Apa Itu Analisis Kelayakan Investasi? Berikut Penjelasannya!
Kehidupan di masa depan penuh dengan ketidakpastian. Oleh sebab itu, penting untuk merencanakan masa depan terutama dari sisi finansial. Kehidupan akan terus berjalan meski telah menginjak usia tua, di mana dikategorikan sebagai usia tidak produktif karena tenaga sudah tidak kuat lagi bekerja. Bagaimana bisa memenuhi dan membiayai kebutuhan hidup di masa tua jika sudah tidak ada lagi sumber penghasilan?
Perencanaan keuangan atau finansial bertujuan untuk mempersiapkan kehidupan di masa mendatang yang lebih baik. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah investasi. Namun, untuk melakukan investasi tidak boleh gegabah karena memiliki risiko yang cukup tinggi. Alih-alih memperoleh tingkat pengembalian atau keuntungan yang diinginkan, tetapi justru mengalami kerugian akibat tidak cermat dalam memilih instrumen investasi.
Pengertian analisis kelayakan investasi
Agar investasi bisa menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan di masa mendatang, investor harus melakukan analisis kelayakan investasi terlebih dahulu. Analisis kelayakan investasi dapat dipahami sebagai tindakan yang dilakukan untuk mengetahui prospek dari suatu proyek investasi yang mendasari pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya investasi tersebut. Sebelum mengambil keputusan investasi, penting untuk dilakukan analisis kelayakan agar dapat menghindari penanaman modal pada proyek atau kegiatan yang tidak menguntungkan.
Investasi memiliki ruang lingkup yang luas, di mana investasi dapat dilakukan pada pengadaan aset riil seperti bangunan atau gedung, kendaraan, peralatan kantor, dan tanah, tetapi juga surat-surat berharga seperti deposito, obligasi, dan saham. Dari beragam instrumen tersebut, investasi terbagi dalam tiga durasi waktu, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang.
Metode analisis kelayakan investasi
Tujuan utama dari investasi adalah memperoleh keuntungan atau tingkat pengembalian yang tinggi. Artinya, tidak ada investor yang mau mengalami kerugian bahkan kehilangan dana atau modal yang telah ditanamkan pada instrumen tertentu. Nah, agar tak salah dalam mengambil keputusan investasi, wajib hukumnya bagi investor untuk melakukan analisis kelayakan investasi. Namun, bagaimana caranya?
Kelayakan investasi tidak bisa dinilai hanya berdasarkan dari asumsi atau keyakinan saja, tetapi harus dianalisis secara mendalam dari berbagai aspek. Tanpa pertimbangan yang matang, investasi ibarat membeli kucing dalam karung. Artinya, investor tidak mengetahui secara jelas penanaman modal yang dilakukannya tersebut menguntungkan atau tidak.
Untuk menilai kelayakan suatu investasi, setidaknya terdapat empat metode yang bisa dilakukan, yakni:
1. Net Present Value (NPV)
Kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dinilai dari keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu proyek atau investasi. Keuntungan bersih tersebut dihitung dari selisih nilai sekarang investasi dengan aliran kas bersih yang diharapkan dari proyek atau investasi di masa yang akan datang atau pada periode tertentu. Penilaian kelayakan investasi dengan pendekatan NPV ini merupakan metode kuantitatif yang mampu menunjukkan layak tidaknya suatu proyek atau investasi. Perhitungan NPV dirumuskan sebagai berikut:
NPV = ΣPVt – A0
NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
PV = NCF x Discount factor
Discount factor = 1/(1+r)t
Keterangan:
NPV = Net Present Value
PV = Present Value
NCF = aliran kas
A0 = investasi yang dikeluarkan pada awal tahun
r = biaya modal
t = periode waktu investasi/proyek
Pengambilan keputusan investasi dalam metode ini menggunakan asumsi sebagai berikut:
- Jika NPV0 > NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena berisiko mengalami kerugian.
- Jika NPV0 < NPV1, maka investasi atau proyek dinilai layak karena berpotensi menghasilkan keuntungan.
- Jika NPV0 = NPV1, maka investasi atau proyek dinilai tidak layak karena tidak menghasilkan keuntungan.
2. Payback Period (PBP)
Jika NPV mengukur investasi dari profitabilitasnya, metode Payback Period mengukur kecepatan pengembalian investasi. Oleh sebab itu, satuan ukuran yang dihasilkan bukan dalam bentuk persentase ataupun rupiah, melainkan waktu. Jika nilai PBP lebih cepat atau singkat dari yang disyaratkan, artinya investasi memiliki kelayakan. Sebaliknya, apabila nilai PBP lebih lambat atau lama berarti mengindikasikan tidak layaknya suatu investasi. Adapun formula untuk menghitung nilai PBP sebagai berikut.
- Jika arus kas per tahun sama jumlahnya
PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun
- Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya
PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun
Keterangan:
n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas belum bisa menutup investasi awal
a = jumlah investasi awal
b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1
3. Profitability Index (PI)
Sesuai dengan namanya, metode ini mengukur layak tidaknya suatu investasi dari indeks keuntungannya dengan membandingkan antara nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih dengan nilai sekarang investasi. Suatu investasi disebut layak menurut metode ini apabila nilai PI lebih besar dari 1, karena dinilai menguntungkan. Sebaliknya, jika nilai PI lebih kecil dari 1, artinya tidak menguntungkan sehingga investasi tersebut tidak layak. Rumusan perhitungan nilai PI yakni:
PI = PV/I
Keterangan:
PI = Profitability Index
PV = Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)
I = Investasi
4. Internal Rate of Return (IRR)
Metode Internal Rate of Return (IRR) mengukur kelayakan suatu investasi berdasarkan tingkat suku bunga yang dapat menjadikan jumlah nilai sekarang keuntungan yang diharapkan sama dengan jumlah nilai sekarang dari biaya modal (NPV = 0). Bagaimana bisa? Dalam metode ini, time value of money telah diperhitungkan sehingga arus kas yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya modal atau tingkat bunga yang diterapkan.
Untuk menghitung nilai IRR harus dilakukan dengan cara trial and error atau menggunakan tabel tingkat bunga. Adapun formula perhitungan IRR sebagai berikut.
IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
R1 = tingkat bunga pertama
R2 = tingkat bunga kedua
PV = Present Value
Pengambilan keputusan investasi berdasarkan metode IRR menggunakan asumsi sebagai berikut:
- Suatu investasi dikatakan layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih besar dari tingkat bunga yang diterapkan.
- Suatu investasi dikatakan tidak layak, jika nilai IRR yang dihasilkan lebih kecil dari tingkat bunga yang diterapkan.
Dengan menganalisis kelayakan investasi, investor dapat mengetahui secara jelas prospek dari proyek atau investasi tersebut, apakah menguntungkan atau tidak. Secara lebih lanjut, tindakan penanaman modal pada suatu proyek yang menguntungkan bisa memberikan tingkat pengembalian yang diharapkan di masa yang akan datang.
Artikel Terkait
- Memahami Teori High Risk High Return
- Cara Menghitung Current Ratio
- Apa itu Elastisitas Permintaan dan Penawaran?
- Apa itu Aktiva Bersih? Berikut Penjelasan dan Penggunaannya
Demikianlah artikel tentang analisis kelayakan investasi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.