untuk berinvestasi sudah ada sejak dahulu kala. Bahkan manusia yang hidup di masa sebelum adanya uang atau alat tukar apapun sudah berinvestasi.

Mereka memiliki konsep untuk menggandakan apa yang mereka miliki saat itu. Misalnya saja dengan cara berladang, agar mendapatkan bahan makanan yang lebih banyak. Ini juga merupakan salah satu bentuk investasi

Dengan melakukan investasi, kita bisa menyimpan dan membuahkan hasil kerja keras kita. Investasi memberi kita kesempatan untuk menjadi lebih nyaman secara finansial. Bahkan jika mungkin, mengumpulkan dana untuk masa pensiun.

Namun, ada fakta yang tidak bisa dihindari, yaitu inflasi. Ini adalah fenomena yang sulit dihindari, walaupun kita tinggal di negara maju sekalipun. Nilai uang bisa turun kapan saja. Sehingga dana yang kita kumpulkan untuk pensiun bisa saja nilainya malah menurun di masa depan.

Meskipun demikian, bukan berarti fakta ini membuat kita menjadi enggan berinvestasi. Investasi tetap penting untuk dilakukan demi masa depan yang lebih baik. Besar ataupun kecil, investasi sangat dianjurkan. Lalu apa saja prinsip investasi jangka panjang yang tepat agar kita tidak salah langkah dalam berinvestasi?

7 Prinsip Investasi Jangka Panjang

Mengalokasikan dana untuk investasi apapun bukanlah perkara mudah. Besar ataupun kecil jumlahnya, orang cenderung berhati-hati dalam mengalokasikan dana untuk investasi. Terutama jika uang tersebut merupakan hasil kerja keras selama bertahun-tahun. Tentu saja tiak ada yang mau dana ini berkurang apalagi sampai kehilangan.

Walaupun begitu, investasi jangka pajang penting dilakukan agar dana yang kita miliki bertambah. Hasil kerja keras kita bisa membuahkan hasil, dan bukan hanya berjumlah sama dan mendekam saja di bank. Ini dia 7 prinsip investsi jangka panjang agar langkah yang kita lakukan tepat.

  1. Alokasikan Aset yang Kamu Miliki

Gunakan aset yang kamu miliki, artinya jangan hanya disimpan saja di bank. Meskipun menabung di bank adalah cara menyimpan uang yang aman, tapi asetmu hanya diam dan tidak bergerak. Bukannya bertambah, malah cenderung berkurang, karena setiap bulannya pasti ada potongan berkala dari bank.

Jadi, alokasikan asetmu. Bagi aset menjadi beberapa pos. Khusus untuk tabungan masa tua, jadikan akun tersendiri yang tidak boleh kamu sentuh. Lalu ada pula pos-pos lainnya yang bisa digunakan untuk investasi. Jenis investasinya, tergantung dari preferensi masing-masing individu.

Ada orang yang menyukai investasi jangka panjang dengan jumlah return yang potensinya lebih besar, tetapi resikonya pun tentu lebih besar. Seperti reksa dana contohnya. Jika kamu tipe yang bisa dan mau mengambil resiko, maka jenis investasi ini cocok untukmu.

Tetapi, jika kamu tipe yang lebih suka bermain aman dan tidak mau mengambil resiko besar, investasi berupa deposito bisa dijadikan pilihan. Karena resikonya lebih kecil, namun tetap menghasilkan.

  1. Manfaatkan Kesempatan yang Ada

Banyak orang yang melakukan investasi jangka panjang untuk satu tujuan yang sama, yaitu mempersiapkan masa pensiun. Saat masih dalam usia aktif, kesempatan untuk melakukan investasi lebih besar.

Karena pada usia ini, kebanyakan orang memiliki pendapatan tetap setiap bulannya. Selain itu, banyak jenis investasi yang lebih terbuka pada usia aktif, jika dibandingkan dengan usia yang sudah dianggap usia pensiun.

Contohnya, mengambil pinjaman untuk pembelian properti. Biasanya pihak bank atau peminjam lainnya mencantumkan rentang usia tertentu pada syarat dan ketentuan mereka. Jadi, selama masih ada di usia aktif, manfaatkan kesempatan berinvestasi yang ada. Karena di usia tua, kesempatan ini mungkin tidak akan kamu dapatkan lagi.

  1. Ambil Resiko yang Dapat Kamu Tangani

Berinvestasi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kenapa? Karena dalam setiap investasi, pasti ada resikonya. Besar atau kecilnya resiko, tergantung dari jenis investasi yang diambil. Intinya, resiko dalam investasi tidak bisa dihindari. Pertanyaannya: sebesar apa resiko yang bisa kamu tanggung?

Semua orang memiliki jawaban yang berbeda-beda, tergantung dari kondisinya. Kalau kamu masih berusia 20-an, maka kamu masih punya kira-kira 4 dekade sebelum masa pensiun tiba. Pada saat ini, mengambil investasi yang beresiko tinggi tidak akan terlalu menjadi masalah. Apalagi jika kamu sudah memiliki pekerjaan tetap yang stabil dan nyaman.

Namun, jika sudah berusia 50 atau 60-an, masa pensiun tentu sudah di depan mata. Atau bahkan sedang dijalani. Investasi yang beresiko tinggi bukanlah pilihan utama pada usia ini. Lebih baik memilih jenis investasi yang lebih aman dan beresiko kecil. Kecuali jika benar-benar berada di posisi finansial yang super nyaman dan punya pos sendiri khusus untuk investasi.

  1. Buat Kontribusi Secara Reguler

Berinvestasi tentu tujuannya agar aset yang kita miliki bisa bertambah. Besar atau sedikitnya tambahan aset tentu tergantung dari jenis investasi yang dipilih. Satu hal yang pasti, investasi akan lebih efektif apabila dilakukan secara reguler.

Artinya, investasi tidak bisa dilakukan hanya sekali saja lalu dibiarkan atau bahkan dihabiskan. Tentu saja jumlahnya tidak akan bertambah. Investasi butuh sikap konsisten dan disiplin, dan harus dilakukan secara berkala dan teratur. Misalnya saja memiliki deposito. Dengan membangun kebiasaan menyimpan deposito secara teratur, tentu hasilnya asetmu akan bertambah.

Misalnya berinvestasi dengan cara membeli emas. Kita harus tau bagaimana memanfaatkannya. Kapan harus membeli atau menjual emas. Jika hanya dibiarkan begitu saja, tentu tidak akan ada perubahan aset.

  1. Pahami Betul Apa yang Kamu Miliki

Saat membeli rumah, kebanyakan orang akan datang langsung ke lokasi dan memeriksa kondisi rumah yang akan dibeli. Calon pembeli akan bertanya, kapan rumah tersebut dibangun, kelengkapan surat-suratnya, pajaknya, dan lain sebagainya. Mereka akan mencari tau secara detil agar tidak ada yang salah dalam pembelian rumah tersebut.

Sama halnya dengan melakukan investasi. Apapun jenis investasinya, calon investor wajib tau apa yang akan mereka lakukan. Apa yang mereka investasikan, bagaimana aset mereka tersalurkan, bertambah, dan lain sebagainya.

Ahli berpendapat bahwa pengetahuan yang baik akan bisnis yang dipilih akan membantu mengurangi resiko dalam investasi. Dengan pengetahuan yang baik juga akan sangat membantu saat harus membuat keputusan penting. Walau tidak semua orang tertarik dengan seluk beluk ekonomi, tapi setidaknya calon investor paham mengenai hal-hal paling mendasar atas investasinya.

  1. Pertimbangkan untuk Memulai Investasi di Usia Muda

Hal ini mungkin sudah sering kamu dengar. Mulailah berinvestasi sejak usia muda. Hanya saja, tidak semua orang bisa melakukannya dengan mudah. Kenapa? Di usia muda, kebanyakan orang masih memiliki ambisi terhadap ini dan itu. Mereka masih tertarik pada banyak hal yang sifatnya duniawi. Jadi godaan untuk menghabiskan uang untuk kesenangan lebih besar.

Saat usia muda, orang juga cenderung berpikir mereka masih punya banyak waktu untuk menabung sebelum mereka pensiun. Ya, memang benar. Tapi percayalah, memulai investasi sejak dini adalah yang terbaik. Tentu ini bukan berarti kita harus meniadakan semua hal yang sifatnya bersenang-senang.

Menikmati hidup juga perlu sesekali agar tidak terlalu tegang dan stres. Tapi rencanakan semua dengan lebih baik. Misalnya dengan cara memisahkan dana menjadi beberapa pos. Ada pos tabungan masa depan yang khusus, ada pos untuk liburan, dan pos untuk kehidupan sehari-hari. Beberapa orang juga menambahkan pos khusus untuk investasi dan pos dana darurat.

Dengan membagi-bagi penghasilan seperti ini, akan mempermudah kita untuk menjadi lebih disiplin. Kita pun jadi tidak sembarangan mengeluarkan uang.

  1. Atur Emosimu dengan Baik

Apa hubungannya emosi dan investasi? Tentu saja ada. Saat memutuskan untuk melakukan investasi, apapun jenisnya, calon investor harus berada dalam kondisi emosi yang stabil. Sangat tidak disarankan mengambil keputusan di saat sedang panik atau dalam keadaan emosi yang tidak stabil. Bisa-bisa langkah yang diambil jadi salah dan berpotensi kehilangan aset.

Masalahnya, saat kondisi perekonomian sedang tidak stabil, investor cenderung panik. Ini sebenarnya wajar saja dan sangat manusiawi. Hanya saja, jangan terlalu cepat untuk mengambil keputusan di saat seperti ini.

Keadaan emosi yang tidak stabil bisa meliputi rasa percaya diri yang berlebihan, atau malah tidak percaya diri sama sekali. Takut terhadap resiko yang berlebihan, reaksi yang berlebihan terhadap kondisi pasar, mengikuti tren investasi hanya karena sekadar ikut-ikutan, dan masih banyak contoh lainnya.

Jika sedang berada pada fase ini, lebih baik tenangkan diri dulu. Tenangkan pikiran sebelum mengambil keputusan apapun. Ingatlah pada tujuan awal. Investasi untuk mengembangkan aset, bukannya malah menghilangkan aset.

Ragam Investasi Jangka Panjang yang Tergolong Aman

Kamu bisa memilih beberapa jenis investasi yang tergolong aman ini untuk memulai investasi jangka panjang:

  1. Menabung

Meskipun terkesan simpel, pada kenyataannya menabung tidak sesimpel itu. Diperlukan konsistensi dan disiplin yang tinggi agar kegiatan ini bisa benar-benar menghasilkan ke depannya.

Selain itu, akan lebih baik jika tabungan dibagi-bagi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Misalnya tabungan untuk masa tua, tabungan untuk dana darurat, dan tabungan untuk dana hiburan dipisah menjadi 3 rekening yang berbeda. Sehingga ada jenis tabungan yang sama sekali tidak boleh disentuh.

  1. Deposito

Memiliki deposito adalah cara yang baik dan aman untuk berinvestasi. Usahakan agar tidak menarik deposito hingga masa jatuh tempo tiba. Agar kamu tidak perlu membayar semacam denda atau kompensasi yang sudah ditentukan sebelumnya.

Selain itu, usahakan agar deposito dilakukan secara berkesinambungan. Jadi, jika sudah jatuh tempo, usahakan untuk membuat deposito yang baru lagi. Dengan begitu, kamu melakukan investasi secara berkala.

  1. Membeli Properti

Properti adalah jenis investasi yang sangat menguntungkan. Karena harga yang terus nak tiap tahunnya, maka investasi di bidang ini hampir tidak ada ruginya. Tentu saja, kamu harus berhati-hati saat membeli properti. Harus ada kejelasan surat-surat, kepemilikan, dan lainnya. Cek dengan teliti sebelum membeli.

Namun yang jelas, investasi properti baik berupa tanah, rumah, rukan, ruko, unit apartemen, dan lain-lain biasanya akan menguntungkan untuk jangka panjang. Selain bisa ditempati sendiri, properti juga bisa disewakan atau dijual kembali jika diperlukan.

Jadi sudah siap memulai investasi jangka panjang demi masa depan dan masa pensiun yang lebih baik?

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang 7 prinsip investasi jangka panjang bagi calon investor sukses, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Skill Yang Harus Dipunyai Supaya Sukses
Apa itu Akad Wakalah/Sukuk Wakalah?
Apa Indikator Orang Bisa Menjadi Sukses?
Apa Itu Acting in Concert?
Tempat Investasi Emas Aman dan Terpercaya
Keahlian yang Bisa Dipelajari dalam 1 Jam per Hari agar Semakin Sukses
Apa itu Manajer Investasi Reksadana?
Mengenal Apa Itu SID, Kegunaan Hingga Cara Mendapatkannya
3 Contoh Investasi Syariah Bebas Riba
Apa Guna PER (Price Earning Ratio)?


Bagikan Ke Teman Anda