Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa itu Payout Ratio?

Mayoritas investor tidak mendapatkan keseluruhan earning per share (EPS) yang harusnya mereka dapatkan dari sebuah perusahaan tempat mereka berinvestasi. Karena ada bagian earning per share (EPS) tersebut yang kembali masuk ke dalam kas perusahaan.

Bagian dari earning per share (EPS) yang masuk ke dalam kas perusahaan tersebut disebut retained earning. Retained earning digunakan oleh pihak perusahaan untuk memutar kembali roda operasi perusahaan tersebut pada periode selanjutnya.

Sedangkan bagian earning per share (EPS) yang dibagikan kepada investor disebut dividend. Dividend adalah keuntungan yang diperoleh oleh seorang investor atas investasinya ke sebuah perusahaan.

Presentase perbandingan  earning per share (EPS) yang menjadi dividend dengan earning per share secara keseluruhan inilah yang disebut payout ratio. Menurut publikasi di situs website fool.com, payout ratio hanya berisi presentase dividend terhadap EPS yang dibagikan kepada pemegang saham biasa (common stock) saja. Karena biasanya dividend untuk preferred stock sudah dihitung terlebiih dahulu sebelum penghitungan pendapatan bersih.

Kegunaan data payout ratio

Data payout ratio dapat anda gunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk mengukur profitabilitas dan keberlanjutan sebuah perusahaan. Namun demikian tidak ada aturan yang baku yang mendefinisikan berapa persen payout ratio yang ideal.

Seringkali payout ratio bahkan hanya 50% dari net income atau EPS. Karena 50% lainnya oleh perusahaan disimpan untuk kepentingan keberlanjutan bisnis perusahaan.  Biasanya semakin rendah payout ratio (mungkin sekitar 30%) semakin tinggi pula keinginan pihak manajemen perusahaan untuk membuat kinerja perusahaan tersebut berkelanjutan meskipun tampaknya hal tersebut kurang menguntungkan untuk investor. Sedangkan semakin tinggi payout ratio (sekitar 90%) menunjukkan  sebaliknya.

Oleh sebab itu anda harus hati hati jika payout ratio yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan sangat dekat dengan 100%. Karena itu artinya perusahaan tersebut tidak memiliki simpanan modal yang dapat digunakan untuk mengoperasikan perusahaan pada periode akuntansi yang selanjutnya.

Sebagai investor yang baik anda harus memahami bahwasanya payout ratio bukan satu satunya tolok ukur untuk menentukan profitabilitas  dan keberlanjutan pperusahaan. Untuk mendapatkan analisis yang lebih komprehensif anda harus memperhatikan variabel dan faktor faktor lainnya yang mempengaruhi pendapatan perusahaan tersebut.

Cara menghitung payout ratio

Payout ratio = Total Dividend / Net Income

Atau

Payout ratio = Dividend per Share / EPS

Cara menghitung payout ratio cukup mudah, anda tinggal membagikan total dividend yang dibagikan oleh perusahaan dengan pendapatan bersih perusahaan tersebut untuk kemudian dirubah ke dalam bentuk persen dengan mengalikannya dengan angka 100.

Jika anda tidak menemukan data total dividend yang dibagikan oleh sebuah perusahaan melainkan menemukan data dividend per share, maka anda bisa membagidividend per share tersebut dengan EPS.

Contoh penghitungan payout ratio

  1. Diketahui sebuah perusahaan produksi obat obatan Jamu Farma membukukan pendapatan bersih sebesar Rp. 200.000.000.,00 pada tahun 2019. Perusahaan tersebut lantas membagikan dividend kepada investornya sebesar Rp. 75.000.000.,00. Maka berapakah besaran payout ratio yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut?

Jawabannya adalah 37,5%. Angka ini diperoleh dari 75.000.0000 / 200.000.000 x 100%

  1. Diketahui sebuah perusahaan jasa distribusi yang bernama PT. AKM membukukan total earning per share sebesar 15.000 rupiah pada tahun 2019. Pada saat yang sama, perusahaan tersebut juga mengumumkan bahwa dividend per share yang dibagikan perusahaan tersebut hanya sebesar 6.000 rupiah saja.

Oleh karena itu besaran payout ratio perusahaan ini hanya sebesar 40% saja. Angka ini diperoleh dari membagi 6000 dengan 15000 lalu kemudian dikali 100.

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, anda sebagai seorang investor tidak seharusnya  menjadikan payout ratio sebagai satu satunya tolok ukur keberhasilan kinerja perusahaan. Karena ada banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan kinerja perusahaan. Faktor faktor tersebut tidak hanya faktor manajemen dan akuntansi perusahaan, melainkan juga faktor dari luar perusahaan seperti kondisi ekonomi dan industri.

Biasanya perusahaan yang relatif stabil dari pengaruh kondisi ekonomi seperti perusahaan yang memroduksi kebutuhan pokok, akan cenderung menawarkan tingkat payout ratio yang lebih tinggi. Sebaliknya perusahaan yang datang dari industri yang relatif vulnerable terhadap kondisi ekonomi cenderung menawarkan payout ratio yang rendah.

Tetapi sekali lagi tingkat payout ratio dalam satu periode akuntansi bukan satu satunya tolok ukur keberhasilan sebuah perusahaan. Anda bisa melakukan penelitian yang lebih komprehensif dengan memasukkan variabel variabel lain seperti EPS, liquidity ratio, ROI dan lain-lain sebagai bahan pertimbangan anda. Anda juga bisa menggunakan data payout ratio sebuah perusahaan dari satu periode ke periode selanjutnya untuk memastikan bahwasanya perusahaan tersebut memang perusahaan yang menguntngkan.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu payout ratio, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa Itu Rasio Likuiditas? Definisi Rasio Likuiditas
Tempat Investasi Emas Aman dan Terpercaya
Apa Itu Buyback Dalam Saham?
Apa Itu Lot dalam Saham?
Apa Perbedaan Sukuk Ritel Vs Saving Bond Ritel?
Bayar Hutang atau Investasi, Mana yang Harus Didahulukan?
Untung Rugi Investasi Emas
Apa itu Stock Split?
Mengenal Reksadana Syariah
Apa itu Volatility?


Bagikan Ke Teman Anda