Alasan Mengapa Singapura Sukses
Kecil dan tidak memiliki sumber daya alam yang berarti sekalipun, Singapura berhasil mendeklarasikan diri sebagai salah satu negara paling sukses dan sehat secara perekonomian di dunia. Fenomena ini sangat unik dan sulit mencari bandingannya. Negara yang baru berusia 52 tahun pada bulan Agustus lalu berhasil mengukuhkan diri sebagai yang terbaik, tidak hanya di kawasan Asia Tenggara, tapi juga di seluruh dunia. Betapa tidak, negara kecil yang dari ujung Barat ke Timur dapat ditempuh kurang dari 3 jam itu merupakan pusat keuangan keempat terbesar di dunia, memiliki sejumlah pelabuhan tersibuk di seluruh dunia, serta merupakan satu-satunya negara di Asia yang memiliki rating kredit AAA dari Standard & Poor’s Moody’s and Fitch Ratings.
Kesuksesan Singapura tidak hanya dalam hal finansial belaka. Negara-kota tersebut dikukuhkan sebagai salah satu kota yang paling layak dihuni di seluruh dunia, dan termasuk sebagai yang paling hijau. Sementara negara tetangganya sibuk berkutat dengan kemiskinan, satu dari enam keluarga di Singapura memiliki simpanan tunai sebesar 1 juta dolar Amerika Serikat. Padahal, ketika ekonom Belanda Dr. Albert Winsemius tiba di Singapura di tahun 1960, tatkala dia ditanya oleh PBB soal masa depan negara itu, ia merespon dengan kata-kata kurang lebih “tiada harapan bagi pasar kecil di lorong gelap di Asia ini”.
Keberhasilan negara yang melepaskan diri dari Malaysia di tahun 1965 dan tidak memiliki penghuni selain imigran dari Cina, India dan Melayu ini menarik perhatian banyak kalangan, mulai dari ekonom, pengamat politik hingga sejarawan. Apa sebenarnya yang membuat Singapura mentransformasi diri menjadi salah satu yang terkuat di dunia secara ekonomi? Berikut adalah alasannya.
1. Pemerintahan yang terbuka
Secara perpolitikan, pemerintah Singapura membangun ikatan yang kuat antara rakyat dan pemerintah. Lee Kuan Yew, bapak pendiri Singapura yang meninggal Maret 2015 lalu, menyatakan bahwa sudah menjadi komitmen pemerintah Singapura untuk bersikap jujur dan terbuka pada rakyat serta berupaya keras memenuhi berbagai janji yang telah diberikan. Tak mengherankan jika rakyat memiliki kepercayaan penuh terhadap pemerintah, yang kemudian dibalas pemerintah dengan menelurkan kebijakan yang memihak. Andaikata kebijakan tersebut kurang populer, seperti penetapan karantina saat terjadi wabah pernafasan di tahun 2003, misalnya, rakyat bersedia saja menjalani.
2. Pemerintahan terbuka pada investasi dan perdagangan asing
Fakta sejarah dimana Lee Kuan Yew membuka diri pada investasi dan perdaganan asing berhasil menjadikan Singapura sebagai hub alami bagi berbagai perusahaan multinasional. Hal ini menarik bagi korporat di seluruh dunia, karena itu artinya membuka peluang bagi mereka untuk mendekati pasar yang lebih besar dan menjanjikan seperti Indonesia, Filipina dan Vietnam.
3. Pemerintahan yang otoriter
Di luar fakta bahwa Singapura kaya dan tertib, terdapat kenyataan pahit dimana tidak ada demokrasi yang berarti di sana. Pemerintahan Singapura, terutama di era Lee Kuan Yew, dikenal bertangan besi dan tidak mengenal demokrasi. Perpolitikan kurang hidup, yang ditandai dengan tidak maraknya media dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Namun, Lee Kuan Yew berpendapat itulah yang terbaik bagi Singapura guna menghindari potensi ancaman yang berasal dari negara tetangga.
4. Lokasi strategis
Sejak ribuan tahun lalu, Selat Malaka menjadi jalur perdagangan paling ramai di dunia yang menghubungkan dunia Barat dengan Timur, dimana sekitar 40 persen perdagangan maritim dunia melewatinya. Singapura berada di ujung selat ini, sehingga merupakan tempat yang pas untuk menaikturunkan barang sebelum didistribusikan ke negara tetangga.
5. Berbasis meritokrasi
Hal ini dinyatakan langsung oleh Kishore Mahbubani, yang pernah menjabat sebagai Dekan di Lee Kuan Yew School of Public Policy. Praktik berbasis meritokrasi ini begitu terasa di Singapura. Selama Anda berkompeten dan memiliki kredibilitas tinggi, maka Anda layak untuk memiliki posisi atau bahkan memimpin Singapura. Nepotisme tidak berlaku di Singapura. Jangan pernah berharap meraup keuntungan lebih dengan memiliki anggota keluarga yang berkuasa di negara ini. Itu sama sekali tidak berlaku di Singapura.
6. Pragmatisme
Di sini, pragmatisme berarti bahwa Singapura merasa tak perlu menjadikan dirinya sebagai penemu segala sesuatu. Ketika ada suatu permasalahan di negara lain dan berhasil ditemukan solusi atas kasus itu, jika hal yang sama terjadi di Singapura, maka ada kemungkinan tinggi jalan keluar yang sama juga ditempuh. Pemerintah Singapura tidak canggung untuk mengkopi solusi yang sama selama itu berguna untuk rakyat negara itu.
7. Jajahan Inggris
Salah satu hal yang paling menguntungkan dari Singapura adalah fakta bahwa negara tersebut merupakan anggota persemakmuran Kerajaan Inggris. Sudah bukan menjadi rahasia umum bahwa Kerajaan Inggris benar-benar memperhatikan kualitas sumber daya manusia dari negara atau kawasan yang dijajahnya sehingga menghasilkan negara boneka dengan penguasaan ekonomi tinggi di dunia seperti Amerika Serikat, Australia dan Singapura.
Artikel Terkait
- Alasan Orang Cina Lebih Makmur Ketimbang Sebagian Besar Orang Indonesia
- Apa Itu Analisis Kelayakan Investasi? Berikut Penjelasannya!
- Bagaimana Cara agar Sukses dalam Politik Kantor (Office Politics)?
- Belajar Giat tapi Tak Kunjung Sukses, Mengapa?
Demikianlah artikel tentang alasan mengapa Singapura sukses, semoga bermanfaat bagi Anda semua.