Pelajaran dari Krisis Yunani, Cara Bertahan Saat Krisis Ekonomi
Hingga saat ini Yunani masih menjadi negara Eropa yang memiliki hutang pemerintah terbesar. Yunani termasuk salah satu negara yang paling miskin dengan hutang bertumpuk. Negara tersebut memiliki beban hutang yang sangat besar yaitu mencapai 177 persen dari produk domestik bruto.
Hal itu membuat negara Yunani sulit mengumpulkan uang yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran hutang. Oleh karena itu, tidak heran jika masyarakat yang tinggal di negara tersebut cukup menderita. Namun ada berbagai hal yang dapat Anda pelajari dari krisis ekonomi yang terjadi di negara Yunani. Berikut ini akan dipaparkan beberapa pelajaran tersebut.
1. Kontrol Modal
Bank dan pemerintah akan melakukan kontrol modal. Uang yang keluar dan masuk di bank akan dibatasi. Pembatasan uang keluar masuk ini untuk mencegah rush yang bisa mengakibatkan bank dilikuidasi.
Bank dengan mudah menutup akun nasabah bila terjadi hal-hal yang mencurigakan, misal menarik atau mentransfer uang dengan jumlah besar tanpa alasan yang jelas. Sebetulnya akses uang nasabah masih dapat dilakukan, namun terbatas. Nasabah tidak dapat mengakses uang yang mereka miliki sepenuhnya, sehingga hanya dapat sedikit uang dari sekian banyak jumlah yang dimiliki.
Nasabah juga harus mampu mengontrol cicilan pinjaman terhadap bank. Bila terjadi tunggakan maka pihak bank tidak segan untuk menutup seluruh akses keuangan. Bahkan mereka akan membatasi jumlah uang yang dapat diambil meskipun uang itu milik Anda sendiri. Hal itu berlaku hingga nasabah dapat mengembalikan seluruh dana yang telah dipinjam.
2. Uang Tunai Adalah Raja
Permasalahan yang terjadi di Argentina ini terulang kembali di negara Yunani. Dimana banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan banyak uang agar dapat dijadikan modal. Semua orang yang telah berusaha menyimpan uangnya dengan baik namun kemudian akun mereka dibekukan oleh pihak bank, maka akan berusaha melepaskan diri agar tidak terikat oleh rekening bank.
Akhirnya mereka lebih memilih melakukan pembayaran dengan uang tunai atau dengan kartu kredit. Intinya mereka berusaha melepaskan diri dari akun bank yang telah dibekukan. Disisi lain, pemilik bisnis dalam perdagangan lebih menyukai uang tunai karena memberi mereka kesempatan membeli barang untuk mendapatkan hal-hal yang dapat dibayarkan tanpa mengalami masalah dengan rekening bank yang telah dibekukan sehingga sangat jelas bahwa uang tunai menjadi aset penting dalam permodalan.
3. Penggunaan ATM Dibatasi
Pada saat awal terjadinya krisis di Yunani, dimana segala sesuatu mengalami penurunan dan semua akses terkait dengan bank hanya dapat dilakukan pada pagi hari maka banyak orang yang segera pergi ke ATM mencoba untuk mengambil uangnya sebanyak mungkin dari bank. Mereka khawatir jika nilai mata uang yang mereka miliki kembali mengalami penurunan pada hari berikutnya.
Namun apa yang terjadi? Pengambilan uang tunai di ATM dibatasi $60 per hari. Walaupun uang kita banyak, apa gunanya bila tidak bisa diambil semua. Oleh karena itu pada saat awal mulainya krisis ekonomi, bergegaslah untuk mengambil sebanyak mungkin uang yang mereka miliki dari bank.
4. Melakukan Penghematan Anggaran
Bagaimana cara melakukan penghematan anggaran? Mungkin Anda berpikir untuk menggunakan kartu kredit. Namun pada saat yang sama ada banyak toko yang tidak menerima kartu kredit. Sehingga pada saat terjadi masalah seperti di Argentina dan Yunani, maka Anda harus mampu membelanjakan uang yang dimiliki dengan sebaik mungkin.
Belanjakanlah uang Anda dengan sebaik mungkin untuk sesuatu yang bermanfaat dan jangan membeli barang yang tidak berguna karena hanya akan menjadi sampah. Kurangi kebiasaan membeli makanan cepat saji yang dapat membuat Anda menjadi lebih boros.
5. Penerapan Sistem Barter
Salah satu solusi dalam mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di Argentina dan Yunani yaitu dengan melakukan barter. Sebagaimana yang Anda ketahui bahwa barter merupakan suatu bentuk transaksi tanpa menggunakan uang karena jenis pertukaran yang terjadi yaitu antara barang dengan barang.
Barter dianggap sebagai solusi terakhir ketika terjadi krisis ekonomi di suatu negara. Sebenarnya mungkin saat ini sudah ada kelompok tertentu yang menerapkan sistem barter diantara anggotanya. Namun kelompok tersebut belum tersebar luas dan hanya ada pada daerah tertentu saja.
Barter adalah salah satu cara agar Anda dapat bertahan hidup dalam menghadapi segala permasalahan ekonomi tanpa menggunakan uang. Sistem ini dapat dianggap sebagai cara lain agar Anda tidak terikat dengan bank atau uang sehingga sangat cocok jika dijadikan sebagai solusi dalam menghadapi krisis ekonomi.
Sistem barter mampu memberikan solusi ketika sedang tidak memiliki uang karena dalam hal ini Anda hanya perlu mencari seseorang yang bersedia menerima barang atau jasa apapun yang Anda tawarkan. Kemudian lakukanlah sebuah negosiasi hingga dicapai suatu kesepakatan dengan mereka yang bersedia menerima barang atau jasa Anda.
Itulah beberapa hal yang dapa Anda pelajari dari krisis yang telah melanda negara Yunani. Semua hal itu dapat dijadikan sebagai solusi jika negara Anda mengalami permasalahan yang serupa.
Artikel Terkait
- Hal-hal yang Harus Dilakukan Ketika Krisis Ekonomi
- Ada Apa dengan Krisis Ekonomi di Turki?
- Ini Penyebab Krisis Ekonomi Hiperinflasi (Hyperinflation) di Venezuela
- 6 Tip Mempersiapkan Krisis Ekonomi yang Dapat Dicoba
Demikianlah artikel tentang pelajaran dari krisis Yunani, cara bertahan saat krisis ekonomi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.