Pengertian dan Cara Menghitung Depresiasi
Ketika membahas mengenai depresiasi, masih banyak yang beranggapan negatif. Depresiasi memang sering kali dikaitkan dengan keadaan menyusutnya nilai sebuah aset. Sehingga dianggap sebagai satu hal yang merugikan.
Padahal di sisi lain, depresiasi merupakan hal penting dalam akuntansi. Salah satunya sebagai cara untuk melakukan alokasi biaya. Prosedur ini bisa memberikan keuntungan bila digunakan dengan cara dan melalui perhitungan yang tepat.
Memahami pengertian dan juga cara menghitung depresiasi merupakan satu hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Meski keuntungan dari depresiasi memang kerap kali baru bisa didapatkan pada periode waktu tertentu. Bukannya sekaligus.
Agar memahami lebih mendalam mengenai depresiasi, berikut ini merupakan ulasan untuk pengertian dan juga cara menghitungnya.
Pengertian Depresiasi
Ada beberapa pengertian berbeda untuk depresiasi. Namun pada intinya, depresiasi merupakan penyusutan biaya. Penyusutan biaya pada depresiasi bisa dilakukan dan diperhitungkan agar memberikan keuntungan.
Pengertian secara umum untuk depresiasi merupakan konsekuensi atas penggunaan aset dan aktiva tetap hingga mengalami penurunan kualitas. Sedangkan dalam pengertian akuntansi, depresiasi adalah proses alokasi dana yang didapatkan dari aktiva tetap sebagai biaya operasional atau produksi yang disebabkan oleh pemakaian aktiva.
Pemahaman lain mengenai depresiasi dapat diungkapkan sebagai proses untuk mengurangi total biaya dari suatu benda mahal yang dibeli untuk bisnis. Bukannya menuliskan total tersebut dalam satu periode waktu, total biaya dicatatkan selama periode penggunaan. Melakukan depresiasi pada aset akan memberikan kontrol untuk keadaan keuangan dengan pencatatan yang lebih seimbang.
Dalam akuntansi perusahaan, depresiasi akan memberikan pengaruh besar. Salah satunya karena akumulasi dari nilai penyusutan pada depresiasi akan memberi pengaruh untuk nilai buku di neraca. Depresiasi pada aset yang digunakan akan mempengaruhi total laba bersih karena diperhitungkan sebagai pengeluaran atau beban biaya dalam laporan keuangan.
Depresiasi pajak didasarkan pada waktu dimana aset tersebut akan berguna. Sebelum digantikan dengan sesuatu yang baru. Seperti misalnya laptop yang akan digunakan dalam proses produktif selama 5 tahun. Sehingga masa depresiasi untuk aset laptop ini akan berlangsung selama 5 tahun.
Aset yang bisa mengalami depresiasi seperti misalnya:
- Bangunan atau gedung
- Kendaraan
- Peralatan elektronik
- Perlengkapan atau peralatan produksi
- Peralatan kantor
- dan sebagainya
Karakteristik Depresiasi
Untuk mempermudah memahami pengertian dari depresiasi bisa dengan mempelajari karakternya. Depresiasi memiliki 5 karakter, diantaranya:
- Pengertian depresiasi merupakan penurunan nilai pada aset tetap. Penurunan ini memiliki sifat permanen. Dimana setelah nilai sebuah aset berkurang, tidak akan bisa kembali kepada nilai semula.
- Proses depresiasi berlangsung secara bertahap serta berkesinambungan. Depresiasi merupakan berkurangnya nilai untuk aset. Baik itu dikarenakan karena penggunaan maupun berakhirnya waktu. Gedung dengan masa sewa 5 tahun berarti akan memiliki durasi waktu 5 tahun, sampai waktu berakhirnya sewa.
- Depresiasi bukan proses untuk menilai aset. Melainkan proses pengalokasian biaya dari suatu aset demi membuat masa penggunaan lebih efektif.
- Depresiasi akan mengurangi nilai buku di laporan keuangan. Bukan nilai pasar untuk aset tersebut. Misalnya saja bangunan rumah mengalami depresiasi dalam nilai buku. Meski harga pasaran rumah tidak berkurang.
- Depresiasi digunakan hanya untuk aktiva berwujud. Penyusutan tidak berlaku untuk aset dan aktiva yang tidak berwujud.
Faktor Mempengaruhi Depresiasi
Terdapat beberapa faktor yang nantinya mempengaruhi penyusutan aset dan aktiva. Di bawah ini merupakan faktor-faktor tersebut.
- Cost
Cost atau harga beli merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset dan aktiva tersebut. Contohnya cost untuk komputer senilai Rp 5 juta.
- Residu Aktiva
Nilai residu aktiva merupakan total yang akan diterima bila misalnya aset tersebut dijual, ditukarkan, atau cara lain ketika aset tidak bisa digunakan lagi. Nilai sisa ini juga termasuk pada pengurangan biaya yang terjadi dalam penggunaan aset.
Contoh residu aktiva misalnya setelah komputer digunakan selama 5 tahun, harga jualnya hanya menjadi Rp 1 juta. Nilai Rp 1 juta ini yang dianggap sebagai residu aktiva atau nilai sisa.
- Estimasi Waktu Penggunaan
Waktu penggunaan menjadi faktor penting dalam depresiasi. Estimasi untuk waktu manfaat sebuah aset dipengaruhi pula dari cara penggunaan hingga kebijakan ketika reparasi.
Ketika memperhitungkan estimasi waktu penggunaan, juga harus mempertimbangkan keausan dari aset. Baik itu keausan dari segi fungsional atau fisik.
- Pattern of Use
Meski menjadi salah satu faktor, pattern of use atau pola penggunaan dari sebuah aset kerap kali diabaikan ketika menghitung depresiasi. Meski untuk beberapa aset, seperti kendaraan dan alat produksi, pola penggunaan akan mempercepat penyusutan nilai.
Metode Menghitung Depresiasi
Setelah memahami pengertian, karakter sampai faktor depresiasi, berikut ini merupakan cara perhitungan. Ada beberapa metode berbeda yang bisa digunakan untuk menghitung depresiasi.
1. Straight-Line Method
Straight-Line Method atau Metode Garis Lurus merupakan salah satu yang paling sering digunakan. Pada metode ini, penghitungan depresiasi dilakukan atas fungsi dari waktu. Bukannya fungsi dari pemakaian.
Meski paling banyak digunakan, Straight-Line Method justru dianggap kurang realistis pada penghitungan penyusutan. Ini karena metode ini mempertimbangkan penggunaan aset yang sama setiap tahun.
Rumus Straight-Line Method:
D = ( C – R ) / W
D = C / W
Keterangan:
D: Depresiasi
C: Asset Cost atau harga perolehan aset
R: Nilai Residu
W: Waktu atau durasi produktif aset
Simulasi perhitungan:
Perusahaan membeli aset senilai Rp 10,000,000 dengan residu Rp 1,000,000. Waktu penggunaan aset ini selama 10 tahun.
Perhitungan depresiasi menjadi:
D = (10,000,000-1,000,000)/10
D = 900,000
Sehingga depresiasi aset tersebut selama 10 tahun merupakan Rp 900,000.
2. Double-Declining Method
Metode ini juga menjadi salah satu yang banyak digunakan dan dianggap paling akurat. Antara lain karena menggambarkan dengan tepat mengenai nilai depresiasi setiap tahunnya.
Rumusnya:
D = (C / W) x 2
Untuk perhitungan depresiasi dengan rumus ini, penting diingat bahwa cost akan mengalami penurunan setiap tahun.
Simulasi:
Berdasarkan dari contoh diatas, depresiasi pada tahun pertama adalah:
D = (10,000,000 / 10)x2
D = 2,000,000
Untuk tahun kedua:
D = (8,000,000 / 10)x2
D = 1,600,000
3. SYD Method
Metode ini juga menghitung nilai depresiasi dengan penurunan setiap tahunnya. Namun perhitungan ini akan menggunakan nilai residu dan Sum-of-the-year’s-digits. Sum-of-the-year’s-digits merupakan jumlah nilai dari durasi. Misalnya untuk durasi produktif 10 tahun, SYD berarti 1+2+3+4+5+6+7+8+9+10 = 55.
Rumus:
D = ( W / SYD ) x ( C – R )
Simulasi:
D = (10/55)x(10,000,000-1,000,000)
D = 1,636,363
Pada tahun kedua, W menjadi 9 dan seterusnya.
4. Unit of Production Method
Metode ini memperhitungkan depresiasi berdasarkan dari unit yang dihasilkan aset tersebut. Unit produksi dapat menggunakan satuan waktu maupun jumlah.
Rumus:
D = ( C – R ) / Unit Produksi
Simulasi:
Aset pada contoh di atas misalnya menghasilkan 100,000 unit sampai tidak bisa digunakan. Perhitungan depresiasi setiap unitnya menjadi
D = (10,000,000-1,000,000) / 100,000
D = 90
Pada tahun pertama, aset menghasilkan 12,000 unit. Sehingga perhitungan depresiasinya menjadi:
D = 12,000 x 90
D = Rp 1,080,000
Depresiasi memiliki peranan penting dalam pembukuan dan penilaian perusahaan. Tidak hanya untuk menentukan penyusutan sebuah aset. Melainkan juga mengetahui berapa nilai aset atas produksi dan juga waktu produktif. Selain itu depresiasi juga berguna untuk mengatur keuangan perusahaan dengan perhitungan aset dari waktu produktif bukan sekaligus.
Setelah cara menghitung dan juga penjelasan untuk pengertian di atas, semoga sudah semakin memahami apa itu depresiasi.
Artikel Terkait
- Apa Itu Volatility?
- Apa Itu Komoditas?
- Cara Menghitung Cost per Unit
- Mengenal Apa Itu Total Cost, Marginal Cost dan Hubungannya
Demikianlah artikel tentang apa itu depresiasi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.