Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa itu Average Down Dalam Investasi?

Average down adalah salah satu strategi investasi yang dapat anda aplikasikan ketika anda membeli surat berharga di pasar modal. Akan tetapi tentunya anda perlu memahami definisi dari istilah ini sebelum anda memutuskan untuk menggunakannya dalam investasi anda.

Definisi dan contoh Average Down

Secara garis besar Average Down adalah strategi yang digunakan oleh Investor. Strategi ini berbentuk pembelian tambahan saham dari perusahaan yang sama ketika harga surat berharga tersebut turun.

Contohnya semisal anda pada bulan Januari 2019 membeli saham GGRM (Gudang Garam) sebanyak 100 lembar. Masing masing lembar berharga Rp. 4000.,00. Dengan demikian total biaya yang anda keluarkan untuk membeli saham tersebut sebesar Rp. 400.000.,00.

Lalu entah karena sebab apa, harga saham GGRM turun menjadi Rp. 3000.,00 perlembar pada bulan Juni 2019. Lantas anda memutuskan untuk membeli saham GGRM dengan harga baru ini sebanyak 100 lembar saham. Dari pembelian ini anda mengeluarkan biaya pembelian saham terbaru sebesar Rp. 300.000.,00.

Pembelian yang kedua inilah yang disebut strategi Average Down. Sebab anda menurunkan rata rata harga saham anda yang awalnya Rp. 4000.,00 (dari Rp. 400.000.,00 dibagi 100) menjadi Rp. 3500,00 (diperoleh dari (400.000+300.000) : (100+100)).

Menurut laman Investopedia.com ide dibalik strategi Average Down adalah agar harga saham tidak jatuh terlalu tajam dari harga semula. Sehingga harga dari saham tersebut lebih mudah naik ke harga awal. Serta ketika naik ke harga awal atau bahkan lebih tinggi, Investor terkait bisa lebih untung.

Apakah strategi ini menguntungkan?

Namun demikian masih menurut tulisan di laman yang sama, strategi ini cenderung lebih banyak melibatkan kondisi psikologis Investor terkait daripada menjadi keputusan yang rasional dari Investor tersebut.

Terlebih lagi rata rata Investor tidak mengetahui apakah jatuhnya harga saham sebuah perusahaan masih dalam kondisi wajar atau harga saham tersebut akan jatuh lebih dalam lagi. Jika kondisi kedua yang terjadi, maka strategi Average Down merupakan strategi yang merugikan.

Contohnya, jika pada bulan Desember tahun 2019 harga saham GGRM jatuh hingga Rp. 2000.00 per lembar mungkin anda menimbang nimbang kembali apakah lebih baik anda membeli saham tambahan atau tidak atau bahkan menjual saham milik anda dengan risiko anda harus menaggung kerugian. Terlebih lagi pada bulan bulan tersebut sudah terdapat selentingan kabar mengenai pandemi Covid19 diTiongkok. Tidak menutup kemungkinan pandemi tersebut masuk ke Indonesia dan menurunkan daya beli masyarakat Indonesia terhadap rokok.

Oleh sebab itu, untung atau tidaknya menggunakan strategi ini tergantung dari tipe Investor yang seperti apakah anda. Strategi ini lebih cocok digunakan oleh Investor yang menanamkan modalnya untuk jangka panjang ke dalam sebuah perusahaan. Karena Investor jenis ini umumnya sudah melakukan riset yang cukup mengenai fundamental perusahaan yang dia inginkan.

Lain halnya jika anda merupakan Investor tipe jangka pendek yang hanya melakukan transaksi jual beli saham untuk mendapatkan keuntungan dipasar modal. Apabila anda tidak memiliki riset yang cukup mengenai kondisi ekonomi dan perusahaan tempat anda menanamkan modal, bisa jadi strategi ini kurang cocok untuk anda.

Tips menggunakan strategi Average Down

Banyak Investor Investor kenamaan dunia menggunakan strategi Investasi ini. Namun untuk menerapkan strategi ini anda harus memastikan hal hal berikut:

  • Pastikan perusahaan yang anda incar memiliki fundamental yang bagus.

Hal ini berlaku baik sebelum maupun sesudah anda menanamkan modal anda pada perusahaan tersebut dan berniat melakukan strategi Average Down. Tujuannya adalah memastikan bahwa anda tidak berinvestasi pada perusahaan yang salah.

Karena jika anda berinvestasi pada perusahaan yang salah, harga saham perusahaan tersebut cenderung sulit untuk naik kembali. Bahkan ketika anda sudah menerapkan strategi Average Down.

Sebelum menerapkan Average Down, anda juga harus memeriksa fundamental perusahaan tersebut masih dalam keadaan yang baik baik saja atau tidak. Penurunan harga saham tidak selalu disebabkan oleh fluktuasi pasar yang memang tidak menentu tetapi bisa jadi juga disebabkan penurunan kepercayaan Investor tehadap sebuah perusahaan. Jadi semisal harga saham perusahaan anda turun tajam mendadak bisa jadi Investor perusahaan tersebut sudah kehilangan kepercayaan akibat lemahnya fundamental perusahaan itu.

Kalau memungkinkan anda bisa membeli saham Blue-Chips saja. Sebab dibanding saham perusahaan perusahaan lain saham dari perusahaan jenis ini relatif lebih minim risiko.

  • Perhatikan aspek aspek lain di luar perusahaan.

Aspek aspek ini meliputi kondisi pasar modal atau kondisi ekonomi secara umum. Bisa jadi penurunan harga saham sebuah perusahan disebabkan oleh ketakutan yang tidak beralasan dari para Investor. Bilamana demikian biasanya harga harga perusahaan yang bonafid akan turun.  Namun jika harga saham turun dengan disertai isu isu tambahan seperti halnya isu Covid19 seperti contoh diatas, maka anda harus melakukan kajian ulang sebelum menerapkan strategi Average Down.

  • Pastikan harga saham yang anda pegang tidak turun lebih dari 20%.

Informasi ini terdapat pada blog teguhhidayat.com. Jika turun lebih dari 20% maka anda harus melakukan kajian ulang. Apabila penurunan ini tidak disertai dengan adanya isu isu tertentu, maka anda masih bisa memegang saham anda namun jika penurunan ini adalah akibat adanya kesalahan fundamental atau anda salah tempat investasi, maka ada baiknya jika anda memutuskan untuk menjual saham anda sebelum terjadi penurunan yang lebih tajam.

Demikian artikel tentang strategi Average Down. Semoga bisa membantu anda! Selamat berinvestasi!

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu average down, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa Itu Employee Stock Option Program?
Untung Rugi Investasi Bitcoin
Apa itu Akad Wakalah/Sukuk Wakalah?
Cara Investasi Emas
Apa Itu Emiten dalam Pasar Modal
Apa Itu Pump and Dump?
Pengaruh Inflasi Terhadap Saham
Apa itu Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana?
Kesalahan Umum Dalam Investasi Cryptocurrency
15 Tip Dalam Berinvestasi di Pasar Saham


Bagikan Ke Teman Anda