Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa Itu Divident Yield?

Divident yield atau yang biasa diterjemahkan sebagai hasil dividen merupakan bentuk persentase rasio keuangan yang didapat dari dividen dibagi harga. Hasil dividen menunjukkan berapa banyak dividen yang didapatkan oleh sebuah perusahaan setiap tahunnya sehubungan dengan harga saham perusahaan tersebut.

Dividen sendiri adalah sebagian dari laba perusahaan yang menjadi hak dan dibagikan kepada para investor atau pemegang saham. Perusahaan besar biasanya memiliki hasil dividen dalam jumlah tinggi yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham. Biasanya, perusahaan yang bergerak dalam industri utilitas dan kebutuhan konsumen (consumer goods) sering kali memiliki hasil dividen yang tinggi.

Mengenal Lebih dalam Devident Yield

Devident Yield (Hasil dividen) adalah perkiraan atau asumsi jumlah bagi hasil dari investasi saham. Asumsi ini didapatkan dengan perkiraan dividen tidak dinaikkan maupun diturunkan. Hasil investasi akan naik saat harga saham turun. Begitu pula sebaliknya, hasil investasi akan turun saat harga saham naik. Itu karena nilai hasil dividen sangat bergantung pada naik atau turunnya harga saham. Saat harga saham turun nilainya secara drastis, akan terjadi kenaikan hasil dividen.

Perusahaan baru yang tidak terlalu besar dan sedang tumbuh dengan cepat bisa membayar rata-rata dividen dalam jumlah lebih rendah. Hal lain akan berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan di sektor yang sama tetapi usianya sudah lebih tua. Perusahaan yang sudah lebih dulu berdiri otomatis pertumbuhannya relatif tidak secepat perusahaan baru. Sehingga hasil dividen yang didapat pun tinggi.

Meski tidak berlaku untuk semua perusahaan, biasanya perusahaan yang memproduksi barang kebutuhan pokok konsumen memiliki hasil dividen yang tinggi. Sementara perusahaan yang bergerak di bidang teknologi pada umumnya hasil dividennya lebih rendah dari rata-rata seluruh sektor.

Contoh Hasil Dividen pada Perusahaan

Hasil dividen yang rendah biasanya didapat dari perusahaan yang sedang berkembang cepat dan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi. Pada dunia nyata, kita bisa melihat banyak contohnya. Salah satunya bisa kita lihat dari 2 perusahaan teknologi yang sudah mapan dan yang baru. Qualcomm Incorporated (QCOM) adalah produsen peralatan telekomunikasi yang sudah mapan secara global. Sementara Square, Inc. merupakan prosesor pembayaran seluler yang masih baru.

Pada tanggal 7 mei 2020, QCOM memiliki dividen 12 bulan tambahan sebesar $2,48.1. Sementara Square, Inc. tidak perlu membayar dividen sama sekali. Ini karena Square, Inc. masih berkembang dengan cepat. Sementara QCOM yang sudah mapan pertumbuhannya tidak secepat perusahaan yang masih baru.

Hasil Dividen Kena Pajak

Hasil dividen kemungkinan tidak bisa memberi banyak informasi tentang jenis dividen yang dibayar sebuah perusahaan. Misalnya, hasil dividen yang harus dibayarkan perusahaan real estate jumlahnya sangat tinggi. Tetapi itu adalah hasil dividen reguler, yang berbeda dari dividen berkualiti. Dividen reguler dikenai pajak pendapatan reguler. Sementara dividen berkualiti dikenal pajak pertambahan modal.

Sama halnya dengan perusahaan real estate, di Amerika Serikat Master Limited Partnership (MLP) atau kemitraan terbatas dan perusahaan pengembangan bisnis juga cenderung memiliki hasil dividen yang tinggi. Karena strukturnya yang sedemikian rupa, maka Departemen Keuangan Amerika Serikat mengharuskan perusahaan jenis ini untuk menyerahkan sebagian besar pendapatan mereka kepada para pemegang saham.

Proses perusahaan MLP, real estate, dan perusahaan pengembangan bisnis di Amerika Serikat membayar hasil dividen ini disebut sebagai “pass through”. Ini berarti perusahaan tidak perlu membayar pajak penghasilan atas laba yang dibagikan sebagai dividen. Namun pemegang saham harus memperlakukan pembayaran dividen sebagai pendapatan biasa dan membayar pajak atas pembayaran tersebut.

Formula Hasil Dividen

Hasil dividen diperlihatkan dalam bentuk persentase. Perhitungannya didapat dari harga dividen yang dibayarkan per saham pada tahun tertentu dengan harga dari sebuah saham. Hasil dividen untuk tahun ini bisa diperkirakan dengan menggunakan dividen tahun sebelumnya. Bisa juga dengan cara mengalikan dividen triwulanan terakhir dengan 4, lalu membaginya dengan harga saham saat ini. Jadi, rumus hasil dividen adalah:

Hasil Dividen = Dividen Tahunan per Saham : Harga per Saham

Contohnya, perusahaan A memiliki dividen tahunan sebesar Rp 1.000. Sementara harga saham yang diperdagangkan adalah Rp 25.000. Maka dapat dihitung hasil dividennya sebagai berikut:

Hasil Dividen Perusahaan A = 1.000 : 25.000, maka hasilnya adalah 4%.

Kegunaan Menghitung Hasil Dividen

Menghitung devident yield tentu bukan tanpa alasan. Ada tujuan yang hendak diukur. Hasil dividen adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur jumlah arus kas yang diperoleh untuk setiap jumlah yang diinvestasikan para pemegang saham dalam posisi ekuitas. Dengan kata lain, hasil dividen adalah ukuran berapa banyak keuntungan yang diperoleh investor dari dividen.

Pada dasarnya, hasil dividen adalah pengembalian investasi untuk saham tanpa penambahan modal. Dengan mengetahui hasil dividen sebuah perusahaan, investor dapat memutuskan akan berinvestasi ke perusahaan mana.

Misalnya perusahaan B diperdagangkan pada Rp 20.000 dan membayar dividen tahunan sebesar Rp 1.000 per saham kepada para pemegang sahamnya. Sementara perusahaan C sahamnya diperdagangkan dengan harga Rp 40.000 dan tiap tahunnya membayar dividen yang sama, yaitu Rp 1.000. Maka hasil dividen perusahaan B adalah 5%, sementara perusahaan C adalah 2,5%.

Dengan asumsi semua faktor lain adalah setara, kemungkinan besar para pemegang saham yang bertujuan untuk menambah pendapatan akan memiliki berinvestasi pada saham perusahaan B. Alasannya karena hasil dividennya lebih tinggi 2 kali lipat. Investor yang membutuhkan arus kas minimum dalam investasinya memang lebih aman berinvestasi pada saham yang hasil dividennya lebih tinggi dan stabil.

Perusahaan yang lebih lama usianya dan sudah mapan cenderung memiliki hasil dividen yang lebih tinggi. Riwayat dividen perusahaan semacam ini juga lebih konsisten. Dengan menghitung hasil dividen, para pemegang saham bisa lebih mudah membuat keputusan akan berinvestasi pada saham atau perusahaan mana.

Kerugian Menghitung Hasil Dividen

Meskipun hasil dividen yang tinggi itu menarik, bukan berarti untung ruginya perusahaan hanya bergantung pada perhitungan hasil deviden. Masih ada faktor lainya. Bahkan perhitungan deviden memiliki kerugian mengorbankan potensi pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang pertumbuhannya cepat maka hasil dividennya lebih rendah. Untuk alasan inilah maka pertumbuhan perusahaan sengaja ditekan agar hasil dividen bisa lebih tinggi.

Karena itu, sangat tidak disarankan bagi pemegang saham untuk mengevaluasi saham hanya berdasarkan hasil dividennya saja. Sudah ada banyak kasus dimana perusahaan memiliki hasil deviden yang tinggi yang disebabkan oleh harga saham mereka jatuh. Jika saham suatu perusahaan mengalami penurunan yang cukup banyak, ada kemungkinan mereka dapat mengurangi jumlah dividennya. Bisa juga dihilangkan sama sekali.

Hasil Dividen Terlalu Tinggi Berbahayakah?

Hasil dividen tinggi memang biasanya dihasilkan oleh perusahaan yang sudah mapan, tetapi hasil dividen tinggi tidak selalu merupakan pertanda yang positif. Hasil dividen yang terlalu tinngi sebenarnya bisa menjadi bendera merah. Ini bisa terjadi karena beberapa alasan. Di antaranya adalah:

  1. Harga Saham Perusahaan Belakangan Anjlok

Hasil deviden yang terlalu tinggi bisa saja dipengaruhi oleh penurunan saham yang dramatis, sementara dividennya belum dipotong. Maka hasilnya bisa terlihat sangat tinggi. Investor bisa saja melihatnya sebagai hal yang sangat menguntungkan.

Tetapi jika diteliti lebih dalam, sebenarnya ini menandakan bahwa perusahaan tersbut sedang dalam masalah karena harga sahamnya yang mengalami penurunan tajam. Artinya, penurunan atau penghapusan dividen akan segera terjadi.

  1. Perusahaan Berusaha merayu Investor dengan Dividen Tinggi

Beberapa perusahaan berusaha meningkatkan harga sahamnya dengan cara meningkatkan dividen. Ini dilakukan untuk menarik para pemegang saham baru. Karena terkesan dengan hasil dividen yang tinggi, beberapa investor baru mungkin berdatangan. Investor lama pun bisa jadi ada yang tertarik dan menaikkan investasinya.

Tetapi pembayaran dividen ini dan peningkatan nilai sahamnya mungkin saja tidak akan bertahan lama. Jika perusahaan tidak stabil secara finansial, maka perusahaan tersebut tidak akan bisa mempertahankan pembayaran dividen yang lebih tinggi.

Dengan kedua alasan di atas, maka lebih aman mencari perusahaan yang hasil dividennya lebih rendah. Yang penting adalah konsisten. Jika ingin berinvestasi pada saham yang dividennya tinggi, maka harus memilih perusahaan dengan kondisi keuangan yang solid. Tingkat pembayaran dividennya juga harus serupa dengan perusahaan lain yang ada di sektor yang sama.

Deretan Saham dengan Hasil Dividen Terbaik

Ada beberapa sektor industri yang memiliki hasil dividen tinggi. Sektor ini cenderung konsisten meningkatkan pembayaran dividen mereka kepada para pemegang saham selama beberapa dekade. Beberapa sektor industri tersebut adalah:

  1. Industri Utilitas

Utilitas atau keperluan konsumen sehari-hari adalah contoh investasi yang aman. Contohnya adalah perusahaan pemasok air dan listrik yang jelas dibutuhkan masyarakat. Kedua perusahaan ini menawarkan dividen yang tinggi dan konsisten. Pemasok gas alam juga sudah memberikan dividen yang relatif tinggi.

  1. Industri Bahan Pokok Konsumen

Industri seperti bahan pangan dan sandang berupa pakaian dan sepatu juga dikenal menawarkan dividen yang tinggi dan stabil. Perusahaan yang memproduksi bahan pokok konsumen sering kali memiliki program dividen jangka panjang. Faktanya, perusahaan yang bergerak di industri ini banyak diincar karena menawarkan dividen yang konsisten.

  1. Industri Telekomunikasi

Perusahaan yang menyediakan layanan telepon sejak dulu menawarkan dividen yang cukup tinggi. Dengan perkembangan teknologi saat ini, perusahaan komunikasi pada umumnya juga melebarkan sayap ke jaringan internet. Seperti yang kita tahu, kebutuhan masyarakat modern akan internet meningkat tajam.

Karena hampir semua hal bisa dilakukan lewat dunia maya, maka internet sangat dibutuhkan. Karena itu, saat ini perusahaan yang menawarkan layanan telepon dan jaringan internet menjadi salah satu yang nilai dividennya cukup tinggi.

  1. Industri Energi

Perusahaan yang menjadi pemasok energi sering kali menawarkan dividen yang lebih tinggi. Sebagian alasannya adalah perusahaan semacam ini biasanya merupakan kemitraan terbatas (MLP). Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kemitraan terbatas harus membayar keuntungan mereka kepada pemegang saham untuk mempertahankan status pajak.

  1. Industri Properti

Sama halnya dengan kemitraan terbatas, industri properti atau real estate juga harus mendistribusikan hampir semua keuntungan mereka kepada para pemegang saham. Ini adalah bentuk dividen yang harus dibayarkan untuk mempertahankan status pajak mereka. Karena itu, hasil dividen yang dihasilkan pun menjadi jauh lebih tinggi dari rata-rata.

Kesimpulan

Para pemegang saham harus lebih berhati-hati saat mengevaluasi nilai saham sebuah perusahaan. Hasil dividen yang tinggi, apalagi terlalu tinggi, bukan selalu berarti baik. Bisa jadi justru kondisi keuangan perusahaan tersebut tidak sehat. Turunnya harga saham secara drastis justru bisa meningkatkan hasil bagi perhitungan dividen.

Hasil dividen yang baik bisa dijadikan ukuran untuk mengevaluasi pasar saham untuk kepentingan berinvestasi di masa depan. Berinvestasi pada perusahaan yang kuat memang pilihan aman. Tapi investor juga bisa melihat lebih dalam lagi. Apa jenis industrinya, berapa dividen yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu, dan lain-lain. Pastikan hasil dividen konsisten dan tidak tinggi di satu waktu saja.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu divident yield, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa Itu Current Yield dan Yield to Maturity?
Apa itu Saham Blue Chips?
Untung Rugi Investasi Emas
Apa Itu Currency Futures?
10 Tip Investasi bagi Pemula
Aturan 2 Persen dalam Perdagangan Saham
Perbedaan Reksadana Syariah vs Reksadana Konvesional
Aturan-aturan Emas Dalam Berinvestasi
Perbedaan Menyimpan Uang, Menabung, dan Investasi
Mengenal Reksadana Syariah


Bagikan Ke Teman Anda