Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Apa itu Finarya? Apa Produknya?

Ditengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, inovasi dalam bidang keuanganpun semakin maju. Kini banyak perusahaan Fintech bermunculan dengan berbagai konsep keuangan yang semakin memudahnya konsumen. Salah satunya adalah dalam bidang pembayaran, dimana kita mengenal Go-pay, OVO dan DANA. Yang terbaru ada Finarya.

Apa itu Finarya?

Demi menjaga esksistensinya dalam bidang pembayaran, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk atau Telkom melalui anak perusahaan PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) resmi membentuk anak usaha barunya di bidang Fintech dengan nama PT Fintek Karya Nusantara atau disingkat menjadi Finarya pada 21 Januari 2019.

Finarya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyelenggara jasa sistem pembayaran berbasis Quick Response (QR) code. Fintech ini nantinya akan menjadi induk sekaligus pengelola layanan dompet digital milik BUMN yang diberi nama LinkAja.

Layanan LinkAja bakal menggabungkan berbagai produk digital dalam sistem pembayaran seperti T-cash milik Telkomsel, T-Bank milik BRI, Yap! Milik BRI dan e-Cash dari Bank Mandiri. Tahap awalnya dimulai dari T-cash terlebih dahulu yang sudha bertransformasi menjadi LinkAja sejak 21 Februari 2009 beberapa hari yang lalu.

Setelah T-cash menjadi LinkAja, kedepan berbagai layanan dari BUMN akan dilebur jadi satu sehingga tidak ada lagi berbagai macam layanan. LinkAja akan menjadi produk dompet digital bersama BUMN dan jadi produk utama untuk layanan dompet digital.

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh sumber CNBC Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa tidak akan ada lagi produk dompet digital milik BUMN. Semua akan dilebur menjadi LinkAja. LinkAja akan diluncurkan pada 1 Maret 2019. Kita tunggu saja.

Melihat perubahan dan penggabunggan berbagai produk dompet digital BUMN menjadi satu dalam LinkAja, sepertinya masa depan produk digital sudah semakin jelas. Apalagi pembentukan LinkAja juga telah dilakukan dengan berbagai pertimbangan matang. Terhitung Finarya sebagai rumah layanan dompet digital LinkAja sudah dibahas sejak kuartal III-2018.

Dengan adanya penggabungan ini, BUMN bisa lebih bersaing dengan layanan dompet digital lainya seperti OV dan Go-Pay yang lebih dikenal masyarakat ketimbang produk dompet digital milik BUMN. Apalagi saat ini pelanggan T-cash sudah mencapai 30 juta, pelanggan Telkomsel mencapai 200 juta dan rata-rata nasalah Bank BUMN di atas 10 juta. Tentu jika digabung, jumlahnya akan jauh lebih baik.

Menurut Gatot Trihargo dari Kementerian BUMN menjelaskan bahwa penggabungan layanan dompet digital dari Telkomsel dan BUMN dihararapkan jadi lebih efisien. Setidaknya promosinya bisa bersama-sama dan tidak perlu duplikasi.

Pembentukan Finarya sendiri disebut bakal membantu ekosistem fintech yang sebelumya sudah ada. Perlu diketahui, perusahaan ini didirikan atas permintaan BUMN. BUMN memilih PT Telkom TBK untuk membentuk anak perusahaan baru dalam bidang pembayaran berbasis QR, karena BUMN menilai PT Telkom memiliki teknologi dan produk yang sesuai dengan harapan mereka.

Telkomsel dinilai memiliki teknologi yang paling siap yakni T-cash. Layanan tersebut dinilai BUMN sesuai dengan blueprint atau cetak biru yang telah disusun sebelumnya.

Apa Produknya?

Seperti dijelaskan di awal Finarya adalah perusahaan hasil spin off dari Telkomsel yang akan menjadi rumah bagi produk dompet digital berbagai bank BUMN. Tidak akan ada lagi layanan dompet digital yang beragam dari berbagai bank. Baik itu BNI, Mandiri dan BRI akan melebur jadi satu menjadi LinkAja.

LinkAja inilah yang akan menjadi produk Finarya berupa jasa sistem pembayaran berbasis QR code. Layanan ini merupakan layanan yang dibawahi langsung oleh BUMN dan Finarya nantinya akan menjadi pengelola layanan LinkAja.

LinkAja tidak jauh berbeda dengan produk perusahaan fintech pembayaran berdasarkan QR seperti Go-pay, OVO dan DANA. Sama seperti yang lainya, LinkAja juga bisa menjadi dompet digital yang mempermudah transaksi jual beli.

Layanan LinkAja sebenarnya bukan hal yang baru bagi Telkomsel. Bisa dibilang LinkAja hanyalah transfomasi layanan telkomsel bernama T-cash yang digabung dengan berbagai dompet digital milik bank BUMN. Seperti diketahui, sejak lama Telkomsel memiliki layanan T-cash.

Nantinya, LinkAja akan menggabungkan fitur pembayaran berbasis QR milik bank BUMN, dan dibantu oleh BRI dan BNI yang sudah memiliki sistem pembayaran ini pada produk mereka bernama My QR dan Yap!.

Adapun pemegang saham layanan linkAja adalah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Pertamina dan Bank Tabungan Negara. Secara lebih rinci Telkomsel memegang saham tertinggi sebanyak 25% dan 20% untuk BNI dan BRI serta untuk BTN dan Pertamina sebanyak 7% dan Jiwasrya sebanayk 1%.

Dengan peluncuran Finarya layanan T-cash milik telkomsel resmi bertransformasi menjadi LinkAja sejak 21 Februari 2019.

Alasan Dibentuknya Finarya

Dibentuknya Finarya sendiri ditujukan menyambut perkembangan pembayaran berbasis QR seperti yang dilakukan oleh Go-pay dan OVO. Telkomsel melihat, layanan semacam ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dalam waktu kurang dari lima tahun terakhir.

Dibanding dengan produk digital milik BUMN, Go-Pay dan OVO berkembang jauh lebih baik. Masyarakat lebih mengenal OVO atau Go-Pay dibanding dengan produk milik BUMN. Karena itu, BUMN harus menetapkan strategi yang lebih baik untuk bilang ingin bersaing dengan produk dompet digital lainya.

Karena layanan dompet digital semakin diminati masyarakat, negara harus ikut andil. Dibanding dengan layanan Go-Pay atau OVO, tentu layanan LinkAja diharapkan lebih baik. Sebab LinkAja adalah milik pemerintah, beda dengan OVO atau Go-Pay yang dikelola oleh pihak swasta.

Tentu akan menjadi hal yang menarik nantinya bagaimana perkembangan produk dompet digital di Indonesia. Apakah masyarakat tetap setia pada perusahaan fintech yang sudah ada seperti Go-Pay, OVO, DANA atau malah berpaling dan memilih LinkAJa.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang apa itu finarya dan produknya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



5 Peer to Peer Lending di Indonesia yang Patut Diperhitungkan
Produk Keuangan Apa yang Ditawarkan oleh Financial Technology?
10 Perusahaan Fintech yang Terdaftar di OJK Lebih dari Setahun
UangTeman.com Tawarkan Pinjaman Uang Online
Kriteria P2P Ilegal dari OJK
Waspada Fintech P2P Ilegal dari Cina
Untung Rugi Peer to Peer Lending
Fintech dengan Pertumbuhan Cepat
Apakah Financial Technology (Fintech) itu dan Apa saja Produknya?
Apa itu Fintech (Financial Technology)?


Bagikan Ke Teman Anda