Apa Itu Asset-Backed Securities?
Aset tak selalu berupa harta berwujud seperti properti atau kendaraan saja, tetapi piutang pinjaman pun merupakan aset yang tergolong sebagai aset tidak berwujud. Ketika sebuah pinjaman hanya berdiri sendiri, maka bisa jadi dianggap kurang atau bahkan tidak berharga. Namun, apabila beberapa pinjaman dikemas secara kolektif menjadi satu, maka bisa memiliki nilai yang sangat berharga. Sebab itu, kini banyak perusahaan yang menawarkan Asset-Based Securities (ABS) sebagai alternatif investasi.
Apa itu Asset-Backed Securities?
Asset-Based Securities (ABS) atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Efek Beragun Aset (EBA) merupakan kumpulan pinjaman yang dikemas menjadi surat berharga untuk dijual kepada investor. Proses penerbitan efek beragun aset ini disebut dengan sekuritisasi.
Sebagai efek investasi, asset-based securities tak ubahnya seperti obligasi atau wesel yang dijamin dengan kumpulan aset, yang bisa berupa pinjaman, sewa guna, piutang kartu kredit, dan royalti. Asset-based securities bisa menjadi alternatif untuk menambah modal korporasi.
Proses sekuritisasi memungkinkan perusahaan penerbit asset-based securities untuk menghasilkan uang tunai, yang dapat digunakan untuk memberikan lebih banyak pinjaman. Sementara bagi investor, penawaran asset-based securities memberikan peluang untuk berpartisipasi dalam ‘kepemilikan’ berbagai jenis aset yang menghasilkan pendapatan.
Aset yang mendasari atau digunakan sebagai jaminan dalam asset-based securities sering kali tidak likuid dan tidak dapat dijual sendiri. Maka dari itu, dengan menyatukan aset dan menciptakan keamanan finansial dalam asset-based securities, memungkinkan aset yang bersifat tidak likuid dapat dipasarkan kepada investor.
Manfaat Asset-Backed Securities
Sebagai alternatif instrumen investasi, asset-based securities tentu tak hanya memberikan manfaat kepada perusahaan penerbitnya saja, tetapi juga investor yang membelinya. Adapun manfaat asset-based securities baik bagi perusahaan penerbit maupun investor sebagai berikut:
- Memperoleh sumber dana baru
Bagi perusahaan penerbit, aset-aset tak berwujud seperti pinjaman, piutang, royalti, atau lainnya dapat dihapus dari neraca perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh sumber dana baru. Tak hanya itu, fleksibilitas untuk mengejar bisnis baru atau melakukan ekspansi menjadi lebih besar.
- Memperoleh imbal hasil tambahan
Bagi investor terutama investor institusional, ada peluang untuk mendapatkan imbal hasil tambahan. Selain itu, investor juga dapat meningkatkan diversifikasi portofolionya.
- Alternatif pendanaan jangka panjang
Asset-based securities bisa dijadikan sebagai alternatif pendanaan jangka panjang antara 3 hingga 10 tahun. Tak heran apabila kontrak investasi kolektif asset-based securities cenderung lebih menarik bagi investor dibandingkan dengan surat utang lainnya seperti obligasi dan promes. Hal ini disebabkan oleh adanya dukungan aset yang likuid pada efek beragun aset dan risiko yang relatif lebih kecil.
- Tagihan tetap berjalan meski penerbit ABS pailit
Setiap perusahaan memiliki masa kejayaan tersendiri, dan kelangsungan hidup perusahaan tidak ada yang tahu. Ada yang dulunya gagah perkasa, beberapa tahun kemudian justru mengalami kebangkrutan atau kepailitan. Pada asset-based securities, tagihan akan tetap ada dan berjalan meski perusahaan penerbitnya dinyatakan pailit. Hal ini berbeda dengan obligasi dan promes yang secara otomatis hilang dananya apabila perusahaan penerbit kedua jenis surat berharga tersebut mengalami pailit.
Cara kerja Asset-Backed Securities
Bagaimana pinjaman bisa dikemas menjadi asset-backed securities? Tentu pinjaman yang dimaksudkan bukan hanya satu atau dua pinjaman saja, tetapi kolektif. Perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pemberian pinjaman atau kredit, tentu memiliki banyak piutang. Pinjaman yang diberikan perusahaan kepada konsumen, di mana utang konsumen tersebut menjadi aset dalam neraca perusahaan.
Utang konsumen akan menjadi piutang bagi perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut, perusahaan sebagai pemilik aset tak berwujud berupa piutang dapat mengemas aset-aset itu dalam bentuk efek atau surat berharga beragun aset (asset-backed securities). Efek beragun aset ini bisa menambah alternatif investasi bagi para investor, yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan risiko rendah.
Investor dari asset-backed securities akan mendapatkan penghasilan dari pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang dilakukan oleh konsumen. Umumnya, efek atau sekuritas individu dikumpulkan ke dalam tranche atau kelompok pinjaman dengan rentang jatuh tempo dan risiko tunggakan yang serupa.
Risiko Asset-Backed Securities
Investasi asset-backed securities menjanjikan keuntungan. Tak heran jika jenis investasi ini mulai dilirik oleh banyak investor. Sebagian investor mungkin sukses dengan investasi asset-backed securities, namun ada pula yang harus mengalami pengalaman buruk dengan jenis investasi ini.
Meski digadang-gadang menguntungkan, namun investasi asset-backed securities tetap saja memiliki risiko. Adapun risiko dari investasi ini sebagai berikut.
- Penurunan arus kas
Harus diketahui di awal bahwa investasi asset-backed securities memiliki risiko pembayaran di muka, yakni kemungkinan investor mengalami penurunan arus kas. Hal ini disebabkan oleh konsumen yang melakukan pelunasan pinjaman lebih awal. Risiko ini semakin tinggi apabila asset-backed securities termasuk dalam kelompok investasi dengan hasil rendah, karena konsumen dapat membiayai kembali pinjamannya dengan suku bunga yang lebih rendah.
- Penerbit ABS bertanggung jawab membayar pengembalian
Investasi asset-backed securities memiliki risiko yang sangat rendah bagi investor, terkait dengan kinerja sekuritas tersebut. Artinya, jika kinerja aset sangat buruk, maka perusahaan penerbit yang akan membayar pengembalian kepada investor, baik dengan meningkatkan pinjaman, melakukan restrukturisasi, atau konsolidasi dalam bentuk merger atau benchmarking.
Contoh Asset-Backed Securities
Dalam sektor investasi, asset-backed securities memang belum sepopuler saham dan obligasi. Meskipun bukan konsep baru, namun penerapan dan penawaran asset-backed securities ini terbilang baru. Tak heran jika masih banyak orang yang awam dan bingung dengan cara kerja dari investasi asset-backed securities ini, bahkan mungkin dari kalangan para investor sendiri.
Untuk memberikan gambaran mengenai asset-backed securities dapat diberikan contoh Perusahaan ABC yang bergerak dalam bidang bisnis pemberian pinjaman atau kredit mobil. Ketika seorang konsumen ingin meminjam uang untuk membeli mobil, Perusahaan ABC akan memberikan uang tunai untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Konsekuensinya, konsumen terkait berkewajiban untuk membayar kembali pinjaman plus sejumlah bunga yang telah disepakati bersama.
Perusahaan ABC yang secara khusus bergerak di bidang pemberian pinjaman atau kredit mobil tentu tidak hanya memiliki satu konsumen saja, tetapi banyak konsumen. Berkenaan dengan hal tersebut, bisa saja Perusahaan ABC mengalami defisit uang tunai, sehingga tak mampu lagi memberikan pinjaman kepada lebih banyak konsumen.
Solusinya, Perusahaan ABC kemudian mengemas pinjaman-pinjaman yang menjadi aset tidak berwujudnya dalam asset-backed securities, lalu menawarkannya ke pasar modal agar dibeli oleh para investor. Dari penjualan asset-backed securities tersebut, Perusahaan ABC akan mendapatkan uang tunai sebagai tambahan modal yang bisa digunakan untuk memberikan pinjaman ke lebih banyak konsumen.
Artikel Terkait
- Apa Itu Pay Yourself First?
- Tanda-Tanda Kamu Sudah Jago Mengelola Keuangan dengan Baik
- Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan dalam Mengatur Keuangan
- Tips Mengatur Uang dari Dave Ramsey, Mulai dari Nol!
Demikianlah artikel tentang apa itu asset-backed securities, semoga bermanfaat bagi Anda semua.