Memahami Apa Itu Surplus
Mungkin selama ini Anda telah sering mendengar istilah “Surplus” dari berbagai media. Namun, apakah Anda sudah mengetahui makna sebenarnya dari surplus?
Memahami Surplus
Secara sederhana, surplus didefinisikan sebagai kelebihan atau sisa dari sesuatu yang dibutuhkan. Misalnya, ketika Anda memasak makanan, jika makanan yang Anda masak tersisa setelah semua orang makan, maka Anda memiliki kelebihan makanan yang dalam hal ini bisa disebut surplus.
Menurut investopedia, surplus merupakan gambaran dari sejumlah aset atau sumber daya yang masih tersisa setelah digunakan. Ini mungkin merujuk pada hal-hal yang berbeda, seperti barang, pendapatan, sumber daya, hingga penjualan.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), surplus didefinisikan sebagai suatu jumlah yang melebihi hasil biasanya.
Surplus dapat muncul dalam dunia ekonomi hingga finansial, dan memiliki makna yang beragam di setiap konteksnya.
- Surplus Ekonomi
Surplus ekonomi merupakan jumlah total dari surplus konsumen dan produsen dalam suatu perekonomian. Surplus ekonomi biasa disebut sebagai kesejahteraan total untuk menunjukkan bahwa surplus itu telah memperhitungkan surplus konsumen dan produsen.
Contoh surplus ekonomi terjadi ketika seseorang menjual sebuah barang di situs lelang. Biasanya, orang tersebut mencantumkan item beserta harga terendah yang bersedia mereka terima untuk barang tersebut. Saat orang lain menawar dengan harga yang lebih tinggi, maka si penjual akan menerima lebih banyak uang diatas jumlah minimum yang mereka setujui. Selisih antara tawaran akhir dan tawaran awal itulah yang menjadi surplus mereka untuk penjualan tersebut.
- Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia di bayar konsumen untuk suatu barang atau jasa dengan harga pasarnya. Sederhananya, ini terjadi ketika harga barang atau jasa berada dibawah harga maksimum yang bersedia dibayar oleh konsumen. Dalam artian konsumen membayar dengan harga yang lebih murah atau lebih rendah dari yang bersedia mereka bayarkan.
Mari kita lihat contoh sederhananya, misalkan saya bersedia membayar Rp 100.000 untuk selembar baju. Dan ternyata baju yang saya inginkan dijual seharga Rp 80.000. Dalam hal ini saya sebagai konsumen mendapatkan surplus sebesar Rp 20.000.
- Surplus Produsen
Surplus produsen adalah perbedaan antara harga terendah suatu produk yang siap produsen jual dengan harga sebenarnya produk tersebut dijual. Sederhananya, surplus produsen terjadi ketika produk yang dijual produsen terjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga yang ingin dijual produsen.
Contohnya, sebuah perusahaan bersedia menjual sepatu keluaran terbarunya seharga Rp 300.000. Namun ternyata sepatu tersebut laku terjual dengan harga Rp 500.000. Dalam hal ini maka perusahaan sebagai produsen mendapat surplus produsen sebesar Rp 200.000.
- Surplus Finansial
Dalam dunia finansial, surplus terjadi ketika pendapatan yang diterima melebihi biaya yang dibebankan. Surplus finansial biasanya mengacu pada anggaran yang memprediksi Anda akan memiliki lebih banyak pendapatan dari pengeluaran.
Suatu perusahaan, pemerintah, bahkan individu dapat memiliki surplus anggaran yang menunjukkan bahwa mereka akan menghabiskan lebih sedikit uang dari yang mereka hasilkan dalam periode tertentu.
Contoh, surplus pada anggaran pemerintah yang biasa terjadi ketika ada penerimaan pajak yang tersisa setelah semua program pemerintah telah didanai sepenuhnya.
Katakanlah pemerintah menghasilkan Rp 50 Triliun dalam pendapatan pajak, dan ternyata hanya menghabiskan Rp 45 Triliun untuk membiayai program pemerintah di tahun tersebut. Dalam hal ini maka negara memiliki surplus anggaran sebesar Rp 5 Triliun.
Selanjutnya pemerintah dapat mempertahankan surplus tersebut dan menyimpannya untuk masa mendatang, atau meningkatkan pengeluaran untuk memanfaatkan sumber daya tambahannya.
Surplus finansial juga dapat terjadi dalam rumah tangga, seperti pemasukan yang lebih besar dari belanja rumah tangga.
Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa surplus adalah kondisi yang positif. Namun, dalam beberapa hal surplus juga dapat menjadi kondisi yang negatif. Misal, sebuah pabrik memproduksi 5000 pasang sepatu. Setelah diedarkan ke pasar, pabrik tersebut hanya mampu menjual 4000 pasang sepatu. Ini menjadikan pabrik memiliki surplus sebanyak 1000 pasang sepatu.
Akhirnya pabrik harus menimbun sisa sepatu, menambah biaya untuk mencari pembeli, dan pada gilirannya kemungkinan pabrik akan menjual sepatu dengan harga rugi.
Artikel Terkait
- Penyebab Krisis Energi di Inggris
- Mengenal Apa Itu One Stop Shopping
- Hambatan yang Sering Dihadapi dalam Memulai Bisnis dan Cara Mengatasinya
- Ragam Ide Bisnis yang Bisa Dikembangkan di Lokasi Sekitar Bandara
Demikianlah artikel tentang apa itu surplus, semoga bermanfaat bagi Anda semua.