Apa itu Gold Standard? Definisi Gold Standard
Dari zaman dulu hingga sekarang, uang memiliki berbagai macam bentuk. Jika uang sekarang berupa uang kertas dan koin, lain halnya dengan bentuk uang pada zaman dahulu kala. Dalam kaitanya dengan bentuk uang, terdapat satu istilah yang berhubungan erat dengan bentuk uang zaman dahulu. Istilah itu adalag gold standard.
Gold standard, yang disebut juga standar emas, merupakan sistem moneter dimana unit ekonomi menggunakan standar jumlah emas. Dengan kata lain, uang yang digunakan berupa emas. Terdapat tiga jenis gold standard yaitu specie, bullion, dan exchange.
Dalam standar specie, unit moneter dikaitkan dengan nilai koin emas yang beredar. Standar specie muncul dari penerimaan luas emas sebagai mata uang. Selanjutnya, standar bullion, atau standar emas batangan, adalah sistem dimana koin emas tidak beredar. Pihak berwenang sepakat untuk menjual emas batangan berdasarkan permintaan dengan harga tetap sebagai imbalan dari mata uang yang beredar. Sedangkan standar exchange, atau pertukaran emas, merupakan standar yang biasanya tidak melibatkan sirkulasi koin emas. Fitur utama dari standar pertukaran emas adalah bahwa pemerintah menjamin nilai tukar tetap terhadap mata uang negara lain yang menggunakan standar emas, terlepas dari apa jenis uang kertas atau koin yang digunakan sebagai alat pertukaran.
Sejarah mencatat bahwa penggunaan emas sebagai uang sudah dimulai pada ribuan tahun yang lalu di Asia Kecil. Selama Abad Pertengahan, solidus emas Bizantium yang umumnya dikenal sebagai bezant digunakan secara luas di seluruh Eropa dan Mediterania. Namun, ketika pengaruh ekonomi Kekaisaran Bizantium menurun penggunaan bezant juga ikut menurun. Akibatnya, wilayah Eropa memilih perak sebagai mata uang daripada emas.
Di zaman modern, Hindia Barat Inggris adalah salah satu daerah pertama yang mengadopsi standar specie emas. Setelah proklamasi Ratu Anne tahun 1704, standar emas Hindia Barat Inggris adalah standar emas de facto. Pada tahun 1717, Isaac Newton menetapkan rasio mint baru antara perak dan emas. Hal ini berdampak pada mulai hilangnya perak dari peredaran sehingga membuat Inggris menggunakan standar emas.
Ketika mengadopsi standar emas, banyak negara Eropa mengubah nama mata uang mereka. Misalnya dari Daler atau Gulden menjadi Crown. Hal tersebut dikarenakan secara tradisional nama sebelumnya dikaitkan dengan koin perak dan yang terakhir dengan emas koin.
Pada saat Perang Dunia I pecah, standar specie emas berakhir di Britania Raya dan seluruh Kerajaan Inggris. Walaupun standar specie telah berakhir, hal tersebut tidak menandakan bahwa standar emas juga ikut berakhir. Pada tahun 1925, British Gold Standard memperkenalkan standar emas batangan. Hal ini sekaligus mengakhiri periode standar specie emas yang berarti mengakhiri peredaran koin mata uang emas.
Menyikapi pemberlakuan standar emas batangan, John Maynard Keynes, menentang berlakunya kembali standar emas. Ia berpendapat bahwa pemberlakuan kembali standar emas berbahaya karena rawan deflasi. Hal ini benar adanya karena banyak negara lain yang mengikuti Inggris yang kembali memberlakukan standar emas mengalami periode stabilitas relatif tetapi juga deflasi. Keadaan tersebut berlangsung sampai pada periode Depresi Hebat tahun 1929 hingga 1939 sehingga memaksa negara-negara keluar dari standar emas.
Meskipun telah berakhir, penerapan standar emas memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah
1. Stabilitas Ekonomi Jangka Panjang
Hal ini terjadi karena standar emas mempersulit pemerintah untuk menaikkan harga melalui perluasan pasokan uang. Standar emas juga menyebabkan inflasi jarang terjadi. Di samping itu, hiperinflasi pada dasarnya tidak mungkin terjadi karena jumlah uang beredar hanya akan bertambah saat pasokan emas juga meningkat. Namun, hiperinflasi bisa saja terjadi dikarenakan peperangan yang menghancurkan sebagian besar perekonomian, mengurangi produksi barang, atau ketika sumber emas utama baru tersedia.
Contohnya adalah yang terjadi di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, inflasi terjadi selama Perang Saudara. Keadaan tersebut menghancurkan ekonomi Selatan. Inflasi juga terjadi di California Gold Rush yang membuat banyak emas tersedia untuk dicetak.
2. Nilai Tukar Internasional Tetap
Implikasi dari nilai tukar internasional yang tetap adalah berkurangnya ketidakpastian dalam perdagangan internasional. Emas yang digunakan untuk membayar impor menyebabkan pasokan uang negara-negara pengimpor berkurang. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya deflasi. Saat terjadi deflasi, negara tersebut akan lebih kompetitif. Di sisi lain, jika keadaan impor emas oleh eksportir digunakan untuk meningkatkan pasokan uang di negara tersebut, maka inflasi akan terjadi. Akibatnya, negara tersebut menjadi kurang kompetitif dalam segi perdagangan internasional.
3. Mencegah Beberapa Jenis Represi Finansial
Represi finansial dianggap berhasil dalam mengurangi utang jika disertai dengan inflasi. Represi finansial juga dapat dianggap sebagai bentuk perpajakan. Pada tahun 1966, Alan Greenspan menyatakan bahwa pengeluaran defisit hanyalah sebuah skema untuk penyitaan kekayaan. Emas berperan untuk menghalangi proses yang berbahaya tersebut, sehingga emas dapat dikatakan sebagai pelindung hak-hak properti.
Walaupun memiliki keuntungan yang besar, pemberlakukan standar emas juga menyebabkan banyak kerugian. Kerugian-kerugian tersebut adalah
1. Distribusi Emas Tidak Merata
Memang, tidak dipungkiri bahwa tiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda. Ada negara yang memiliki emas berlimpah, ada pula yang tidak. Keadaan ini membuat standar emas menjadi lebih menguntungkan bagi negara-negara yang menghasilkan banyak emas.
2. Standar Emas Menjadi Pembatas Pertumbuhan Ekonomi
Pendapat tersebut dipercayai oleh beberapa ekonom. Mereka berpendapat bahwa saat kapasitas produksi suatu ekonomi tumbuh, maka persediaan uang juga harus tumbuh. Standar emas memungkinkan keadaan dimana kelangkaan logam akan membatasi kemampuan negara untuk menghasilkan lebih banyak modal serta pertumbuhan ekonomi suatu negara.
3. Kebijakan Moneter Tidak bisa Digunakan untuk Menstabilkan Perekonomian
Para ekonom percaya bahwa resesi ekonomi dapat dikurangi dengan cara meningkatkan pasokan uang selama krisis ekonomi. Namun, pemberlakuan standar emas menyebabkan uang beredar akan ditentukan oleh pasokan emas. Oleh sebab itu, kebijakan moneter tidak lagi dapat digunakan untuk menstabilkan perekonomian.
4. Volatilitas Harga Jangka Pendek yang Tinggi
Meskipun standar emas membawa stabilitas harga jangka panjang, namun standar emas menyebabkan volatilitas harga jangka pendek yang tinggi. Ketidakstabilan dalam tingkat harga jangka pendek dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan karena pemberi pinjaman dan peminjam menjadi tidak pasti mengenai nilai utang.
5. Deflasi Merugikan Peminjam Utang
Saat terjadi deflasi, beban utang riil akan naik. Hal ini menyebabkan peminjam utang akan memotong pengeluaran untuk membayar utangnya. Di sisi lain, pemberi pinjaman akan menjadi lebih kaya.
Itulah penjelasan mengenai gold standard atau standar emas beserta sejarah singkatnya. Pada hakikatnya, gold standard merupakan standar dimana berlakunya emas sebagai mata uang, yang mana sekarang standar tersebut sudah tidak dipakai lagi.
Artikel Terkait
- Apa itu Cash Advance? Definisi Cash Advance
- Apa Itu Down Payment? Definisi Down Payment?
- Apa Itu Depresiasi? Definisi Depresiasi
- Apa Itu Velocity of Money? Definisi Velocity of Money
Demikianlah artikel tentang apa itu gold standard, definisi gold standard, semoga bermanfaat bagi Anda semua.