Pengangguran Digaji? Ini Dia Untung Ruginya!
Sudah menjadi tujuan utama sebuah negara atau pemerintahan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Sasaran ini kerap berujung pada konflik antar anggota pemangku kepentingan seperti pembuat kebijakan, politisi, ekonom hingga budayawan sekalipun. Apa yang bagi satu pihak dipandang sebagai solusi dan jalan keluar paling optimal guna menangani persoalan kesejahteraan rakyat tak jarang dinilai sebagai biang keladi permasalahan sosial bagi pihak lain. Salah satu topik yang santer menjadi bahan diskusi adalah pemberian gaji bagi pengangguran.
Menggaji pengangguran bukan persoalan biasa yang nantinya menyangkut keuangan negara. Sejumlah pemerintahan bahkan menganggap serius kebijakan ini; mengarahkannya pada ideologi politik tertentu. Mereka yang berhaluan liberal memandang bahwa tindakan tersebut akan mengurangi kemiskinan dan menurunkan ketimpangan sosial, sementara kaum konservatis berpikir kalau ini adalah solusi atas persoalan kesejahteraan yang paling mendasar. Padahal, sasaran kebijakan tersebut sederhana, yakni meningkatkan imunitas masyarakat terhadap kemiskinan.
Indonesia pernah menerapkan kebijakan serupa dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai alias BLT yang tujuannya adalah rakyat miskin. Di luar sempurna tidaknya solusi Presiden SBY kala itu, BLT dan atau solusi sejenis kemungkinan bakal diterapkan kembali oleh siapapun yang nantinya memegang tampuk kekuasaan. Apa saja sebenarnya untung rugi kebijakan semacam itu? Simak poin-poin di bawah ini.
Keuntungan:
1. Peluang untuk pendidikan terbuka lebar
Pendidikan lebih tinggi adalah satu-satunya jalan keluar bagi masyarakat kelas pekerja untuk naik tingkat. Ketika rakyat miskin atau kelas ekonomi tertentu – bahkan pengangguran sekalipun – disubsidi, maka mereka berpeluang memiliki daya saing lebih karena menjadi lebih mengenal dunia dan menyadari kompetensi dan kecakapan apa yang diperlukan agar bisa bersanding dengan mereka yang berasal dari keluarga kaya. Kebijakan ini membuat mereka punya dana untuk ikut kursus atau pelatihan andaikata memutuskan untuk segera mendapat pekerjaan; sekolah dan kuliah atau mengejar diploma cenderung diambil mereka yang ingin mendapat ijazah atau gelar tertentu.
2. Lebih tepat daripada upah minimum
Sejumlah ekonom berpendapat bahwa upah minimum regional yang besar hanya akan menciptakan pengangguran lebih banyak lagi. Mengapa demikian? Karena pada akhirnya perusahaan lebih suka menggunakan mesin otomatis ketimbang sumber daya manusia yang harganya mahal dan banyak menuntut.
Bahkan, kini sudah banyak aplikasi ponsel atau komputer yang siap menggantikan pekerjaan mereka yang berketerampilan rendah atau tidak relevan untuk ikut serta di dunia kerja profesional. Maka dari itu, kebijakan semacam BLT mereka nilai bisa menjadi solusi sosial-ekonomi alternatif ketimbang menaikkan UMR.
3. Menunjang iklim berusaha
Hal ini lebih erat kaitannya dengan kehidupan di kota-kota besar terkait dampak dari migrasi penduduk. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa pendatang di suatu daerah di Indonesia cenderung memiliki keuletan dibanding penduduk asli. Pada akhirnya, penduduk asli melemah secara perekonomian – dan jatuh menjadi pengangguran terselubung. Kebijakan semacam ini akan membantu mereka, para pengangguran itu, dalam hal permodalan dan hal serupa. Secara tidak langsung, bila diterapkan dengan tepat sasaran, kebijakan ini nantinya akan menghidupkan perekonomian lokal.
4. Menjamin semua orang punya uang
Sistem perekonomian formal membuat hanya mereka yang bekerja secara formal sajalah yang memegang uang. Hal ini tidak adil secara sosial, mengingat sejumlah kultur tidak menghendaki perempuan, misalnya, untuk aktif terlibat di dunia ekonomi. Kebijakan semacam BLT membuat semua orang punya akses terhadap perekonomian – dan mengurangi wajah perekonomian yang terlampau male-dominated. Dan, secara sosial, akan mengembalikan nilai keluarga pada posisi seharusnya.
Kerugian:
1. Terjadi inflasi
Kebijakan sejenis BLT akan membuat peredaran mata uang meningkat dan menambah daya konsumsi masyarakat. Dampak lebih lanjutnya adalah terjadinya inflasi dimana uang tak lagi punya taring di hadapan harga barang. Ini pula yang ditentang oleh segelintir ekonom. Apa gunanya banyak uang beredar jika masyarakat pada akhirnya tak sanggup membeli barang karena inflasi setinggi langit?
2. Ketidakadilan ekonomi
Hukum politik ekonomi paling mendasar adalah ketika Anda memiliki uang lebih, maka Anda akan memiliki akses sosial politik lebih tinggi ketimbang anggota masyarakat lain. Dalam perekonomian modern hal ini ditunjang oleh fakta bahwa mereka yang kaya diwajibkan membayar pajak lebih tinggi ketimbang yang miskin.
Namun, kebijakan sejenis BLT dimana pengangguran, yang notabene tak punya kontribusi terhadap perekonomian formal dan aktif serta tak turut membayar pajak, diapresiasi pemerintah dengan diberi ‘gaji’ secara periodik merupakan pelecehan terhadap keadilan ekonomi, sosial dan politik itu sendiri. Sementara ‘gaji’ bagi para pengangguran tersebut diambil dari pajak yang dibayar oleh mereka yang kaya. BLT hanya membuat orang miskin tak sadar kondisi dan sekaligus memberi beban tambahan bagi mereka yang kaya, kecuali pemerintah menerapkan kebijakan sejenis insentif pajak tertentu.
3. Rentan penyalahgunaan
Meskipun hal ini sangat mungkin dilakukan secara finansial maupun kebijakan di atas kertas, fakta di lapangan memperlihatkan bahwa implementasinya sulit; tidak efisien, tidak efektif dan rentan korupsi. Jika kebijakan sejenis hendak dijalankan, jelas diperlukan pengawasan dan penilaian yang teratur, sistematis dan tegas. Harus jelas siapa saja individu yang menerima dan mereka yang menerima harus dipantau perkembangan ekonominya secara komprehensif dan obyektif sehingga akan diperoleh jalan keluar yang benar-benar membantu taraf hidup rakyat.
Bukan hal yang mudah bagi sejumlah pihak untuk menerima fakta bahwa pengangguran mendapat gaji dari pemerintah. Apa yang sukses diterapkan di sejumlah negara tidak selalu dapat berjalan dengan mulus di negeri ini, terlebih karena kultur yang berbeda.
Artikel Terkait
- Di Dunia Cuma Ada Satu Mata Uang Tunggal? Apa yang Akan Terjadi?
- Ajaran Hidup yang Bisa Kita Ambil Hikmahnya
- Apakah Bisa Memulai Bisnis dengan Modal Dengkul?
- Lebih Baik Memilih Deposito atau Reksadana?
Demikianlah artikel tentang untung rugi jika pengangguran digaji, semoga bermanfaat bagi Anda semua.