Ternyata Ini Penyebab Harga Gandum Melonjak Tinggi
Kabar kenaikan harga gandum di pasar global cukup menggemparkan dunia. Pasalnya, selama 14 tahun terakhir ini, harga gandum relatif stabil dengan jumlah pasokan yang memadai. Pada Maret 2022, harga komoditas ini di pasar dunia mencapai US$ 335 per ton. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, lonjakan harga komoditas tersebut mencapai 46 persen. Kenaikan harga yang cukup fantastis.
Sebagaimana kita ketahui bahwa gandum merupakan komoditas yang memiliki peran penting dalam kaitannya dengan ketahanan pangan. Gandum menjadi salah satu bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Produk olahan gandum ini banyak sekali macamnya dan sangat familiar dengan kehidupan kita sehari-hari. Sebut saja, mie instan, sereal, aneka kue basah dan kering, roti dan cake, serta aneka gorengan.
Tak hanya untuk industri, ketersediaan gandum penting untuk kebutuhan rumah tangga. Oleh sebab itu, kenaikan harga gandum tentu akan mengganggu stabilitas produksi baik di industri maupun dapur rumah tangga.
Kebutuhan gandum di Indonesia
Komoditas gandum memang bukan merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, karena fungsi tersebut telah ‘disandang’ oleh beras. Meskipun demikian, gandum atau tepung terigu memiliki peran yang tidak kalah penting dengan beras, bahkan menjadi bahan pangan substitusi sekaligus pelengkap.
Indonesia yang beriklim tropis memang cocok untuk memproduksi beras, namun tidak untuk gandum. Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri, Indonesia harus impor dari luar negeri. Kebutuhan gandum nasional pada 2021 mencapai 8,9 juta ton, yang mana mengalami peningkatan sebesar 4,6 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan komoditas gandum di dalam negeri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Selain itu menunjukkan pula bahwa tingkat permintaan konsumen terhadap produk-produk olahan gandum ini juga mengalami kenaikan.
Penyebab tingginya kenaikan harga gandum
Perdagangan komoditas gandum di pasar dunia tidak mengalami masalah dan tetap stabil hingga meletusnya konflik antara Rusia dengan Ukraina. Baik Rusia maupun Ukraina merupakan negara penghasil gandum terbesar di dunia. Rusia menduduki peringkat ke-3 dengan produksi gandum mencapai 85 juta ton, sedangkan Ukraina berada di peringkat ke-8 dengan volume produksi gandum sebesar 24 juta ton. Kedua negara ini menjadi pemasok atau eksportir gandum ke berbagai negara termasuk Indonesia, dan memenuhi setidaknya 29 persen kebutuhan gandum di pasar global.
Stabilitas perdagangan gandum internasional mengalami guncangan sejak Rusia menyerang Ukraina dengan alasan menjaga dan mempertahankan keamanan nasionalnya. Dengan terlibatnya kedua negara tersebut dalam konflik, praktis produksi gandum dari kedua negara terutama dari Ukraina mengalami masalah. Ukraina diprediksi tidak akan melakukan panen selama satu tahun, bahkan kemungkinan beberapa tahun ke depan, sebab petaninya tidak menanam gandum akibat konflik tersebut.
Penutupan pelabuhan di Ukraina selama berlangsungnya konflik juga turut andil atas terjadinya gangguan pasokan. Sebab perdagangan gandum terhambat bahkan tidak ada aktivitas perdagangan sama sekali. Tak hanya itu, adanya sanksi Barat dan Eropa terhadap Rusia, menyebabkan produsen enggan untuk memperdagangkan gandum Rusia.
Konflik antara Rusia dengan Ukraina ini berdampak pada berkurangnya sumbangsih pasokan gandum dari kedua negara di pasar interrnasional. Akibatnya, rantai pasokan gandum dunia dari kedua negara terganggu, sehingga jumlah pasokan berkurang, bahkan mengalami kelangkaan. Kondisi ini menimbulkan efek domino pada kenaikan harga gandum di pasar global.
Solusi atas terhambatnya rantai pasokan gandum akibat konflik Rusia dengan Ukraina
Terganggunya rantai pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina menimbulkan kelangkaan komoditas pangan ini di pasar internasional. Dampak konflik Rusia dengan Ukraina terkait dengan melonjaknya harga gandum juga berimbas ke Indonesia. Benar saja, sebab Rusia dan Ukraina menjadi dua negara pemasok gandum terbesar di Indonesia. Dari total kebutuhan gandum nasional, sebanyak 2,9 juta ton dipasok dari Rusia, dan 2,8 juta ton dipenuhi dari Ukraina. Praktis, gangguan pasokan gandum dari kedua negara tersebut telah mengurangi sekitar 5,7 juta ton kebutuhan gandum di dalam negeri.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) dituntut untuk menjaga pasokan gandum nasional tetap aman. Sebab itu, Kemendag perlu mencari pemasok gandum dari negara lain sebagai alternatif agar kebutuhan nasional tetap terpenuhi. Dalam hal ini, Kemendag telah menjalin kerja sama dengan pemasok gandum dari Australia, Amerika Serikat, China, dan India melalui penandatanganan kontrak jangka panjang guna memastikan pasokan dan harga gandum tetap stabil.
Selain berusaha mencari pemasok gandum dari negara lain, Kemendag juga mengimbau kepada para pelaku bisnis dan industri pangan berbahan dasar gandum baik skala kecil, menengah, maupun besar untuk menggunakan bahan pangan alternatif sebagai pengganti gandum. Misalnya dengan memanfaatkan tepung beras dan jagung untuk memproduksi suatu produk makanan yang tidak kalah lezat. Anjuran menggunakan bahan pangan alternatif tersebut untuk mengantisipasi ketergantungan dan keterbatasan pasokan gandum impor dari Rusia dan Ukraina ini.
Sebenarnya baik Rusia maupun Ukraina bukan satu-satunya negara pemasok gandum di Indonesia. Kebutuhan gandum dalam negeri Indonesia juga dipenuhi dari negara-negara lain seperti Australia, Kanada, Argentina, Amerika Serikat, dan India. Pemerintah terus berusaha mencari negara-negara pemasok gandum lainnya. Namun sayang, adanya pembatasan perjalanan masuk yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai dampak dari pandemi Covid-19 menjadi kendala bagi pemerintah untuk melakukan audit atau verifikasi ke negara yang dipilih sebagai pemasok gandum dalam negeri.
Artikel Terkait
- Dampak Invasi Rusia ke Ukraina pada Kondisi Perekonomian Dunia
- Penyebab Krisis Energi di Inggris
- Penyebab Kenaikan Harga Batubara
- Apa Itu Buffer Stock, Kegunaan dan Cara Menghitungnya
Demikianlah artikel tentang penyebab harga gandum naik, semoga bermanfaat bagi Anda semua.