Cara Menghasilkan Keuntungan Bisnis Di Masa Resesi
Siapa pun pasti ingin bisnis yang dirintisnya bisa berhasil dan berkembang semakin besar sehingga mampu menghasilkan laba (profitable). Bagi pelaku usaha, melihat bisnisnya masih bisa bertahan dan menghasilkan keuntungan meski hanya sedikit saja, sudah merupakan hal yang menggembirakan, apalagi ketika perekonomian sedang lesu akibat resesi.
Harus diakui bahwa pandemi virus corona yang terjadi sekarang ini turut menjadi penyebab resesi. Kebijakan lockdown, karantina wilayah, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), atau apapun istilahnya memiliki dampak besar terhadap perekonomian rakyat. Banyak bisnis yang terpuruk, baik yang berskala menengah maupun besar, apalagi yang berskala mikro dan kecil, yang umumnya usaha rumahan.
Di saat jurang resesi semakin dekat, hal yang paling ditakutkan oleh para pelaku bisnis adalah mampukah bisnis yang mereka jalankan bisa bertahan dan selamat. Ketakutan tersebut sebenarnya bisa diubah menjadi tantangan sekaligus peluang jika pelaku bisnis bisa menemukan cara cerdas untuk mendapatkan keuntungan di tengah-tengah resesi. Berikut cara-cara cerdas yang bisa diterapkan untuk menghadapi masa-masa sulit terkait dengan kemerosotan ekonomi.
- Pangkas biaya operasional
Dalam setiap bisnis atau kehidupan rumah tangga yang dijalankan, biaya operasional sehari-hari menjadi beban yang paling menyita anggaran. Artinya, dari seluruh pengeluaran yang ada, biaya operasional menyumbang porsi yang paling besar.
Di masa resesi, di mana ekonomi dan bisnis sedang melambat, Anda harus pandai-pandai mengatur keuangan agar arus kas tetap mengalir. Untuk itu, Anda harus merampingkan anggaran dan biaya-biaya agar lebih efisien. Kurangi jumlah karyawan yang berlebihan, atau Anda juga bisa mengurangi jam kerja karyawan sehingga bisa menekan biaya upah.
Selain efisiensi karyawan, Anda juga harus menemukan penyedia barang dan jasa yang berbiaya rendah. Gunakan sumber daya yang dimiliki secara optimal, jangan sampai menyia-nyiakan apalagi boros dalam penggunaannya.
Jika Anda berhasil menekan dan merampingkan biaya operasional, maka strategi tersebut akan membuahkan keuntungan bagi Anda. Semakin efisien, maka kran arus kas bisnis atau rumah tangga Anda akan terus mengalir.
- Tingkatkan kekuatan tawar-menawar
Bagi Anda yang menjalankan bisnis toko atau merchant, tentu bersinggungan dengan banyak vendor. Sayangnya, tak sedikit vendor yang menawarkan konsesi harga yang mahal. Tak perlu khawatir, Anda bisa meraup keuntungan dengan meningkatkan kekuatan tawar-menawar toko Anda.
Dalam kondisi ekonomi yang melambat, hampir semua vendor mengadakan obral agar produknya laku terjual. Anda bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan meminta diskon atau potongan harga. Pada prinsipnya hal ini merupakan simbiosis mutualisme. Sebab, Anda butuh produk dengan harga murah, sedangkan vendor butuh pendapatan dari penjualan produk. Jika Anda berhasil meningkatkan kekuatan tawar-menawar, maka akan lebih banyak uang yang bisa Anda hemat.
- Pastikan arus kas tetap lancar
Arus kas merupakan sumber kehidupan bisnis Anda. Oleh sebab itu, uang harus terus mengalir dengan lancar baik masuk maupun keluar agar kesehatan bisnis senantiasa optimal. Untuk memastikan arus kas tetap lancar, Anda harus menghasilkan lebih banyak pendapatan dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan. Selama bisnis Anda tetap berjalan, maka biaya-biaya dan pengeluaran akan selalu ada.
Ketika resesi, Anda mungkin berpikir akan lebih sulit untuk menjaga dan melindungi arus kas supaya tetap lancar. Faktanya memang demikian, namun bukan berarti mustahil. Untuk bisa bertahan dari resesi, Anda harus menerapkan strategi agar arus kas tetap bergerak, yakni dengan meningkatkan penjualan dan memangkas biaya yang tidak perlu.
Kendala lain yang dihadapi di saat ekonomi melambat adalah tingkat penjualan menurun sehingga arus kas tertekan. Kondisi ini akan sulit untuk menerapkan strategi meningkatkan penjualan. Meski demikian, strategi tersebut tetap harus dicoba. Misalnya dengan memberikan promo harga murah, diskon, buy 1 get 1, beli 2 gratis 1, atau yang lainnya.
Untuk memastikan arus kas tetap lancar seharusnya dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum resesi datang. Anda harus memiliki uang tunai yang cukup untuk menutupi biaya operasional dan membayar karyawan. Artinya, cadangan uang tunai harus dijaga ketika ekonomi sedang kuat dan bisnis Anda berjalan dengan baik. Sebab, saat itulah bisnis Anda memiliki kemampuan untuk menghasilkan keuntungan dengan meningkatkan penjualan. Secara umum, usaha kecil disarankan untuk memiliki cadangan uang tunai minimum setara dengan tiga bulan biaya operasional standar. Namun, apabila Anda ingin lebih siap lagi menghadapi resesi, maka cadangan uang tunai yang harus Anda miliki adalah enam bulan atau lebih biaya operasional dalam kondisi normal. Cadangan uang tunai ini akan menjadi bantalan keuangan yang lebih efektif jika perdagangan menurun dan arus kas reguler tertekan sehingga turun di bawah normal.
- Tinjau manajemen inventaris
Salah satu bahaya besar yang dihadapi oleh bisnis kecil ketika resesi terjadi adalah terperangkap dalam stok atau persediaan barang yang terlalu banyak dan terkesan duduk mati di rak. Dalam bisnis, persediaan memang penting, bahkan menjadi bagian yang paling besar dari investasi keuangan bisnis Anda. Namun, banyaknya persediaan barang di masa resesi justru merupakan kondisi yang kurang menguntungkan. Sebab, tingkat penjualan akan turun seiring dengan melambatnya ekonomi.
Risiko yang harus diambil adalah berani rugi dengan melikuidasi inventaris untuk meningkatkan arus kas. Tentu bukan keputusan yang mudah, namun harus dilakukan agar bisnis Anda bisa bertahan dan mampu melalui resesi dengan selamat.
Kini Anda harus meninjau dan menilai kembali manajemen inventaris dan sistem pelacakan guna menemukan cara mengurangi stok. Inventaris yang lebih ramping cenderung akan lebih fleksibel jika ekonomi melambat. Hal ini memungkinkan Anda untuk merespon lebih cepat setiap perubahan di pasar dengan meminimalisir tingkat kerugian modal investasi.
- Tingkatkan pemasaran
Bukankah pemasaran membutuhkan biaya yang besar? Bagaimana mungkin meningkatkan pemasaran di kala resesi? Tanpa disadari banyak bisnis kecil yang melakukan kesalahan dengan memangkas anggaran pemasaran ketika masa ekonomi sulit terjadi. Bahkan, mereka menghapus atau meniadakan sama sekali anggaran pemasaran.
Jangan salah. Pemasaran justru harus tetap dilakukan bahkan ditingkatkan. Di kala resesi, tak hanya pelaku bisnis yang gelisah, konsumen pun demikian. Mereka selalu mencari cara untuk melakukan perubahan dalam keputusan pembeliannya. Oleh sebab itu, bantu mereka untuk menemukan produk dan layanan Anda, sehingga mereka tertarik dan memutuskan untuk memilihnya daripada yang lain.
Jika Anda mampu memanfaatkan peluang ini, dengan meningkatkan pemasaran, maka Anda bisa tetap meraup keuntungan meski ekonomi sedang melambat. Dengan adanya keuntungan, tentu arus kas akan lancar.
- Hubungi mitra dan vendor
Resesi ekonomi akan memberikan dampak kepada semua pelaku bisnis, termasuk mitra dan vendor. Seperti halnya Anda, mereka pun akan bergulat dengan kendala keuangan yang sama. Bahkan, beberapa dari mereka bisa jadi terpuruk dan tereliminasi.
Untuk menjaga kelangsungan bisnis, Anda perlu menjangkau mitra bisnis dan pemasok produk Anda dan mendiskusikan perilah persiapan menghadapi potensi penurunan ekonomi. Cobalah untuk mencari tahu rencana mereka dalam menghadapi krisis, sehingga bisnis bisa terus berjalan tanpa gangguan.
Jika perlu, Anda bisa mencari cadangan atau alternatif pemasok baru. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa Anda masih memiliki akses ke produk dan bahan baku, apabila salah satu mitra atau vendor Anda ‘jatuh’ akibat resesi.
- Tetap fokus pada bisnis inti
Banyak pelaku bisnis kecil yang salah langkah ketika menghadapi resesi. Untuk tujuan meningkatkan penjualan, mereka sering menyederhanakan konsep ‘diversifikasi’, yang diterjemahkan menjadi ‘yang penting berbeda’. Kesan berbeda tersebut diwujudkan dengan cukup menambahkan produk atau layanan lain pada produk yang sudah ada. Hal ini bukanlah diversifikasi dalam arti sebenarnya.
Langkah yang dilakukan untuk memberi kesan ‘berbeda’ tersebut tanpa disadari justru menjadi suatu kesia-siaan, dan hanya membuang-buang waktu serta uang. Bahkan, akibat lebih buruk lagi adalah merusak bisnis inti yang Anda jalankan, merusak merek dan reputasi Anda.
Meski sulit dan harus berjalan terseok untuk bisa bertahan, pastikan Anda tetap fokus pada bisnis inti. Temukan strategi yang lebih efektif dengan biaya seminimal mungkin untuk bisa menghasilkan keuntungan walau hanya sedikit di tengah-tengah terpuruknya ekonomi.
- Memperluas jangkauan pelanggan
Bisnis tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan memiliki peran penting dalam berhasil tidaknya suatu bisnis. Bisnis kecil dapat berkembang dengan pesat apabila memiliki basis pelanggan yang luas. Bahkan, keberadaan pelanggan yang loyal dapat menjadi penyelamat bisnis Anda di kala krisis.
Berkenaan dengan hal tersebut, Anda harus memperluas jangkauan pelanggan. Jika perlu, Anda harus memenangkan kompetisi dalam menarik pelanggan, termasuk pelanggan dari pesaing Anda. Bagaimana caranya?
Cobalah menawarkan sesuatu yang lebih atau berbeda dari apa yang ditawarkan oleh pesaing Anda. Selain itu, Anda bisa melakukan observasi bahkan riset pasar dengan bertanya langsung kepada konsumen mengenai hal-hal yang mereka suka atau tidak suka dari pesaing Anda. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui kelemahan pesaing dari sudut pandang pelanggan. Dari hasil riset tersebut, Anda bisa melakukan evaluasi terhadap produk dan layanan Anda, serta menyusun strategi lebih jitu untuk memenangkan persaingan.
- Manfaatkan pelanggan saat ini
Di tengah-tengah upaya memperluas jangkauan pelanggan, jangan sampai melupakan bahkan mengabaikan pelanggan yang sudah ada saat ini. Pelanggan awal yang telah loyal dalam mengonsumsi produk dan layanan Anda merupakan peluang untuk menghasilkan lebih banyak penjualan tanpa Anda perlu mengeluarkan biaya lebih banyak guna menemukan pelanggan baru.
Pastikan Anda mampu menjaga kepuasan pelanggan setia Anda. Sebab, mereka adalah peluang dalam penjualan Anda. Maka dari itu, pantang bagi Anda untuk mengabaikan peran dan potensi keuntungan yang bisa diperoleh dari mereka, dan lebih fokus pada pencarian pelanggan baru.
Di sini kuncinya adalah layanan pelanggan yang berkualitas. Pastikan bahwa pelanggan atau klien menyukai produk dan layanan Anda. Identifikasi kebutuhan mereka, dan penuhi. Dengan demikian, bisnis Anda dapat tetap bertahan bahkan selamat tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya.
Resesi bukanlah suatu kondisi ekonomi yang harus ditakuti, apabila Anda memiliki kesiapan yang memadai secara finansial. Perlambatan ekonomi bisa dihadapi dengan menerapkan strategi dan cara-cara cerdas untuk meminimalisir dampak buruknya, sehingga tidak sampai berakibat fatal terhadap bisnis dan keuangan Anda. Kemampuan mencermati dan memanfaatkan peluang sekecil apa pun akan dapat memberikan keuntungan bisnis yang bisa menyumbang pada kelancaran arus kas bisnis hingga pemulihan ekonomi.
Artikel Terkait
- 10 Inovasi dalam Bidang Usaha Agar Tak Gulung Tikar Saat Pandemi dan Adaptasi Kebiasaan Baru
- Ide-Ide Bisnis yang Bisa Kamu Jalankan Segera Saat Pandemi
- Tips Mengelola Keuangan Di Masa Pandemi Virus Corona
- Penyebab Banyak UMKM Bangkrut Saat Pandemi
Demikianlah artikel tentang cara menghasilkan keuntungan bisnis di masa resesi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.