Siapa itu Debt Collector Mata Elang?
Anda yang pernah melakukan kredit pasti sudah tak asing lagi dengan istilah “debt collector”. Seringkali istilah “debt collector” ini juga marak muncul di media-media yang memberitakan keresahan para debitur yang dikejar-kejar oleh debt collector dalam kasus kredit kendaraan bermotor. Debitur yang tak bisa membayar, motor atau mobilnya bisa disita secara paksa oleh debt collector.
Debt collector sebetulnya istilah yang berasal dari “debt collection” yang artinya proses menagih pembayaran terhadap debitur yang berutang. Di negara-negara maju, aktivitas debt collection ini sampai terorganisir ke dalam agensi yang menyediakan jasa penagihan utang. Tugas mereka mencari para debitur yang berutang, memaksa debitur agar membayar atau menyita objek kredit.
Di dalam dunia kredit kendaraan, khususnya motor, ada yang dikenal sebagai debt collector mata elang. Memang, tugas mereka memerlukan ketajaman mata bak elang untuk memantau kendaraan yang berkeliaran di jalanan. Debt collector mata elang mencari kendaraan yang menunggal cicilan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini hal-hal yang menjadi ciri dari debt collector mata elang:
1. Dipekerjakan oleh lembaga pembiayaan
Lembaga pembiayaan seperti bank dan leasing mempekerjakan debt collector secara outsourcing untuk menagih utang. Outsourcing berarti alih daya di mana debt collector sebagai pekerja adalah pihak ketiga yang bekerja kepada leasing di bagian tertentu. Para debt collector ini biasanya disediakan oleh agensi penyalur atau bisa juga pekerja perorangan yang bekerja pada leasing dengan status outsourcing.
Debt collector mata elang banyak digunakan oleh leasing karena kasus tunggakan kredit motor ini memang sangat banyak terjadi dan memerlukan keahlian penglihatan. Penghasilan debt collector ini tergantung dari banyaknya debitur atau kendaraan yang berhasil mereka tarik.
2. Bergerombol di perempatan jalan
Kalau Anda melihat orang-orang yang bergerombol di sekitar perempatan jalan, mereka itu belum tentu orang yang tidak punya kerjaan. Bisa jadi mereka adalah debt collector mata elang yang sedang mengamati kendaraan yang lewat satu per satu. Mereka biasanya bergerombol 4-10 orang.
Pekerjaan ini tentunya membutuhkan kejelian dan konsentrasi tinggi untuk mengingat ciri fisik dan nomor polisi kendaraan yang sedang mereka cari.
3. Memegang buku tebal
Para debt collector mata elang dibekali dengan sebuah buku tebal dari leasing. Buku itu isinya seluruh informasi kendaraan yang belum melunasi kewajibannya membayar cicilan. Informasi yang dimuat di antaranya warna dan merek kendaraan serta tentunya nomor polisi. Kalau Anda tidak ingin masuk ke dalam daftar buku itu, segera lunasi tagihan kredit kendaraan Anda.
4. Aksi kejar-kejaran
Tak jarang saat debt collector mata elang sedang beroperasi di perempatan jalan, ada kendaraan yang menunggak pembayaran ketemu. Yang dilakukan oleh debt collector ini adalah langsung starter kendaraan dan mengejarnya. Jika debitur tertangkap, debt collector akan memberikan bukti tunggakan pembayaran dan bertanya apakah debitur mau melunasi atau tidak. Jika debitur bersedia melunasi, debt collector akan membawanya langsung ke kantor cabang leasing terdekat untuk melakukan pembayaran.
Adakalanya debt collector langsung menarik kendaraan tersebut karena debitur dianggap tidak kooperatif, misalnya tunggakan terjadi berbulan-bulan atau tahunan. Tindakan ini sebetulnya tidak dibenarkan secara hukum dan tergolong sebagai perampasan kendaraan yang menyalahi ketentuan hukum pidana.
5. Pekerjaan berisiko
Sebetulnya pekerjaan debt collector mata elang mengandung risiko tinggi yang mengancam keselamatan jiwa. Dalam aksi pengejaran, debt collector bisa mengalami kecelakaan di jalan akibat kebut-kebutan. Terkadang debitur yang dikejar juga meneriaki mereka “maling!” sehingga debt collector bisa saja digebuk oleh warga sekampung.
Debt collector juga seringkali merasa kasihan dengan debitur yang kendaraannya harus ditarik. Namun mereka juga tidak punya banyak pilihan karena menyita kendaraan itu adalah tugas mereka. Kalau tak melaksanakan tugas, sama artinya mereka tidak mendapatkan penghasilan.
Selain ciri atas, tanpa bermaksud rasis, para debt collector mata elang kebanyakan berasal dari daerah Indonesia Timur, seperti Ambon dan Flores yang tampangnya kelihatan seram. Jadi, kalau dipikir-pikir pekerjaan ini membutuhkan nyali yang besar juga.
Masalah yang sering terjadi di lapangan, mereka yang ditangkap oleh debt collector mata elang ini ternyata bukan debitur yang sebenarnya. Hal itu terjadi karena banyak debitur nakal yang menggadaikan atau menjual kendaraannya ke pihak lain. Bahkan ada debitur yang nekat membuat BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor) palsu, padahal BPKB yang asli masih ada di leasing yang baru bisa diambil apabila cicilan kendaraan sudah lunas.
Debt collector mata elang tidak pandang bulu dalam mengejar dan menyita kendaraan yang menunggak cicilan. Mereka akan fokus pada objek kredit yakni kendaraan motor itu sendiri. Mereka tidak peduli jika Anda adalah korban penipuan dari penjualan motor dengan BPKB palsu.
Kalau Anda tak ingin menghadapi dengan debt collector atau berurusan dengan mereka, bayarlah cicilan kredit Anda dengan tepat waktu.
Artikel Terkait
- Masalah-masalah yang Biasanya Terjadi Saat KPR
- Tip Mengelola Keuangan dengan Baik
- Tanda Anda Siap Punya Rumah Sendiri
- Tip Hidup Hemat dan Tidak Boros
Demikianlah artikel tentang debt collector Mata Elang, semoga bermanfaat.