Ini Dia Pengetahuan Tak Tertulis yang Perlu Diketahui Pelaku Startup
Mendirikan bisnis sendiri bukanlah hal enteng. Bagai berjalan di tengah kabut tebal, apa yang bisa kita lihat hanyalah beberapa meter di depan mata. Lebih dari itu, kita hanya bisa menerka apa yang bakal menghadang di tengah jalan. Tapi, semakin lama seseorang menjadi pengusaha, maka ia akan piawai dalam mengarahkan dirinya berkelana di tengah kabut yang tebal.
Hal yang sama juga pasti ditemui oleh pelaku startup. Setiap bisnis pada dasarnya unik, penuh tantangan dan ketidakpastian serta menjanjikan pengalaman yang hanya bisa dirasakan oleh pelakunya. Tak mengherankan jika seseorang ingin menjadi pebisnis, satu-satunya orang yang bisa diandalkan hanyalah dirinya sendiri. Tanpa mengabaikan perannya, seorang guru alias mentor hidup berdasarkan pengalaman masa lalu dan kajian empiris yang dapat dengan mudah berubah sesuai kondisi sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Selebihnya, hanya sang pelaku startup yang bertanggung jawab menjalankan roda usahanya berdasarkan informasi, insting dan intuisi.
Di luar peran mentor yang cukup membantu, ada banyak hal yang hadir tanpa diajarkan. Hal-hal tersebut perlu diketahui dan disadari sendiri oleh pelaku startup. Apa saja hal itu? Berikut rinciannya.
1. Kerja keras tidaklah cukup
Dewasa ini banyak orang yang bekerja lebih keras ketimbang periode sebelumnya. Tetap saja, sebagian besar gagal memperbaiki kondisi keuangan mereka. Hal yang sama juga menimpa pelaku startup. Mereka tak sadar kalau kerja keras tak lagi memadai. Yang perlu disadari adalah keberadaan strategi yang matang, perangkat bisnis yang tepat, dan pemodelan bisnis yang kompetitif. Jika tidak, bisnis bisa gagal dan berantakan: Kerja keras Anda hanya berujung pada gigit jari.
2. Ketahuilah keinginan pasar
Ini berlaku untuk semua bisnis yang menghasilkan produk maupun jasa. Adalah suatu pengalaman yang sangat menyenangkan dan memuaskan jika kita mengkreasi sesuatu; dan hasil kreasi kita digunakan serta diapresiasi pasar. Maka dari itu, mengetahui keinginan pasar amatlah penting karena berkaitan erat dengan kepuasan psikologis Anda sebagai pelaku startup juga sehat untuk kondisi keuangan perusahaan.
3. Manfaatkan jaringan
Sebagai pelaku startup, Anda butuh bicara dengan banyak pengusaha; idealnya adalah mereka yang telah berhasil dan juga pernah mengalami kegagalan. Tapi, ambil pelajaran dari pengalaman mereka yang paling relevan untuk zaman sekarang karena akan sangat membantu perjalanan bisnis Anda di masa mendatang. Saat berkelana di jaringan bisnis tersebut, hendaknya Anda menyaring informasi dan masukan seperti pengaruh bisnis mereka terhadap kondisi finansial, hubungan personal, kesehatan, kestabilan emosional dan perubahan cara pandang terhadap diri mereka sendiri. Itulah yang terpenting.
4. Pahami perubahan teknologi
Dari semua aspek berbisnis, memiliki satu ide tunggal yang brilian merupakan kunci keberhasilan. Akan tetapi, sadar teknologi dan mengetahui kemana arah teknologi bergerak nantinya bukanlah hal yang patut dientengkan. Guna memenuhi kebutuhan ini, Anda cukup mendatangi orang yang tepat untuk ditanyai seputar teknologi yang ada dan bagaimana mengadopsi konsep teknologi yang ada guna menyokong kebutuhan bisnis.
5. Bersikap dingin
Ada yang mengatakan bahwa cinta dan kasih sayang serta emosi bukanlah milik seorang pengusaha. Untuk menjadi seorang pebisnis yang sukses, Anda harus dingin, oportunis dan terkadang kejam menurut kacamata orang awam. Anda akan sering dihadapkan pada pilihan moral yang cukup menantang. Ada kalanya, agar sukses sebagai pelaku bisnis maupun startup, Anda perlu menginjak kepala orang lain agar mampu menaiki tangga. Jika tidak demikian, orang lain yang akan memperlakukan Anda seperti itu.
6. Rajin membaca
Jika Anda pelaku startup dan kebetulan tidak suka membaca, maka ubahlah interaksi Anda dengan buku mulai sekarang. Cobalah untuk tak sekedar membaca buku bisnis, tapi juga buku yang meningkatkan motivasi, yang menceritakan kisah sukses, fiksi, biografi atau lainnya melalui audiobooks.
7. Jangan pantang menyerah
Membangun bisnis sendiri bukanlah hal enteng. Butuh waktu dan tenaga yang tak sedikit, bahkan untuk startup sekalipun. Justru, semakin kecil dan sederhana tipe bisnis yang dijalani, upaya yang ditempuh semakin besar dan rumit. Mari jujur dan terbuka dengan diri sendiri. Dalam 1 minggu ada 168 jam, dan dari waktu sebanyak itu, hanya 40 jam yang kita gunakan untuk bekerja – dan sekitar 50 jam lagi kita gunakan untuk tidur. Ada banyak waktu yang tersedia jika Anda mau menunda membuka medsos dan mengakses kanal Internet yang tidak diperlukan. Meski begitu, jangan pernah takut untuk berhenti jika Anda memang tak sanggup meneruskan.
8. Mencari penasihat hukum
Sedia payung sebelum hujan merupakan ungkapan yang pas soal penasihat hukum. Banyak pelaku bisnis yang beranggapan kalau nasihat hukum baru dibutuhkan saat kita tertimpa masalah. Padahal, akan lebih baiki jika Anda menempuh langkah preventif dan bersikap proaktif terkait persoalan hukum guna menjamin kelangsungan bisnis Anda di masa datang. Jika tidak, apa yang terjadi adalah terlampau terlambat menyadari dampak persoalan hukum yang ada terhadap kelangsungan hidup bisnis Anda, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
9. Cermat memilih karyawan
Satu tanggung jawab besar lain seorang founder adalah kemampuan memilih orang-orang yang tepat. Ini penting, terutama untuk posisi manajer. Pastikan orang yang Anda pilih adalah orang yang menguasai bidang pekerjaannya, dapat dipercaya, dan mampu mengisi kekurangan Anda. Hanya dengan begitu akan tercipta sinergi yang saling melengkapi sehingga perkembangan perusahaan bisa berjalan lancar.
Kesemua poin di atas hanya akan menjadi penting dalam menyokong perjalanan bisnis Anda jika keteraturan dan kedisiplinan telah menjadi bagian dari hidup Anda. Banyak orang yang bersemangat dan punya ide besar, tapi tak ada satupun yang terealisasi karena ketiadaan kedisiplinan,dan sebaliknya.
Artikel Terkait
- 7 Alasan Mengapa UKM Bisa Merugi
- Pijakan Karir Pertama : Sebaiknya Pilih Multi Nasional Company atau Startup?
- Kesalahan-kesalahan yang Kerap Dilakukan Startup
- Apa Beda Startup dan UKM?
Demikianlah artikel tentang pengetahuan tak tertulis yang perlu diketahui pelaku startup, semoga bermanfaat bagi Anda semua.