Cara Agar Tetap Termotivasi Sebagai Solopreneur
Tidak semua orang beruntung mendapatkan pekerjaan yang mereka cita-citakan. Sebagian besar orang bekerja karena keharusan mendapatkan pendapatan saja. Sebagian orang punya keberanian untuk menjadi pengusaha setelah merasa tidak termotivasi lagi dengan menjadi pegawai orang lain. Dan sebagian lainnya langsung memutuskan menjadi pengusaha begitu menyelesaikan studi mereka.
Ada yang membuka usaha bersama partner, tapi tak sedikit juga yang membuka usaha sendiri. Pelaku usaha sendiri ini disebut dengan solopreneur, yang merupakan gabungan dari 2 kata, solo dan enterpreneur. Tentu ini sama sekali bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Bagaimana cara menghadapi masalah saat menjadi solopreneur? Bagaimana agar tetap termotivasi?
Tetap Termotivasi Sebagai Solopreneur
Ide untuk menjadi bos bagi diri sendiri tentu menarik bagi sebagian orang. Kita bisa mengatur sendiri cara kerja kita sesuai dengan apa yang kita mau dan targetkan. Inilah yang membuat banyak orang memilih bekerja sendiri, untuk bisa mempunyai kontrol penuh terhadap pekerjaan mereka. Nyatanya, jumlah solopreneur meningkat dalam satu dekade belakangan ini.
Namun menjadi solopreneur berarti bekerja sendiri tanpa bos dan tanpa pegawai. Di satu sisi hal ini bisa menyenangkan. Tapi di sisi lain juga bisa menjadi sangat kesepian sekaligus juga bisa membosankan. Solopreneur harus fokus, disiplin, dan niat yang kuat. Di tengah jalan pasti akan ada batu sandungan yang harus diatasi sendiri.
Bagaimana caranya agar tetap termotivasi dan mampu mengatasi suka duka sebagai solopreneur?
- Menyadari Bahwa Masalah Pasti Ada
Untuk merasakan sebuah kesuksesan, seseorang harus menghadapi kegagalan demi kegagalan terlebih dahulu. Ini adalah hal yang wajar, asalkan solopreneur tidak kehilangan antusiasme terhadap pekerjaannya. Kebanyakan pengusaha yang sukses telah siap untuk gagal. Percayalah, mereka yang sukses telah puluhan, ratusan dan bahkan ribuan kali gagal. Jadi saat pekerjaan tidak berjalan seperti seharusnya, mereka bisa tetap tenang dan belajar dari kesalahan tersebut.
Menerima kegagalan justru membuat mereka bisa menganalisa apa kesalahan mereka dan apa yang harus diperbaiki. Jadi ke depannya bisa menghindari kesalahan yang sama. Tapi jika tidak siap dengan kegagalan, seseorang akan cenderung berlarut-larut meratapi kegagalannya.
- Punya Visi yang Jelas
Saat memutuskan menjadi solopreneur seseorang pasti punya tujuan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan saat menghadapi sandungan, terkadang visi tersebut menjadi kabur. Saat motivasi menurun, ingat-ingat lagi apa yang menjadi misi awal kita. Kalau perlu tulis dalam buku khusus setiap hari, apa tujuan kita. Dengan begitu, kita akan selalu teringat dan berusaha mewujudkannya.
Terkadang misi yang dimiliki seseorang itu lebih dari sekadar perkara finansial. Bisa jadi untuk memenuhi keinginan tertentu atau membantu sekelompok tertentu. Apa pun itu, ingatkan diri sendiri dari waktu ke waktu apa tujuan awal memutuskan menjadi solopreneur.
- Nikmati Kesuksesan Kecil
Keberhasilan itu tidak harus dalam skala besar, tapi bisa dalam skala kecil yang terkadang disepelekan. Sebisa mungkin selalu syukuri pencapaian apa pun yang dibuat. Rayakan sendiri dengan cara membeli makanan kesukaan atau suatu barang yang sudah lama diinginkan. Mensyukuri pencapaian kecil akan membuat kita lebih semangat menjalankan pekerjaan.
- Selalu Punya Rencana
Sebagai solopreneur, pasti ada hal-hal lain yang menarik perhatian dan terkadang membuat kita teralih. Sangat penting untuk selalu memiliki rencana, apa yang harus dilakukan dalam jangka panjang dan jangka pendek. Bahkan membuat rencana harian juga sangat penting. Sehingga setiap hari kita akan selalu berada di jalur yang benar dan tujuan yang ingin dicapai jadi selangkah lebih dekat.
- Bersikap Optimis
Sikap optimis akan selalu menghasilkan hal yang lebih baik dibandingkan sikap pesimis. Begitu juga saat menjadi solopreneur. Rangkul perspektif yang optimis terhadap bisnis kita, maka ini akan mempengaruhi pekerjaan dan orang yang berhubungan dengan bisnis atau pekerjaan kita.
Sikap optimis juga sangat berguna saat kita menghadapi masalah, bahkan kegagalan. Dengan bersikap optimis, orang cenderung cepat bangkit dan bisa berpikir secara rasional. Bagaimana cara menyelesaikan masalah hingga akhirnya mendapatkan solusi bisa dilakukan dengan baik dengan pikiran yang optimis.
- Tetap Terhubung dengan Keluarga dan Kerabat
Keluarga dan kerabat dekat adalah pendukung yang paling baik di saat seseorang sedang mengalami kesulitan. Karena itu sangat penting untuk tetap terhubung dengan mereka. Bahkan di saat sibuk pun, usahakan untuk tetap ada waktu untuk mereka. Makan bersama seminggu sekali, atau sekedar melakukan panggilan video jika tinggal berjauhan.
Dengan tetap terhubung dengan orang-orang terkasih, ini juga bisa menghilangkan stres. Kita juga akan punya energi lagi untuk bekerja. Tidak semua anggota keluarga dan kerabat mengerti pekerjaan kita. Tetapi mereka bisa membantu kita menikmati hal-hal sederhana dalam hidup.
- Istirahat Sesekali
Saat sedang penat, ada kalanya cara terbaik adalah beristirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan diri jika sudah tidak bisa bekerja. Dengan beristirahat, ini akan membantu kita untuk fokus kembali dan bisa mulai bekerja dengan baik. Jika dipaksakan, hasil pekerjaan malah jadi menurun kualitasnya.
Kenali batas diri kita sendiri dan biarkan tubuh dan pikiran beristirahat sesekali. Setiap orang pasti punya cara tersendiri untuk mengatasi penat. Ini bisa diterapkan sebelum mulai focus kembali.
Semua orang bisa menjadi solopreneur. Yang dibutuhkan adalah niat, usaha, dan tujuan yang jelas. Jangan lupa untuk tetap menikmati hidup di sela-sela bekerja. Bagaimanapun setiap kegiatan butuh dinikmati agar bisa tetap termotivasi. Tetap semangat!
Artikel Terkait
- 7 Faktor Yang Mempengaruhi Daya Beli
- 9 Faktor Utama Penyebab Krisis Ekonomi
- Apa Itu Price to Book Ratio?
- Pengaruh Antara Utang Terhadap Indeks Pembangunan Manusia
Demikianlah artikel tentang cara agar tetap termotivasi sebagai solopreneur, semoga bermanfaat bagi Anda semua.