Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Kredit Motor Menyebabkan Kemiskinan?

Tak bisa dipungkiri di era kehidupan dengan mobilitas tinggi seperti sekarang ini, sepeda motor menjadi alat transportasi andalan masyarakat kelas bawah. Sepeda motor sendiri bukan lagi merupakan barang mewah. Rata-rata setiap keluarga di Indonesia memiliki satu, bahkan lebih dari satu motor.

Hal ini terjadi karena kemudahan mendapatkan sepeda motor yang bisa dibeli dengan cara kredit. Dengan mudah kita menemukan dealer-dealer motor yang menawarkan kemudahan kredit. Dengan uang muka Rp500 ribu saja, debitur sudah bisa membawa pulang motor beserta STNK-nya.

Pertumbuhan dealer leasing yang bergairah ini dipicu tingginya nilai keuntungan dari bisnis. Perusahaan pembiayaan memberikan komisi besar bagi dealer yang mampu menjual motor secara kredit. Karena memang untungnya lebih besar ketimbang konsumen membeli motor secara tunai.

Sebagai contoh perusahaan pembiayaan PT Federal International Finance (FIF) milik Astra Group ini membukukan keuntungan bersih Rp1,3 triliun pada tahun 2014, sebagaimana dilaporkan oleh situs berita Metro TV.

Di sisi lain, sebuah riset yang dipublikasikan oleh Financial Inclusion Insight pada tahun 2016 mengungkapkan adanya hubungan signifikan antara kepemilikan sepeda motor dengan tingkat penghasilan orang Indonesia. Masyarakat yang lebih miskin cenderung memiliki lebih banyak sepeda motor ketimbang masyarakat kelas menengah dan kelas menengah atas.

Meskipun hasil penelitian ini masih prematur dalam membangun kesimpulan bahwa kredit motor dapat menyebabkan kemiskinan, namun paling tidak sejumlah gejala yang mengaitkan kredit motor dan kemiskinan dapat dilihat sebagai berikut:

1. Terjebak utang

Pada umumnya, masyarakat berpenghasilan rendah mengambil kredit motor dengan tenor panjang dengan alasan ringannya biaya cicilan. Tanpa disadari, mereka sebenarnya terjebak utang jangka panjang selama 3-5 tahun. Kalau sudah begini, mau tak mau mereka harus menyisihkan penghasilan bulanan untuk membayar cicilan motor.

Salah satu skema cicilan motor yang sering penulis temui di lapangan adalah motor harga Rp13 juta ditawarkan dengan cicilan sebesar Rp625 ribu dalam tenor selama 4 tahun. Artinya, dalam 48 bulan, debitur harus membayar sebesar Rp30 juta. Bunga cicilan menjadi berlipat ganda jika tenor semakin lama.

Debitur harus mengencangkan ikat pinggang untuk bertahan membayar cicilan selama 4 tahun tersebut. Seringkali pembayaran cicilan ini dialokasikan dari biaya untuk kebutuhan lain yang lebih penting, misalnya nutrisi anak.

2. Pengetahuan finansial yang minim

Masyarakat miskin cenderung tidak memiliki pengetahuan finansial sehingga tidak cakap dalam mengelola keuangan rumah tangga. Mereka menjadi sasaran empuk dari rayuan para sales motor yang menawarkan iming-iming down payment (DP) rendah dan cicilan rendah. Mereka tidak melakukan kalkulasi pemasukan dan pengeluaran bulanan untuk mengamankan kondisi keuangan. Penghasilan yang rendah pun terkuras untuk membayar cicilan motor belaka.

3. Beli motor karena gengsi

Salah sebab utama mengapa masyarakat miskin bisa memiliki motor 2-3 unit di rumahnya adalah karena faktor gengsi yang berasal dari ego. Biasanya mereka membelikan motor untuk anak-anaknya untuk kendaraan ke sekolah. Alasannya agar anak-anaknya tidak minder dan bisa seperti anak-anak yang lainnya. Motor-motor ini dibeli dengan cara kredit tanpa berpikir panjang.

Banyak alasan membeli motor karena harga diri keluarga belaka. Sekalipun sebetulnya anak-anak itu belum cukup umur untuk mengendarai motor. Kita sudah tidak asing lagi dengan pemandangan anak SMP mengendarai motor di jalanan. Padahal hal ini sangat membahayakan keselamatan anak maupun orang lain di jalan.

4. Jadi tukang ojek

Ironisnya banyak yang dari mereka yang menjadikan motor sebagai alat pencari nafkah yakni dengan menjadi tukang ojek. Tidak heran jika profesi tukang ojek semakin marak. Dengan penghasilan tak tentu dan cenderung rendah, mereka harus menyetorkan cicilan motor sebesar Rp500-700 ribu per bulan.

Untungnya saat ini profesi ojek online menjadi lebih menguntungkan dengan jangkauan konsumen yang lebih luas dengan adanya aplikasi ojek online. Hal ini ternyata juga memicu banyak orang mendaftar sebagai tukang ojek sehingga saingan pun bertambah.

5. Penyusutan

Sepeda motor mengalami penyusutan dari tahun ke tahun, apalagi jika sering digunakan. Seringkali saat cicilan lunas pada tahun keempat atau kelima, performa sepeda motor semakin menurun dan membutuhkan perawatan ekstra. Jadinya mereka sama saja bekerja untuk membayar cicilan belaka.

6. Kerap menunggak

Masyarakat kelas bawah kerap menunggak cicilan sehingga mereka harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membayar denda keterlambatan. Besaran denda ini berada di kisaran 0,5 persen per hari dari total cicilan. Jika hal ini sering terjadi, tentunya menambah beban pengeluaran.

7. Kredit lagi

Setelah kredit motor lunas, kondisi motor yang mulai kurang prima kerap menjengkelkan. Apalagi masyarakat miskin biasanya enggan mengeluarkan biaya perawatan, seperti ganti oli bulanan dan service secara berkala. Alhasil dalam 10 tahun, kondisi motor pun rusak parah. Kalau sudah begitu, mau tak mau solusi yang diambil adalah kredit lagi, sehingga masalah kembali ke poin 1 (satu), kembali masuk perangkap utang cicilan, dan seterusnya sampai ke poin 6 (enam).

Mengambil kredit motor bukan berarti terlarang bagi Anda yang berpenghasilan rendah. Yang perlu diperhatikan adalah biaya cicilan tidak boleh melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan Anda. Persentase ini adalah angka aman agar keuangan Anda selalu stabil dan kredit motor tidak menimbulkan masalah baru bagi Anda dan keluarga.

Menabung juga bisa menjadi solusi untuk menghindarkan diri dari kredit motor yang bunganya tinggi Membeli motor secara tunai dari tabungan jauh lebih hemat ketimbang mengambil kredit motor. Syarat utama dari menabung adalah kedisplinan diri yang tinggi.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang kredit motor menyebabkan kemiskinan, semoga bermanfaat bagi Anda semua,



Inilah Alasan Bank Menolak Appraisal Rumah yang Diajukan Sebagai Agunan
Cara Aman Melakukan Transaksi Kartu Kredit Online
Apa itu Biaya Provisi? Serba-serbi tentang Biaya Provisi untuk Pinjaman
Kredit Emas Batangan?
Langkah untuk Terbebas dari Hutang di Masa Pensiun
5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Kredit Mobil Bekas
Kredit In-House, Solusi Tepat Mendapatkan Rumah Tanpa Melalui Bank
Bila Kredit Motor Meninggal Dunia Sebelum Lunas?
Tip-tip dalam Kredit Mobil
Alasan Buruk Mengambil Kredit Tanpa Agunan (KTA)


Bagikan Ke Teman Anda