Apa Itu Bond Yield Formula?
Istilah obligasi pasti sudah tidak asing terdengar di telinga, apalagi bagi Anda yang berkecimpung di bidang ekonomi, bisnis, investasi, dan keuangan. Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang diminati oleh banyak investor. Sebab, obligasi cenderung memiliki risiko yang kecil dengan tingkat bunga yang stabil. Tak hanya itu, jangka waktu investasinya pun juga bermacam-macam.
Obligasi didefinisikan sebagai surat utang jangka panjang yang diterbitkan denngan nominal tertentu oleh suatu lembaga dengan waktu jatuh tempo tertentu. Sederhananya, obligasi disebut juga dengan surat utang yang umumnya diterbitkan oleh pemerintah. Namun tak menutup kemungkinan bahwa obligasi juga diterbitkan oleh perusahaan swasta.
Sebagai investasi, obligasi pasti menjamin pengembalian pokok beserta dengan bunganya. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari obligasi ini disebut dengan hasil obligasi.
Apa itu formula hasil obligasi?
Hasil obligasi merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor atas obligasi. Ketika investor memutuskan untuk membeli obligasi, artinya mereka meminjamkan uang kepada penerbit obligasi. Atas uang yang dipinjamkan tersebut, investor mengharap adanya imbalan berupa bunga obligasi yang dibayarkan oleh penerbit obligasi bersamaan dengan nominal pokoknya pada saat jatuh tempo.
Untuk menentukan hasil obligasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara yang paling sederhana adalah menetapkan imbal hasil obligasi dengan tingkat kuponnya, yang disebut pula dengan hasil saat ini. Tingkat kupon merupakan hasil dari pembagian pembayaran kupon tahunan dengan nilai nominal obligasi. Adapun formulasinya sebagai berikut.
Hasil Saat Ini = (Pembayaran Kupon dalam Satu tahun Mendatang/Harga Pasar saat ini) x 100%
Contohnya, apabila nominal obligasi sebesar Rp 1.000.000 dan pembayaran bunga atau kupon Rp 100.000 per tahun, maka tingkat kuponnya adalah 10%, di mana perhitungannya sebagai berikut:
Tingkat kupon = (Rp 100.000 / Rp 1.000.000) x 100%
= 0,1 x 100%
= 10%
Namun terkadang obligasi dibeli lebih tinggi dari nilai nominalnya (premium) atau kurang dari nilai nominalnya (diskon), sehingga akan berpengaruh pada imbal hasil yang diperoleh investor atas obligasi tersebut.
Penentuan hasil obligasi yang lebih kompleks akan memperhitungkan nilai waktu uang dan pembayaran bunga majemuk. Perhitungan ini termasuk Yield to Maturity (YTM), Bond Equivalent Yield (BEY), dan Effective Annual Yield (EAY).
Imbal hasil hingga jatuh tempo (YTM) mengacu pada pengembalian yang diharapkan dari obligasi selama periode investasi hingga jatuh tempo. YTM digunakan dalam penentuan harga obligasi, di mana semua arus kas masa depan yang mungkin terjadi (pembayaran kupon berkala dan nilai nominal saat jatuh tempo) didiskontokan menjadi nilai sekarang berdasarkan YTM. Adapun formula hasil obligasi dengan menggunakan YTM sebagai berikut.
Harga Obligasi = Ʃ [Arus Kast / (1 + YTM)t]
Di mana, t adalah jumlah tahun hingga jatuh tempo.
Hubungan antara harga dengan hasil obligasi
Untuk berinvestasi dalam obligasi, terdapat prinsip dasar yang harus diketahui oleh setiap investor yaitu hubungan antara harga dengan hasil obligasi yang bersifat terbalik atau berlawanan. Artinya, harga obligasi bergerak dengan arah yang berlawanan dengan suku bunga dan imbal hasil obligasi.
Sebagai sebuah instrumen atau produk investasi, obligasi memiliki harga. Harga obligasi dapat mengalami kenaikan atau penurunan. Perubahan harga obligasi tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah suku bunga. Perubahan suku bunga akan diikuti dengan perubahan hasil obligasi.
Ketika harga obligasi naik, hasil obligasi akan turun. Contohnya, seorang investor membeli obligasi yang jatuh tempo dalam lima tahun dengan tingkat kupon tahunan 10% dan nilai nominal Rp 1.000.000. Setiap tahun, investor tersebut akan menerima bunga sebesar Rp 100.000. Jika suku bunga naik lebih dari 10%, maka harga obligasi akan mengalami penurunan apabila investor memutuskan untuk menjual obligasi tersebut. Sebab, penerbit obligasi akan tetap membayar kupon sebesar Rp 100.000, sehingga investor akan lebih tertarik untuk membeli obligasi saat ini yang memberikan tingkat suku bunga lebih tinggi.
Penjualan obligasi di saat suku bunga naik, mau tidak mau pemilik harus menurunkan harganya. Demikian pula ketika suku bunga turun, maka pemilik asli obligasi dapat menjualnya kepada pihak lain dengan harga lebih tinggi. Untuk itu, setiap investor harus membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan tentang nilai waktu uang yang digunakan dalam menentukan harga obligasi.
Kompleksitas menentukan hasil obligasi
Penentuan atau perhitungan hasil obligasi memang sudah didasarkan pada formula baku. Meski demikian, ada beberapa faktor yang dapat mempersulit penentuan hasil obligasi. Salah satunya adalah menghitung imbal hasil dengan periode pecahan.
Misalnya, sebuah obligasi yang memiliki periode selama empat tahun delapan bulan lagi hingga jatuh tempo. Dalam perhitungan hasil obligasi, eksponen bisa diubah menjadi desimal untuk menyesuaikan tahun parsial. Namun, dalam kasus ini berarti bahwa empat bulan dalam periode kupon saat ini telah berlalu dan masih ada dua bulan lagi yang membutuhkan penyesuaian untuk bunga yang masih harus dibayar. Di sini, pembeli obligasi baru akan memperoleh kupon penuh, sehingga harga obligasi akan mengalami sedikit kenaikan sebagai kompensasi penjual selama empat bulan dalam periode kupon saat ini yang telah berlalu.
Pembelian obligasi dapat menggunakan harga bersih, yakni harga tidak termasuk bunga yang masih harus dibayarkan. Selain itu juga bisa menggunakan harga kotor yang mencakup jumlah terutang untuk merekonsiliasi bunga yang masih harus dibayar.
Pada prinsipnya, konsep hasil obligasi sangat penting untuk dipahami. Sebab konsep tersebut bermanfaat untuk menilai kinerja yang diharapkan. Formula hasil obligasi didasarkan pada prinsip meskipun tingkat kupon tetap hingga jatuh tempo, namun tingkat pengembalian investasi obligasi yang diharapkan akan bervariasi sesuai dengan harga pasarnya.
Artikel Terkait
- Apa itu Horizontal Analysis?
- Meningkatkan Produktivitas dengan Prinsip Pareto
- Apa itu Revenue Per Employee?
- Apa itu Future Value Of Annuity?
Demikianlah artikel tentang apa itu bond yield formula, semoga bermanfaat bagi Anda semua.