Kisah dan Pengalaman Orang-Orang Kaya yang Jatuh Miskin
Kita tentu sering mendengar nasihat orangtua dulu bahwa kehidupan memang kadang berada diatas dan kadang dibawah. Mungkin saat ini kita berada dalam kecukupan materi, namun bisa saja berubah menjadi kekurangan harta dalam waktu yang singkat.
Begitu juga dengan orang-orang yang sangat kaya, meskipun memiliki harta berlimpah tapi tak menutup kemungkinan bisa jatuh miskin.
Pada tulisan kali ini, kita akan membahas bagaimana pengalaman orang-orang yang tadinya berstatus sebagai orang kaya raya namun tiba-tiba menjadi miskin.
Mereka memiliki pengalaman dan kisah yang beragam, namun dapat disimpulkan dan dirangkum dalam pembahasan ini.
Penyebab Kemiskinan
Penyebab seseorang yang kaya raya menjadi jatuh miskin sangat beragam, mulai dari kondisi perekonomian, kegagalan bisnis, penipuan, hingga perceraian. Michael Aumock, seorang Special Projects Director, harus kehilangan US$ 3 juta yang setara dengan Rp 41,2 miliar dalam bentuk uang sekaligus real estate. Kejatuhan ini dikarenakan krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, yang turut menimpa keluarganya sehingga mereka pun jatuh miskin.
Sedangkan Richard McCargar, yang pernah mendirikan multicompany hingga ranah internasional dengan jumlah karyawan hingga 3,5 ribu orang pun tak luput dari kebangkrutan. Ia harus rela kehilangan US$ 350 juta (sekitar Rp 4,8 triliun) karena rekan bisnisnya menggelapkan pajak sehingga berefek pada operasional perusahaan. Tak lama kemudian, hal itu pun membuat perusahaan tak dapat memberikan fasilitas baik bagi produksi dan karyawan yang berada di Amerika, Eropa, hingga Asia.
Pengalaman lain datang dari seorang Software Engineer, Evita Stenqvist, yang harus kehilangan gaya hidup mewah karena kedua orangtuanya bercerai saat ia berusia 18 tahun. Sebelumnya, ia dan keluarganya tinggal di villa mewah berukuran 700 m2 dengan pemandangan indah lautan dan gunung. Namun karena perceraian yang terjadi, kedua orangtuanya melakukan berbagai keputusan keuangan yang buruk sehingga mereka pun kehilangan kenyamanan hidup yang sebelumnya dinikmati.
Culture Shock
Adanya perubahan kondisi keuangan yang sangat drastis tentu membuat orang yang menjalaninya mengalami culture shock. Mereka yang biasanya hidup dengan nyaman dengan berbagai kebutuhan dan keinginannya dapat terpenuhi, kini harus menjalani kehidupan yang berbeda 180 derajat. Mulai dari kondisi tempat tinggal, ketiadaan kendaraan, keterbatasan uang, hingga mungkin dikejar-kejar oleh debt collector.
Seperti yang diceritakan oleh Michael Aumock saat krisis keuangan global mempengaruhi kondisi keuangannya, ia mulai kehilangan kontrak bisnis dan harus membayar untuk penggadaian aset-asetnya. Richard McCargar sendiri setelah kehilangan perusahaan skala internasionalnya harus dikejar-kejar dengan hutang yang menumpuk. Sedangkan Peter T Mayer, pendiri Myfingerprintart.com, menceritakan kisah salah satu anggota keluarga besarnya yang bangkrut hingga harus menjual kapal, mobil, hingga rumahnnya.
Sakit Fisik Hingga Mental
Karena adanya perubahan yang sangat besar dalam hidup dan mengalami culture shock, tak sedikit dari mereka yang kemudian jatuh sakit baik secara fisik maupun mental. Hal ini seperti yang diceritakan oleh Alberto Favaretto mengenai pamannya yang jatuh miskin, dimana sang paman kemudian mengalami sakit fisik hingga harus dibawa ke rumah sakit. Selain itu, sang paman juga mengalami depresi karena keadaan yang dihadapinya tersebut.
Evita Stenqvist juga menceritakan bahwa penyebab kedua orangtuanya melakukan keputusan keuangan yang buruk adalah karena depresi yang mereka derita. Keduanya tidak menempuh jalur damai ketika bercerai, sehingga proses perceraian pun cukup panjang dan penuh dengan intrik. Hal ini tentu semakin memicu timbulnya rasa stress dan depresi yang justru semakin memperparah kondisi keuangan mereka.
Menata Hidup Kembali
Meskipun beberapa diantara mereka yang jatuh miskin lantas terkena penyakit fisik dan mental, tak sedikit juga yang berusaha untuk kembali bangkit. Tentunya tidak mudah untuk bangkit dari kondisi seperti itu, terlebih lagi mengembalikan kondisi seperti saat mereka masih kaya raya. Namun setidaknya mereka tidak menyerah untuk mengusahakan agar hidupnya dapat kembali pada track yang lebih baik dan stabil.
Seperti yang diceritakan oleh Michael Aumock, dimana ia memulai kembali dengan menjadi seorang pencuci mobil di bengkel milik temannya. Aumock sempat ragu ketika beberapa kali ditawari oleh temannya itu, karena bagaimanapun pekerjaan itu sangat jauh berbeda dengan apa yang sebelumnya ia jalani. Namun menyadari bahwa tidak banyak pilihan dalam kondisinya sekarang, ia pun mengambil pekerjaan itu dan justru mendapatkan banyak relasi untuk membangun bisnis kembali saat mencuci mobil para kliennya.
Kisah lain juga diceritakan oleh Timothy W. Logan yang sempat tinggal di penampungan tempat orang-orang yang tidak memiliki rumah. Logan menghubungi berbagai pihak yang dapat membantu kondisi dirinya sekarang, mulai dari bank, perusahaan, hingga tempat penyewaan rumah dan apartmen. Dengan usahanya itu, ia dapat meninggalkan penampungan dan memiliki tempat tinggal sendiri. Logan juga bisa kembali fokus pada sekolah sehingga ia mendapatkan nilai yang bagus dan pekerjaan yang layak.
Pelajaran Berharga
Tak ada pelajaran yang paling berharga selain dari pengalaman yang kita jalani dan alami sendiri, begitu pula dengan mereka yang jatuh miskin. Richard McCargar menyatakan bahwa ia mendapatkan berbagai pelajaran berharga setelah mengalami kebangkrutan, dimana ia jadi tahu siapa yang memang benar-benar teman sejatinya dan mana yang hanya memanfaatkannya di kala masih kaya. McCargar juga menjelaskan bahwa ia sangat bersyukur sekarang karena memiliki waktu luang yang lebih untuk dihabiskan dengan keluarga tercintanya.
Sementara itu Rob Wall, CEO dari Natural Ability yang sebelumnya pernah mengalami kebangkrutan, menceritakan bahwa ia jadi lebih dapat berempati dengan orang lain yang bernasib sama.
Wall berkata bahwa perasaan empati seperti itu tidak ia rasakan sebelumnya, saat ia belum mengalami kebangkrutan. Jadi setelah mengalami kondisi buruk seperti itu, ia memahami bagaimana perasaan orang-orang yang juga sedang kesulitan dan harus menghadapi perubahan kondisi yang ekstrim tersebut.
Demikianlah pengalaman dari orang-orang kaya yang kemudian jatuh miskin, mulai dari penyebab, efek pada kehidupan mereka, hingga bagaimana mereka kembali bangkit. Adanya pengalaman-pengalaman tersebut bisa kita ambil pelajarannya, terutama dari bagaimana mereka berusaha untuk memperbaiki keadaan yang buruk itu. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda!
Artikel Terkait
- Kaum Top 1% Menguasai Separuh Kekayaan Dunia?
- Sebagian Besar Pemenang Lotre Jatuh Miskin! Mengapa?
- Kenapa Negara Miskin Tidak Mencetak Uang Terus-terusan supaya Kaya?
- Negara-negara yang Dulunya Kaya Raya namun Kini Miskin
Demikianlah artikel tentang kisah dan pengalaman orang-orang kaya yang jatuh miskin, semoga bermanfaat bagi Anda semua.