Contoh Keputusan Finansial yang Buruk
Derasnya arus perekonomian zaman sekarang menuntut setiap orang untuk pintar mengelola finansial. Godaan berupa barang-barang mewah serta gaya hidup mewah kadang membuat individu kalap sehingga tidak bisa mengatur finansialnya dengan baik. Hal ini disebabkan karena individu tidak bisa memprioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan mereka.
Akibat dari individu tidak bisa memprioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan mereka, individu bisa melakukan keputusan finansial yang buruk yang berujung pada lilitan hutang. Berikut ini adalah hal-hal yang menyebabkan seorang individu melakukan keptusan finansial yang buruk.
1. Membeli Mobil untuk Aset Investasi
Jika seseorang ingin membeli mobil dengan alasan ingin dijadikan sebagai aset, maka ini adalah keputusan yang buruk. Banyak yang tidak menyadari bahwa mobil adalah aset yang terus mengalami depresiasi harga tiap waktunya. Jika seorang individu berasumsi untuk membeli mobil dan kemudian akan dijual di waktu berikutnya, maka hal ini tidak akan mendatangkan keuntungan. Orang-orang akan mematok harga yang murah terhadap mobil second karena mobil second dinilai sudah tidak memiliki performa sebagus mobil baru.
Selain itu, memiliki mobil juga membutuhkan banyak perawatan. Tidak mungkin mobil akan selalu dalam keadaan prima terus. Tentu ada saatnya mobil memerlukan ganti oli, ke bengkel untuk perawatan, hingga mengganti spare part. Hal ini tentu menguras ongkos yang tentunya tidak kecil.
Mobil juga sesuatu yang berubah setiap waktunya. Akan selalu ada mobil dengan model baru yang akan dirilis. Jika individu ingin membeli mobil dengan alasan mengikuti tren, maka hal ini juga merupakan keputusan finansial yang salah. Mobil paling keren yang dibeli tahun ini tentu tidak akan menjadi mobil paling keren lima tahun lagi, atau bahkan satu tahun lagi.
Sekarang, jika seseorang ingin membeli mobil, seseorang harus memastikan apakah mobil masuk dalam kategori kebutuhan atau keinginannya. Jika seseorang membeli mobil hanya sekedar untuk memenuhi keinginannya, tentu keputusan ini merupakan keputusan yang keliru. Namun akan berbeda halnya dengan seseorang yang memang membeli mobil karena kebutuhannya, misalnya karena tuntutan pekerjaannya. Intinya belilah mobil dengan alasan produktif.
2. Berlebihan dalam Menggunakan Kartu Kredit
Walaupun menggunakan kartu kredit bisa mempermudah transaksi, namun menggunakannya secara berlebihan juga merupakan keputusan finansial yang buruk. Saat seseorang melakukan transaksi menggunakan kartu kredit, itu sama halnya dengan seseorang sedang melakukan utang terhadap pihak bank. Jika kita terus menggunakannya tanpa melihat batasan, maka bisa dipastikan tagihan kartu kredit akan membengkak dan memaksa seseorang untuk memutar otak demi membayar tagihan tersebut.
Karena itu, perlu batasan dalam menggunakan kartu kredit. Seseorang bisa membatasi penggunaan kartu kredit dengan cara hanya menggunakan kartu kredit untuk transaksi dengan nominal yang besar. Jangan hanya membeli air mineral di supermarket, seseorang menggunakan kartu kredit untuk membayarnya.
3. Tidak Menabung
Banyak orang menyepelekan kebiasaan menabung. Ada pula sebagian orang yang menyadari bahwa menabung adalah hal yang penting dalam pengelolaan finansial, namun mereka tidak bisa menabung. Menabung membantu seseorang untuk menahan pengeluaran yang tidak penting.
Dengan menabung, pendapatan seseorang akan berkurang karena disisihkan untuk keperluan menabung, sehingga akan menekan kemungkinan uang tersebut disalahgunakan untuk membeli barang-barang yang tidak perlu.
Kebanyakan orang yang gagal menabung disebabkan karena seseorang tersebut berfikir bahwa uang untuk menabung adalah uang sisa dari total pengeluaran mereka. Mereka menabung hanya kalau ada uang sisa. Padahal pada kenyataannya sangat jarang ada uang sisa dari pendapatan.
Untuk itu, menabung sebaiknya dilakukan saat menerima gaji. Seseorang dapat menyisihkan 10% dari total gajinya untuk uang tabungan. Media penyimpanan tabungan pun menjadi faktor penentu keberhasilan menabung. Ada baiknya seseorang membuat rekening bank khusus untuk tabungan, dimana uang dalam tabungan tersebut hanya boleh ditarik saat ada keperluan yang genting dan mendesak.
4. Takut Berjuang Mengejar Pekerjaan Impian
Kebiasaan yang kerap dimiliki oleh seseorang adalah rasa minder, dimana rasa minder tersebut dapat mengakibatkan seseorang tidak bisa mengasah kemampuannya secara optimal. Kebanyakan orang merasa kurang percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri, termasuk dalam mengejar pekerjaan impian mereka. Kebanyakan dari mereka takut gagal dan kurang bersabar dalam mengejar pekerjaan impian mereka.
Misalnya, ada seseorang yang ingin malamar menjadi karyawan di perusahaan internasional yang sudah menjadi incarannya. Dengan kualifikasi yang telah seseorang tersebut miliki, sebenarnya seseorang tersebut bisa diterima sebagai karyawan di perusahaan tersebut. Namun karena rasa kurang percaya diri, seseorang tersebut tidak jadi melamar di perusahaan internasional tersebut, dan memilih melamar di perusahaan berskala nasional biasa.
Contoh lain adalah seseorang yang ingin membuka kios toko baru ingin membeli toko dengan luas 10m2. Namun karena keterbatasan dana, ia hanya membeli toko yang luasnya 7m2. Jika saja seseorang tersebut mau bersabar dengan menabung untuk membeli toko yang lebih besar, maka orang tersebut bisa membeli toko dengan luas 10 m2 tersebut.
Pekerjaan impian tentunya memiliki gaji yang besar. Jika seseorang tidak berani mengejar pekerjaan impian mereka, tentu peluang untuk mendapat gaji yang besar akan hilang. Padahal gaji yang besar akan membuat keadaan finansial seseorang menjadi lebih baik.
5. Berinvestasi Tanpa Tahu Ilmunya
Segala sesuatu memang memerlukan ilmu, tidak terkecuali berinvestasi semacam saham, investasi P2P, investasi properti, dll. Walau berbagai macam bentuk investasi tersebut merupakan hal yang menjanjikan, namun jika seseorang hanya asal-asalan dan sekedar mengandalkan feeling, sama artinya dengan memasukkan diri ke dalam lubang buaya.
Contohnya iInvestasi saham, investasi ini sangat menguntungkan bagi yang mengerti. Sebelum seorang investor saham bisa trading saham dan menghasilkan keuntungan, dia harus banyak belajar tentang seluk belum saham. Jika trading saham tersebut hanya didasari dengan feeling dan asal tebak, hasilnya tentu saja dalam jangka panjang dia akan rugi.
Memang bisa saja seseorang mendapatkan untung yang besar di satu waktu. Namun di waktu lain seseorang tersebut bisa mengalami kerugian yang besar pula. Karena itu, keputusan investasi dalam berbagai hal tanpa memiliki ilmunya termasuk dalam keputusan finansial yang buruk.
Dengan begini, silakan kamu pertimbangkan sendiri. Apakah keputusan finasialmu selama ini baik atau buruk.
Artikel Terkait
- Kesalahan dalam Membeli Mobil
- Menjalani Hidup Sesuai Kemampuan Finansial Kita
- Apa itu Gaya Hidup “Creep” dan Bagaimana Menghindarinya
- Siapa itu Boomerang Kid?
Demikianlah artikel tentang Contoh keputusan finansial yang buruk, semoga bermanfaat bagi Anda semua.