Siapa Itu IMF dan Apa Sepak Terjangnya di Dunia dan Indonesia
Nama IMF belakangan kerap kita dengar kembali setelah sekian lama, kiprahnya mulai kita dengar kembali setelah beberapa saat yang lalu terdengar kabar akan memberikan pinjaman ke Indonesia untuk mengatasi masalah pandemi Corona Virus. Sebenarnya, siapa itu IMF sebenarnya dan bagaimana sepak terjangnya di dunia internasional dan Indonesia?
International Monetary Fund (IMF)
International Monetary Fund (IMF) atau yang juga dikenal dengan sebutan Dana Moneter Internasional merupakan sebuah organisasi internasional yang bergerak di bidang keuangan dan pemberian pinjaman kepada negara-negara anggotanya. IMF sendiri memiliki beberapa tujuan, yakni untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi global dan stabilitas keuangan, mendorong tingkat perdagangan internasional, serta mengurangi kemiskinan.
Dibentuk sekitar tahun 1944 melalui Konferensi Bretton Woods, IMF kemudian secara resmi beroperasi di tahun 1945 dan memiliki 29 negara anggota. Sejak awal mula berdiri, IMF bertujuan ingin menata ulang kembali sistem dalam pembayaran internasional. Setiap negara anggota diharuskan untuk menyumbangkan sejumlah dana cadangan dengan memakai sistem kuota.
Dana tersebut kemudian bisa dipergunakan negara-negara lainnya yang tengah mengalami masa sulit dalam neraca pembayaran. Hingga tahun 2010, dana cadangan yang dimiliki IMF sudah mencapai sekitar SDR 476,8 miliar atau sekitar US$755,7 miliar setara dengan Rp6,73 kuadriliun jika dihitung dengan nilai tukar pada tahun tersebut.
Memahami Siapa Itu IMF
IMF merupakan sebuah organisasi internasional yang berbasis di Washington, DC, dan hingga saat ini telah memiliki anggota sekitar 189 negara anggota. Dan masing-masing negara memiliki perwakilan di dewan eksekutif IMF sesuai dengan kepentingan keuangannya. Sehingga negara-negara yang paling kuat secara ekonomi global tentu akan memiliki kekuatan suara yang paling banyak.
Di dalam situs web resminya, IMF menggambarkan misinya untuk mendorong kerja sama moneter global, mengamankan stabilitas keuangan, memfasilitasi perdagangan internasional, meningkatkan lapangan kerja yang terbuka lebar dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, serta mengurangi kemiskinan di seluruh dunia.
Alasannya ialah karena pasar modal swasta internasional yang kurang sempurna serta banyaknya negara yang tak mendapatkan akses dalam pasar keuangan. Pasar yang tidak sempurna serta pendanaan dalam neraca pembayaran jadi salah satu alasan untuk memberikan pendanaan resmi kepada negara peminjam.
Tanpa adanya pendanaan resmi, negara yang dimaksud bisa saja menerapkan sebuah kebijakan ekonomi yang kurang baik demi menutupi adanya ketidakseimbangan pada neraca pembayarannya. IMF menawarkan sejumlah sumber alternatif untuk mengatasi masalah keuangan.
Aktivitas utama IMF
Metode utama IMF dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut ialah dengan memantau pengembangan kapasitas dan pinjaman. IMF memberikan pinjaman kepada negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi untuk mencegah atau mengurangi krisis keuangan.
Setelah didirikan, IMF memiliki tiga fungsi utama yang sangat krusial berikut diantaranya.
- Melakukan pengawasan terhadap nilai tukar uang antarnegara.
- Mendukung pemerintah dalam mengelola nilai tukar mata uangnya sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
- Memberikan suntikan modal dalam jangka pendek untuk membantu pemulihan neraca pembayaran.
Bantuan tersebut bertujuan diklaim agar bisa membantu mencegah krisis ekonomi menyebar ke ranah internasional. IMF juga memiliki tujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi internasional setelah adanya pasca-Depresi Besar serta Perang Dunia II. Tak sampai di situ saja, IMF juga memberikan investasi modal agar mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi serta proyek pembangunan misalnya saja proyek infrastruktur.
Pasca 1971 sejak adanya penerapan sistem nilai tukar mengambang, peran IMF pun berubah total. Setelah itu, IMF pun mulai mendalami berbagai kebijakan ekonomi di negara-negara yang meminjam dana agar bisa mengetahui kondisi secara detai l di negara tersebut, terutama ketika terjadi kelangkaan modal dikarenakan adanya kebijakan ekonomi yang berubah.
Di samping itu, IMF juga merundingkan beberapa syarat pinjaman yang disesuaikan dengan kebijakan kondisionalitas, seperti yang ditetapkan pada tahun 1950-an. Yakni, sebuah negara yang memiliki pendapatan rendah dibolehkan untuk melakukan peminjaman dana dalam jangka konsesi, maknanya ada beberapa periode peminjaman yang tanpa dikenakan bunga, melalui fasilitas ECF (Extended Credit Facility), SCF (Standby Credit Facility), serta RCF (Rapid Credit Facility).
Pengawasan
IMF mengumpulkan sejumlah besar data tentang ekonomi nasional, perdagangan internasional, dan ekonomi global secara agregat. Serta menyediakan ramalan ekonomi yang diperbarui secara berkala di tingkat nasional maupun internasional. Prakiraan ini, kemudian diterbitkan dalam World Economic Outlook, disertai dengan diskusi panjang tentang pengaruh kebijakan fiskal, moneter, dan perdagangan terhadap prospek pertumbuhan dan stabilitas keuangan.
IMF sendiri memiliki tugas untuk mengawasi sistem keuangan internasional sekaligus memantau kondisi kebijakan ekonomi serta keuangan yang ada di negara-negara anggotanya. Aktivitas tersebut kemudian dengan istilah surveillance atau pengawasan. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memperkuat jalinan kerja sama internasional.
Pembangunan Kapasitas
IMF memberikan bantuan teknis, pelatihan, dan saran kebijakan kepada negara-negara anggota melalui program pengembangan kapasitasnya. Program-program ini mencakup pelatihan pengumpulan dan analisis data, yang dimasukkan ke dalam proyek IMF untuk memantau ekonomi nasional dan global.
Semenjak sistem yang berkenaan dengan nilai tukar tetap Bretton Woods diubah di awal 1970-an, peran IMF memang berubah. Namun hanya pada prosedur pengawasannya saja yang mengalami perubahan, tapi pada dasarnya tujuan organisasi tersebut tetaplah sama. Tugas yang semula hanya sebagai pengawal dalam sebuah kebijakan sekarang berubah menjadi pemantau kebijakan yang diambil oleh negara anggota.
Biasanya IMF akan melakukan analisis kelayakan dalam setiap kebijakan yang diambil oleh negara anggota berkaitan dengan ekonomi dan juga keuangan. Hal ini demi menciptakan adanya pertumbuhan ekonomi secara teratur, serta menilai pengaruh dari kebijakan tersebut terhadap negara-negara yang lain serta kondisi ekonomi global secara menyeluruh.
Sekitar tahun 1995 an, IMF mulai menetapkan adanya standar pembebasan data supaya negara anggota IMF bisa membuka data ekonomi serta keuangannya ke masyarakat secara umum. Alih-alih sebagai pengawas soal nilai tukar, IMF justru mulai berubah mengawasi seluruh kinerja dalam tatanan ekonomi makro di negara anggotanya. Peran IMF ini justru semakin besar dan melebar, pasalnya karena IMF tak hanya fokus terhadap nilai tukar saja namun juga pada arah kebijakan ekonomi.
IMCF (International Monetary Comitttee Found atau Komite Moneter dan Keuangan Internasional telah mengusulkan sebuah panduan standar untuk pembebasan data menjadi dua bagian, yakni GDDS atau General Data Dissemination Standard (Sistem Pembebasan Data Umum) dan SDDS atau Special Data Dissemination Standard (Standar Pembebasan Data Khusus).
Dewan Eksekutif kemudian menyetujui ketentuan dalam SDDS sekitar tahun 1996 dan GDDS sekitar tahun 1997. Selanjutnya beberapa perubahan pun juga dicantumkan dalam sebuah panduan “Guide to the General Data Dissemination System”.
Sebuah sistem yang ditujukan untuk statistikawan yang bertujuan demi memperbaiki berbagai macam aspek sistem statistik yang ada di negara anggota. Sistem tersebut menjadi bagian penting dari adanya kesepakatan yang tercantum dalam Tujuan Pembangunan Milenium serta rencana strategis Bank Dunia dalam melakukan pengentasan kemiskinan.
Pinjaman
IMF memberikan pinjaman dana kepada negara-negara yang mengalami kesulitan ekonomi untuk mencegah atau mengurangi krisis keuangan. Anggota berkontribusi memberikan dana untuk pinjaman tersebut ke organisasi berdasarkan sistem kuota. Total dana ini terkumpul hingga SDR 475 miliar (AS $ 645 miliar) pada September 2017. Aset IMF didenominasikan dalam hak penarikan khusus atau SDR, sejenis mata uang semu yang terdiri dari proporsi tertentu dari mata uang cadangan dunia.
Dalam memberikan pendanaan, pihak IMF tidak begitu saja memberikan pinjaman kepada sebuah negara yang mengajukan pinjaman. Ada sejumlah persyaratan atau kondisionalitas yang harus dipenuhi oleh negara peminjam. Dengan kata lain IMF membutuhkan jaminan dari pihak negara peminjam serta meminta pemerintah negara tersebut mencari bantuan agar dapat memperbaiki kondisi ketimpangan ekonomi makro yang terjadi di negaranya dengan mereformasi kebijakan.
Jika syarat-syarat yang diajukan oleh IMF tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pinjaman yang diajukan oleh negara peminjam tidak akan bisa cair. Menurut sejumlah pihak, kondisionalitas merupakan salah satu kebijakan dalam IMF yang sangat kontroversial.
Konsep tersebut diperkenalkan melalui keputusan yang diambil oleh Dewan Eksekutif sekitar tahun 1952, kemudian disertakan dalam sejumlah Pasal Perjanjian IMF. Persyaratan peminjaman sangat berkaitan dengan sejumlah teori ekonomi serta penerapan dalam mekanisme pelunasan utang.
Penyesuaian struktural
Salah satu jenis pinjaman yang diberikan oleh IMF ialah SAP atau Structural adjustment programme yang juga dikenal dengan program penyesuaian struktural. Pinjaman tersebut diberikan pada negara-negara yang berada dalam krisis ekonomi. Berikut beberapa syarat yang diberikan oleh IMF dalam program SAP.
- Pengetatan anggaran atau asuteritas,
- mengedepankan ekspor secara langsung serta ekstraksi dalam sumber daya,
- Devaluasi terhadap mata uang,
- Melakukan liberalisasi dalam perdagangan, atau menghapus hambatan impor serta ekspor,
- Memudahkan kestabilan investasi (terutama investasi asing secara langsung melalui pembukaan bursa saham di dalam negeri),
- Melakukan penyeimbangan anggaran,
- Menghapus adanya pengendalian harga serta subsidi negara,
- Divestasi sejumlah BUMN,
- Memberikan hak yang semakin luas pada investor asing di ranah perundang-undangan nasional,
- Mengubah tata kelola pemerintahan menjadi lebih baik dan menekan korupsi.
Beberapa syarat tersebut dikenal dengan Konsensus Washington. SAP sendiri memiliki tujuan untuk mengurangi kemungkinan adanya ketidakseimbangan fiskal di negara peminjam baik dalam jangka pendek maupun menengah serta menyiapkan perekonomian nasional untuk mendukung pertumbuhan dalam jangka panjang.
Sejarah IMF
IMF pada awalnya didirikan sekitar tahun 1945 sebagai bagian dari Perjanjian Bretton Woods, yang berusaha mendorong kerja sama keuangan internasional dengan memperkenalkan sistem mata uang yang dapat dipertukarkan dengan nilai tukar tetap. Dengan dolar yang dapat ditebus dengan emas sebesar $ 35 per ons. IMF mengawasi sistem ini, misalnya, suatu negara bebas menyesuaikan kembali nilai tukarnya hingga 10% di kedua arah, tetapi perubahan yang lebih besar membutuhkan izin IMF.
IMF juga bertindak sebagai penjaga gerbang, negara-negara tidak memenuhi syarat untuk menjadi anggota di Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) —pelopor Bank Dunia yang dibuat oleh perjanjian Bretton Woods untuk mendanai rekonstruksi Eropa setelah Perang Dunia II — kecuali mereka adalah anggota IMF.
Sejak sistem Bretton Woods runtuh pada 1970-an, IMF telah mempromosikan sistem nilai tukar mengambang. Hal ini berarti bahwa kekuatan pasar menentukan nilai mata uang relatif satu sama lain. Sistem ini yang terus ada dan berjalan sampai sekarang ini.
Kiprah IMF di Dunia dan di Indonesia
Tidak semua pihak merasa jika lembaga keuangan dunia IMF (International Monetary Fund) itu mampu memberikan kontribusi yang nyata tanpa ada embel-embel di belakangnya. Sebagaimana yang diungkapkan Herman Gref seorang CEO dari Russia’s Sberbank. Gref bahkan menyebutkan jika lembaga keuangan tersebut seharusnya sudah tak ada lagi.
Bankir yang sudah memimpin bank terbesar yang ada di Rusia tersebut sejak 2007 ini menilai, jika lembaga watchdog tersebut tak mampu mendapatkan kebutuhan reformasi mendasar. Sesuatu yang seharusnya telah lama didiskusikan, imbuh Gref.
Organisasi bertaraf internasional yang lain pun juga semestinya tak terlalu ketergantungan dengan lembaga ini. Pasalnya, IMF cuma bisa menawarkan cara yang ketinggalan jaman dalam menyelesaikan sebuah masalah yang kompleks.
Pernyataan Gref yang begitu keras bukan tanpa alasan. Pasalnya, Rusia sendiri pernah memiliki sejarah sendiri bersama IMF. Negara tersebut pernah memperoleh pinjaman dana dari lembaga keuangan internasional tersebut setelah keruntuhan Uni Soviet, dan di tengah kondisi perekonomian yang tak menentu.
Sekitar tahun 2000-an ketika Gref menjabat sebagai menteri ekonomi, IMF meminta Moskow umtuk meningkatkan biaya pajak yang pada saat itu sudah cukup tinggi, sekitar 41 % dari nilai gross domestic product.
Akibat dari tekanan tersebut, Moskow pun terlilit utang hingga miliaran dolar pada kreditor internasional. Akan tetapi, negara tersebut menolak apa yang direkomendasikan oleh IMF terutama yang terkait dengan pajak dan kemudian mulai membayarkan utang-utangnya.
Kemudian sekitar tahun 2005 atau tiga tahun sebelum jadwal pelunasan, Rusia pun berhasil mengembalikan dana pinjaman yang diberikan IMF. Setelah melunasi pembayaran yang terakhir sekitar USD$3 miliar lebih.
IMF sebetulnya dibentuk dengan tujuan agar mampu mendorong pertumbuhan serta kestabilan perekonomian global. Dengan jalan memberikan kebijakan, saran, hingga pinjaman dana pada negara anggota maupun negara berkembang. Hal tersebut bertujuan untuk membantu agar negara-negara anggota bisa mencapai kestabilan ekonomi secara makro serta mengurangi angka kemiskinan.
Namun sayangnya pinjaman yang diberikan baru bisa dicairkan apabila negara peminjam telah memenuhi berbagai syarat yang diberikan oleh IMF. Syarat-syarat tersebut yang kerap dinilai sangat merugikan bagi negara peminjam.
IMF selalu melakukan pemantauan terhadap perkembangan maupun kebijakan ekonomi serta keuangan dari semua negara anggotanya. Dalam tingkat global, IMF juga memberikan sejumlah saran dan masukan kebijakan pada seluruh negara anggotanya berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.
Misalnya saja, dalam program tinjuan tahunan mengenai ekonomi Jepang pada tahun 2000, Dewan Eksekutif di IMF bahkan telah memberikan himbauan secara serius kepada pemerintah Jepang agar melakukan berbagai upaya stimulasi pada pertumbuhan ekonomi. Melalui kebijakan mempertahankan tingkat suku bunga rendah, mendorong adanya restrukturisasi korporat serta perbankan, serta mengenalkan deregulasi serta persaingan.
IMF juga memberikan pujian pada pemerintah Meksiko atas manajemen ekonominya yang cukup bijaksana yang diambil di tahun 2000. IMF bahkan memberikan dukungan atas langkah-langkah yang diambil mengarah pada pemberlakuan secara berangsur tentang kebijakan target inflasi dan mengungkap sejumlah kekhawatiran mengenai kurang memadainya tingkat kapitalisasi pada sistem perbankan.
Dalam sebuah Ramalan Ekonomi Dunia di Musim Semi sekitar tahun 2001, IMF juga menyoroti sejumlah resiko atas adanya pelemahan pada pertumbuhan ekonomi secara global sehingga perlu pendekatan kebijakan yang proaktif agar bisa mendorong tumbuhnya permintaan ataupun reformasi secara struktural yang memiliki orientasi pada pertumbuhan.
IMF dan Indonesia
Sepertinya Indonesia harus bisa melupakan rasa sakit hatinya pada sepak terjang lembaga keuangan internasional IMF atau Dana Moneter Internasional di masa lalu. Bagaimana tidak merasa sakit hati, pasalnya lembaga keuangan internasional tersebut hampir saja menyeret perekonomian Indonesia ke dalam jurang kehancuran.
Hadir bagaikan dewa penyelamat di saat Indonesia mengalami krisis moneter yang serius sekitar tahun 1997 hingga 1998, IMF mengeluarkan sejumlah kebijakan yang mengesankan. Namun belakangan baru disadari jika semua kebijakan tersebut sangat keliru. Resep-resep yang diberikan IMF dinilai kurang pas dengan kondisi yang terjadi di Indonesia. Bak resep generik yang berikan secara umum untuk semua negara yang jadi pasiennya.
Misalnya saja kebijakan mengenai tingkat suku bunga yang tinggi, privatisasi, pengetatan anggaran, hingga liberalisasi di semua lini. Indonesia menjadi salah satu negara korban diagnosis yang keliru dari IMF. Setelah mendapatkan dana pinjaman dari IMF, selanjutnya Indonesia harus melakukan berbagai penyesuaian dalam kebijakan struktural melalui LoI atau letter of intent.
IMF bahkan menyarankan penutupan sejumlah bank strategis yang kemudian mengakibatkan efek bola salju, dan karena hal tersebut pemerintah harus melakukan rekapitalisasi sejumlah bank-bank hingga Rp 600 triliun melalui kebijakan BLBI atau Bantuan likuiditas Bank Indonesia.
Tak sampai di situ, negara dan juga rakyat Indonesia bahkan harus menanggung pembayaran bunga atas obligasi dari rekap tersebut hingga saat ini dan beberapa tahun mendatang. Indonesia bahkan juga dipaksa harus memprivatisasi beberapa BUMN strategis, menghapuskan monopoli BUMN yang seharusnya mengemban tugas penting dari negara, kemudian meliberalisasi berbagai lini di sektor perdagangan dan juga investasi, serta memperketat sejumlah anggaran.
Salah satu yang paling menyakitkan ialah beralihnya sejumlah aset perusahaan yang bagus milik Indonesia ke pihak asing dengan harga yang sangat miris. Dari beberapa kasus tersebut, IMF dituding menjadi representasi dari sejumlah perusahaan multinasional yang memang berambisi ingin menguasai sejumlah aset strategis yang ada di negara berkembang.
Sekitar tahun 2006, Indonesia telah menutup pengalaman kelamnya sebagai pasien dari IMF dengan melunasi semua sisa-sisa utang sekitar USD$ 7,8 miliar. Sebetulnya utang tersebut jatuh tempo pada tahun 2010 namun Indonesia mampu melunasinya lebih cepat, sehingga membuat jumlah yang harus dibayarkan menjadi lebih sedikit sehingga membuat devisa menjadi lebih kuat.
Kemudian sekitar enam tahun berlalu sekitar tahun 2012, Indonesia pun pernah menyuntikan dana pinjaman dengan pembelian obligasi dari IMF senilai USD$ 1 milliar. Hingga membuat Indonesia sedikit bisa mendongak dengan lebih bermartabat karena tak lagi menjadi negara debitur tapi juga merasakan menjadi kreditur.
Artikel Terkait
- Untung Rugi Refinancing Kredit
- Memahami Keajaiban Bunga Berbunga
- Apa Itu American Dream?
- Apa yang Akan Berbeda Setelah Adanya Corona Virus
Demikianlah artikel tentang siapa Itu IMF dan apa sepak terjangnya di dunia dan Indonesia, semoga bermanfaat bagi Anda semua.