Memahami tentang Segmentation, Targeting, dan Positioning dalam Pemasaran
Bisnis sering kali dianggap sebagai jalur untuk mencapai kesuksesan finansial. Benar saja, tak sedikit entrepreneur atau pelaku bisnis yang mampu mencapai kemandirian finansial dengan berbisnis. Namun menjalankan bisnis tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada tekanan, persaingan, kerja keras dan cerdas, bahkan pengorbanan di dalamnya, termasuk menentukan strategi yang tepat untuk menjangkau pasar sasaran.
Nah, bicara tentang strategi bisnis, setiap pelaku bisnis harus memahami tentang siapa yang akan menjadi target pasarnya, dan posisi produk atau layanan dibandingkan dengan pesaing. Hal tersebut berkaitan dengan pemasaran agar bisnis dapat menciptakan produk atau layanan dengan keunggulan kompetitif dan memiliki unique selling point. Oleh sebab itu, pelaku bisnis perlu memahami tentang Segmentation, Targeting, and Positioning (STP).
Apa itu Segmentation, Targeting, and Positioning (STP)?
Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) diartikan sebagai segmentasi, penargetan dan pemosisikan merupakan satu paket rangkaian pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan potensial bisnis, memilih pelanggan yang akan disasar, dan menciptakan nilai bagi pelanggan yang disasar tersebut. Model pendekatan ini membantu pelaku bisnis untuk menyampaikan pesan yang lebih relevan dan dipersonalisasi kepada pasar sasaran.
Pendekatan STP dalam pemasaran memungkinkan pelaku bisnis untuk memperoleh informasi terkait dengan ceruk pasar, pelanggan baru atau peluang pasar, dan menentukan strategi pemasaran yang lebih tepat, efektif, dan efisien. Selain itu, pendekatan ini juga membantu pelaku bisnis dalam menjangkau pasar yang lebih besar dan cara memposisikan produk untuk meraih perhatian dari setiap segmen pasar yang disasar.
Prinsipnya, pendekatan segmentation, targeting, dan positioning membantu pelaku bisnis untuk menargetkan pesan pemasaran dengan lebih baik, dan melayani basis pelanggan dengan lebih baik pula.
Ikhtisar proses STP
Segmentasi merupakan langkah pertama dalam proses penerapan model pemasaran STP. Dalam proses ini dilakukan pengelompokan pelanggan sesuai dengan kebutuhannya, yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan karakteristik pelanggan tersebut. Misalnya, perusahaan skin care membagi pelanggan menjadi dua kategori, yaitu kelompok yang peka terhadap harga dan tidak peka dengan harga. Kategori yang peka terhadap harga dapat dicirikan dengan kelompok pelanggan dengan tingkat pendapatan yang lebih rendah.
Setelah selesai dengan proses segmentasi, pelaku bisnis beralih ke langkah kedua yaitu targeting atau penargetan. Di tahap ini, pelaku bisnis memilih segmen pelanggan yang akan dijadikan sebagai fokus sasaran. Pemilihan segmen pelanggan didasarkan pada daya tarik segmen yang tergantung pada ukuran, profitabilitas, intensitas persaingan, dan kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggan di segmen tersebut.
Ketika perusahaan telah menentukan target pasarnya, langkah berikutnya adalah menentukan posisi atau menciptakan proporsi nilai bagi perusahaan yang akan menarik segmen pelanggan yang dipilih. Nilai yang diciptakan perusahaan kemudian dikomunikasikan kepada pelanggan melalui desain, distribusi, dan iklan produk atau layanan. Contohnya, perusahaan otomotif dapat menciptakan nilai bagi pelanggan yang peka terhadap harga dengan memasarkan produknya sebagai mobil yang hemat bahan bakar.
Elemen dalam model STP
Sebagai satu paket dalam pemasaran, STP tentu saja terdiri dari tiga elemen yaitu segmentasi (segmentation), penargetan (targeting), dan pemosisian (positioning).
- Segmentation (Segmentasi)
Segmentasi mengacu pada proses membagi pasar sasaran menjadi beberapa kelompok berdasarkan karakteristik tertentu. Proses ini memungkinkan perusahaan untuk lebih menyederhanakan kelompok pelanggan, sehingga nilai produk yang akan disampaikan lebih relevan. Pengelompokan pelanggan sasaran dapat didasarkan pada beberapa kriteria berikut.
-
- Demografi, terkait dengan kategorisasi pelanggan yang didasarkan pada usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, lokasi, dan lainnya.
- Psikografis, terkait dengan alasan pelanggan membeli produk, seperti prioritas, ciri kepribadian, keyakinan, dan nilai.
- Ciri-ciri gaya hidup, terkait dengan hobi, preferensi hiburan, dan aktivitas di luar pekerjaan pelanggan sasaran.
- Perilaku, terkait dengan loyalitas merek, preferensi saluran, dan kebiasaan berbelanja.
- Targeting (Penargetan)
Setelah berhasil mengelompokkan segmen pelanggan menjadi beberapa kategori, kini saatnya membidik pelanggan yang disasar. Pemilihan segmen pelanggan yang akan dibidik merupakan keputusan strategis, yang dapat diputuskan dengan analisis PESTLE. Analisis ini dapat membantu dalam memahami kelayakan dari masing-masing segmen pelanggan. Dalam menentukan target pelanggan, sebaiknya identifikasi secara menyeluruh dan mendalam satu segmen lebih dulu. Hal ini akan membantu perusahaan memposisikan pemasaran yang lebih baik.
- Positioning (Pemosisian)
Pada elemen ini, perusahaan harus memahami demografi, psikografi, dan motivasi dari segmen pelanggan yang dipilih untuk dibidik. Pemahaman terhadap berbagai faktor tersebut memungkinkan perusahaan untuk memulai memposisikan produk atau layanan dengan lebih mudah.
Untuk bisa memposisikan produk atau layanan dengan tepat, periksalah produk atau layanan Anda melalui perspektif segmen pelanggan yang dipilih. Jika Anda berada di posisi mereka, apa alasan Anda memilih produk atau layanan tersebut daripada produk atau layanan pesaing? Apa manfaat atau fitur produk atau layanan yang paling relevan bagi Anda? Informasi ini penting agar Anda dapat menentukan posisi merek Anda dan memahami posisinya dibandingkan dengan produk pesaing.
Manfaat STP sebagai model pemasaran
Banyak bisnis yang berhasil karena mampu menerapkan pemasaran model STP, dan banyak pula yang gagal karena mengabaikan segmentasi, penargetan, dan pemosisian. Diakui atau tidak, model pemasaran STP mampu merevolusi suatu bisnis menjadi lebih baik dibandingkan dengan pemasaran menggunakan pendekatan tradisional.
Model pemasaran STP berfokus pada penciptaan pelanggan sasaran yang tepat dan memposisikan produk atau layanan dengan cara yang paling mungkin menarik pelanggan tersebut. Pemasaran yang dilakukan menjadi lebih personal, sehingga memberikan manfaat sebagai berikut.
- Pesan merek produk atau layanan yang ingin disampaikan menjadi lebih pribadi dan menarik empati, karena Anda sebagai pelaku bisnis tahu persis dengan siapa Anda berbicara.
- Bauran pemasaran menjadi lebih terkristalisasi dan menghasilkan laba atas investasi yang lebih tinggi, karena Anda tidak lagi membuang anggaran untuk saluran-saluran distribusi yang diabaikan oleh pelanggan Anda.
- Riset pasar dan inovasi produk dapat dilakukan dengan lebih efektif, karena Anda tahu persis siapa yang dapat dimintai saran dan umpan balik di setiap tahap pengembangan.
Artikel Terkait
- Fungsi Underwriter dalam IPO
- Perbedaan Grosir dan Pengecer
- Apa Itu Catcalling?
- Apa itu World Trade Organization (WTO)?
Demikianlah artikel tentang segmentation, targeting, dan positioning dalam pemasaran.