Kami menyediakan berbagai simulasi kredit, dari kredit mobil, kredit rumah, kpr, kartu kredit dan lain-lain. Simulasi pinjaman bisa juga dilakukan di sini.

Perbedaan Grosir dan Pengecer

Dalam dunia perdagangan yang kian modern seperti saat ini, ada banyak cara untuk mendistribusikan produk dari pemilik bisnis ke tangan konsumen. Untuk bisnis yang berbasis produk, dua pilihannya adalah grosir dan eceran. Apa beda di antara keduanya?

Beda Grosir dan Pengecer

Cari tahu info lengkap tentang grosir dan pengecer di bawah ini yuk.

  1. Cara Membelinya

Pada dasarnya, grosir adalah membeli produk dalam jumlah sekaligus banyak dari produsen dengan harga yang sudah didiskon. Barang yang dibeli dari produsen ini biasanya akan dijual lagi kepada pengecer dengan harga yang lebih tinggi. Kemudian pengecer bisa mengepak ulang produknya dan menjualnya dalam kuantitas yang lebih kecil. Harga jual ke konsumen jadi lebih tinggi lagi.

Sementara pengecer membeli dari pedagang grosir dengan harga yang sudah agak lebih tinggi. Tapi biasanya harga ini tidak terlalu memberatkan karena antara sesama penjual sudah paham kalau akan dijual kembali ke konsumen akhir. Dari pengecer inilah baru konsumen biasa sebagai tangan terakhir akan mendapatkan produk.

  1. Cara Mengemas Produk

Pedagang grosir biasanya membeli barang dari produsen dengan bentuk apa adanya. Misalnya produk makanan ringan isi 100 bungkus dikumpulkan jadi 1 kemasan plastik. Pedagang grosir akan membeli banyak kemasan plastik tersebut. Pada umunya mereka akan tetap membiarkan kemasan seperti semula, alias tidak dibungkus ulang.

Baru nantinya penjual eceran akan membelinya dalam bentuk yang masih itu. Kemudian setelah sampai di gudang atau tokonya, kemasan yang besar ini akan dibuka dan dijual secara satuan. Penjual eceran bisa membungkus ulang produk tersebut. Karena itu, harganya pun akan naik sedikit saat dijual ke konsumen akhir.

  1. Riset Kebutuhan Konsumen

Sebenarnya penjual grosir juga perlu melakukan riset mengenai kebutuhan konsumen. Lalu mereka akan membeli produk dalam jumlah besar. Penjual grosir pada dasarnya punya modal yang besar, jadi tidak terlalu kuatir akan pembelian besar ini. Penjual grosir juga biasanya sudah punya pelanggan yang terdiri dari pedagang eceran, jadi lebih yakin kalau produknya akan habis.

Sementara pedagang eceran biasanya lingkupnya lebih kecil. Modal yang mereka miliki bisa saja tidak sebesar pedagang grosir. Karena itu, mereka harus mempertimbangkan dan menghitung dengan baik apa yang harus mereka beli, berapa jumlah yang harus mereka beli, dan lain sebagainya. Jadi pedagang eceran harus lebih tahu apa yang dibutuhkan dan disukai konsumennya.

  1. Modal dan Jumlah Transaksi

Ada perbedaan besar antara pedagang grosir dan eceran, yaitu modalnya. Jelas pedagang grosir butuh modal yang jauh lebih besar karena produk yang dibeli dalam kuantitas banyak dan sekaligus banyak.

Sementara pedagang eceran biasanya membeli dalam jumlah yang lebih sedikit, jadi modal yang dibutuhkan saat pembelian barang lebih sedikit jika dibandingkan pedagang grosir.

  1. Varian Produk

Pedagang grosir pada umumnya hanya berurusan dengan produk yang sejenis. Dengan begitu, jenis produk yang dijual pun terbatas. Misalnya saja grosir produk perawatan tubuh. maka produk yang merek jual hanya seputar itu saja. Tapi jenisnya bisa sangat beragam. Misalnya shampo, kondisioner, sabun, losion, pasta gigi, sikat gigi, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, pedagang eceran biasanya akan membutuhkan jenis produk yang sangat variatif. Misalnya pemilik minimarket atau toko kelontong, pastinya mereka tidak hanya butuh produk perawatan tubuh saja. Mereka juga butuh makanan instan, makanan dan minuman ringan, produk pembersih, dan lain sebagainya.

  1. Hubungan

Pedagang grosir membeli produk langsung dari produsen, lalu menjualnya kembali kepada pedagang eceran. Karena itu, pedagang grosir merupakan penghubung antara produsen dan pedagang eceran. Dari pedagang grosir, masih bisa didapat diskon, apalagi kalau sudah berlangganan dan jumlah pembelian cukup banyak.

Sementara pedagang eceran melakukan pembelian dari pedagang grosir dan menjualnya kembali ke konsumen akhir. Jadi pedagang eceran adalah penghubung tidak langsung antara pedagang grosir dengan konsumen akhir. Pedagang eceran bisa juga memberi diskon kepada konsumen akhir, tapi biasanya diskon diadakan pada kesempatan tertentu saja. Tidak bisa setiap saat.

  1. Persaingan

Lalu bagaimana persaingan antara sesama pedagang grosir dan pedagang eceran? Pedagang grosir pada dasarnya butuh modal yang besar. Karena itu, persaingannya di pasar tidak terlalu ketat. Persaingan pasti ada, tapi tidak sehebat pedagang yang ada di bawahnya.

Sementara pedagang eceran membutuhkan modal yang relatif lebih sedikit dibandingkan pedagang grosir. Jumlah pedagang eceran juga sangat banyak. Jadi persaingannya jauh lebih ketat. Misalnya saja persaingan antara minimarket yang merupakan pedagang eceran. Di satu jalan saja bisa ada beberapa minimarket yang lokasinya cukup berdekatan.

Selain minimarket, masih ada lagi toko kelontong yang berdiri sendiri dan toko kelontong rumahan. Kalau jaraknya saling berdekatan, pasti sedikit banyak ada persaingan. Persaingan seketat ini biasanya tidak dialami oleh pedagang grosir.

  1. Cakupan Area Penjualan

Pedagang grosir pada dasarnya bisa mencapai area penjualan yang luas, bahkan bisa melayani pembelian ke luar kota. Pedagang grosir akan melayani kebutuhan para pedagang eceran dari kota yang berbeda. Mereka biasanya juga sudah siap dengan transportasi atau kurir khusus.

Sementara pedagang eceran area penjualannya cukup terbatas. Biasanya mereka hanya akan melayani area di sekitarnya saja. Seperti contoh tadi, misalnya minimarket yang akan melayani kebutuhan warga di sekitar lokasinya berada. Kalau minimarket berada di jalan besar yang ramai, kemungkinan pengunjung lebih besar tentu ada. Tapi tetap saja lebih terbatas.

Nah itulah perbedaan grosir dan pengecer. Jadi tidak hanya beda jumlah barang yang dibeli saja, tetapi juga sampai pada cakupan wilayah pemasaranya.

Artikel terkait

Demikianlah artikel tantang perbedaan grosir dan pengecer, semoga bermanfaat bagi Anda semua.



Apa Perbedaan Reseller vs Dropshipper?
Perbedaan Pola Pikir Kelas Menengah vs Kelas Atas
Perbedaan Evolusi & Revolusi, Mana yang lebih Cocok untuk Bisnis Kamu?
Kualitas dan Kuantitas: Pengertian dan Perbedaannya
Perbedaan LDR (Loan to Deposit Ratio) vs FDR (Financing to Deposit Ratio)
Asimilasi VS Akulturasi – Pengertian Dan Perbedaan
Perbedaan Kurs Referensi JISDOR vs Kurs Tengah BI
Perbedaan antara Dividen dengan Capital Gain
Apa Perbedaan NPF (Non Performing Financing) vs NPL (Non Performing Loan)
Perbedaan Kebiasaan Orang Kaya vs Orang Biasa


Bagikan Ke Teman Anda